One Fine Day - A Note From The Past


one fine day
you'll look at me
and then you'll know our love was
meant to be

one fine day
you're gonna want me
for your girl, oh yeah

the arms I long for
will open wide
and you'll be proud to have me
right by your side

one fine day
you're gonna want me
for your girl

though i know you're
kind of a boy
who only wants to run around

i'll keep waiting
and someday, darling
you'll come to me
when you want to settle down

one fine day
we'll meet once more
and then you'll want the love you
threw away before

one fine day
you're gonna want me
and one fine day
you're gonna want me
and one fine day
you're gonna want me
for your girl

You want to hear this song? Download it here


Gue gak jago ngebedah lirik. Tapi, gue bisa baca dan gue ngerti bahasa Inggris. This song meant a lot for me. Terserah deh, lu mau bilang gue sok mellow ato apapun. If I become a singer and a songwriter…this is the kind of song and lyric that I will make and I will sing it from the bottom of my heart.

A song about love and hope, that simple. Hope that I will find so
meone who will care for me like the way I want. Someone who will cuddle me into sleep, put me on a blanket in the middle of the night when I feel cold then hug me real tight and warm. Someone who will love me and cherish me for good. Someone who shares the same dream. But, then this someone threw me out of their life.

Gue denger lagu ini untuk pertama kalinya waktu nonton film One Fine Day di bioskop (sendirian pastinya!). Lagu ini jadi lagu openingnya. By the time I finished watching this movie, gue langsung beli soundtracknya. Then again emang ini kebiasaan gue setelah nonton film yang gue suka banget biasanya. Listen and listen, trus lama-lama gue jadi suka banget ama lagu ini.

Somehow saking seringnya gue denger lagu ini, gue jadi ngerasa kena tulah dari lagu ini. Taken for granted. Hehehe…gue rasanya makin expertise di area ini.

Mungkin salah gue juga yang terlalu gampang fall in love dari dulu. You see…this is my bad habit and I think it’s a curse that runs in my family. When I love someone, which is so easy to make me love someone, this particular someone already have all of my heart. And it’s easy to make me die (hyperbolically), just say goodbye to me and then you fulfilled the task. Karena kebiasaan itu pulalah yang akhirnya ngebuat gue jadi taken for granted oleh siapapun. Tipikal manusia yang habis manis sepah dibuang, that’s who I am. Hehehe….

Gak pernah gampang waktu lu fall in love. Bahkan waktu saat-saat lu nyangkal kalo lagi fall in love. Lu gak akan pernah tau kapan bakal jatuh cinta. Lebih sakit lagi waktu lu jatuh cinta dan lu mengira udah ketemu ama orang yang lu pikir punya semua yang bisa lu impiin. Rasanya kayak it’s too good to be true. From that experience, gue belajar satu hal yang baru. There’s no such thing as perfect.

Yes. I once met this kind of person. Seseorang yang gue rasa bisa jadi someone that I will spend the rest of my life with. Seseorang yang gue rasa dia punya mimpi dan keinginan yang sama kayak gue. Seseorang yang buat gue sempurna. Tapi, dia punya kekurangan. Kekurangannya adalah dia gak punya kekurangan. But, I once said, kalo misalnya things just doesn’t work between two persons, just say it. Don’t run and hide. And I respect this person for doing so. It hurts like hell. But, I would prefer that way and become friend. Rather than run and hide with no further explanations. Whether we will become friends afterwards, I can’t tell. It is what I want. But, one can not force somebody to become friends. Maybe the relationship was way too hurt to remember. Besides time heals.

So,
It was one fine day. One fine day. Really, one fine day. I want to say that I’m willing to wait for you. But, I am also afraid if I will make the endless waiting. Though I don’t mind to wait. What is time when you have the chance for eternity?

Maybe it is my fate to be alone with my dream. Then again no one asked what my dream is, until this person came along and asked me the question.

Then…it’s all gone just by minutes. It’s been a while since I felt that way. The feeling of being struck by a million of spears.

It’s all in the past. That one fine day is in the past.

I can’t and I don’t want to fall in love again (for now and for quite sometime).


PS. I don’t even know what I am writing about. So, please whoever read this article, please ignore it.
A sound from the past. A scream in silence. A tear that fall in the depth of darkness. Let me be alone.




Age Equals Maturity ???


Umur.
Seberapa penting sih peran umur untuk kedewasaan seseorang?

Semakin berumur seseorang, jelas pengalaman hidup seseorang jauh lebih banyak dibanding orang yang lebih muda umurnya. Tapi, gue gak bisa menerima konsep bahwa seseorang yang umurnya mungkin lebih muda lantas dianggap gak dewasa. A little bit unfair ya?

Once my friend said to me,
“Age is only a matter of numbers. Being mature is all about choice”

Kasarnya dalam bahasa Indonesia,
“Jadi tua itu pasti. Jadi dewasa itu pilihan”

Banyak orang yang gue temuin masih berpendapat bahwa orang yang berumur under 20 or under 25, belum berpikiran dewasa ato bertindak dewasa. Okay…can’t deny that. Maybe some of us still young at heart and mind. Tapi, at least akan ada sesuatu yang bisa kita pelajarin dari yang lebih muda. Then again learning process gak bisa berhenti hanya di sekolah dan orang-orang yang lebih berpengalaman kan? You can learn from anything in life.

In a relationship, juga gue rasa gak beda jauh. Masih banyak orang yang ogah pacaran ama yang lebih muda. Kecuali orangnya emang punya physical attraction yang amat sangat, so it is hard to resist to say no.

Kenapa males pacaran ama yang lebih muda? Hehehe…mostly kalo gue rangkum kurang lebih karena :
Gampang ngambek.
Rasanya capek ya kalo punya pacar yang gampang ngambek. Kalo ngambeknya bercanda sih ndak papa. Tapi, kalo udah mulai ngambek2 gak penting kan males bener.

Gampang curigaan dan parnoan.
Nah ini neh yang paling ngeselin. Curigaan kalo sms gak dibales, curigaan kalo pacarnya gak nelpon seharian. Boo…kalo pacar lu kerjanya jadi marketing director salah satu FMCG besar, understandable kalo dia gak bisa available untuk setiap saat dunks.

Money boy/girl.
Need I say more? Cowok matre/ cewek matre…ke laut aja.

Out of nowhere, bisa-bisanya sms “Koq gak ada kabar? Kamu marah ya?”
Hampir mirip ama alesan yang di atas. Kadang kan kita gak bisa ya langsung bales sms begitu kita terima sms dari pasangan kita. Tapi, kalo misalnya emang lagi berhalangan ya…jangan lupa untuk nelpon balik ato sms balik ke si pasangan bersangkutan.

Dugem.
Susah neh…kalo pasangan gue demennya masih dugem. Sedangkan gue lebih suka tinggal di rumah, cooking together, watching DVDs and small stuffs.

Masih demen lirik kanan-lirik kiri.
Yah, susah juga sih kalo ini. Udah tipikal kalo liat barang bagus susah ditolak. Selama inget aja…lu udah punya partner lho. Hehehehe…


Apapun alesannya, kedewasaan adalah sesuatu yang gak bisa dinilai dari umur. Banyak orang yang gue temuin, yang umurnya jauh lebih tua dari gue, malah berpikiran picik, egois dan childish.

If you are an adult, maka seharusnya sudah layak dan sepantasnya untuk bisa menerima dengan pikiran yang terbuka bahwa setiap orang punya tingkat kedewasaan yang berbeda-beda. When you find someone that less mature than you…then it is your duty to help them grow it. If they do not want to be help, then at least you’ve tried and you’ve understand them.

Di Advertising. COOL? Masa? Really?


Sebuah percakapan :
A : Kerja di mana?
B : Di advertising.
A : Really? Cool.

I mean what’s so cool working in advertising?

Lembur terus.

Jam kerja yang gak pasti (so much for 8 to 5 theory!!!).
Bikin presentasi campaign yang akhirnya gak akan dipake oleh klien though they might like it and they’ll love your office more with some addition they’ll love you only if they knew that it is you who stood up all night thinking and making that presentation.

Gaji yang oke.
Emang sih…to a certain point gaji emang termasuk kategori oke punya. Tapi, for how long sih? Awal-awalnya emang mungkin gajinya berasa gede…lama-kelamaan setelah dipikir-pikir dengan pola kerja yang sedemikian beratnya, koq rasanya gak worthed ya? Abis-abisan kerja untuk perusahaan, trus gak ada apresiasi dari company untuk karyawannya. Kerja untuk aktualisasi diri, untuk pencapaian diri sendiri? Oke…still tapinya sampai kapan?

Bisa belajar untuk bikin iklan yang bagus.
Halah boooooo…hari gini ilmu emang mahal harganya. Dari pengalaman gue yang emang baru seumur jagung, gue tau lah ketemu ama creative director yang terkenal gak ada jaminan bahwa lu bisa belajar untuk bikin iklan yang bagus. Palingan mereka cuman bisa bilang “Ini jelek.”, “Ini bagus.” Dan bla..bla..bla…lainnya. Secara kalo mereka mau nge-share ilmunya bisa-bisa orang yang diajarin lebih bagus dari dia dan malah dianya keilangan pasar yang butuh kemampuannya dia dunk.
Iklan yang bagus pun gak harus keluar dari sebuah agency. Ibu Dibyo yang tukang jualan tiket malah gak perlu beriklan sama sekali, udah bisa terkenal seantero Jakarta.

Kan bisa menang award, booooo!!!!!
Udah banyak koq award-award yang bisa diikuti perseorangan. Lagian begitu lu menang award ya that’s it. Emang secara harga jual mungkin lu bisa matok harga yang lebih mahal. Tapi, lantas apa? Kalo mahal juga, akhirnya belum tentu ada yang mau kan hire lu. It’s all about networking. If you have the network, then you have it all. Belum lagi kalo lu sombong karena udah menang award…gue sih males ya bow kerja ama orang yang gak membumi biar sehebat apapun orang itu.

Bukannya kerja di advertising asik ya? Have fun, go mad every single day.
Iya sih…trus sampe kapan lu mau begitu? Masih mau lu, waktu umur lu udah mid-30’s dan lu masih hang-out di tempat-tempat dugem? Duh saatnya malu ama umur. Lagian juga itu asiknya cuman pas malem weekend ato malem acara-acara anugerah-anugerahan yang lama kelamaan gue yakin pasti bakalan jadi basi.

Ih hebat lho dia kan yang bikin iklan ini-itu….(pengen jadi selebritis!!!!)
Bo…pulang ke rumah trus tanya deh bo ama orang rumah. Kenal gak ama yang namanya David Ogilvy ato Fajar Rusli ato Roy Wisnu ato Ronald Wong…..bo gue yakin taruhan 1 milyar untuk jawaban mereka pasti “Siapa tuh?”. Mau terkenal? Mending ikutan Indonesian Idol. Nista, nista deh…tapi jij terkenal. Masuk tipi lagi. Hehehehe….
Mungkin memang kerja di advertising agency tuh keren. Gue pun mengakui itu. Tapi, that’s it. Nothing more. Orang-orang di agency gak ada bedanya ama karyawan kantoran biasa koq. Malah mungkin buat gue, orang agency adalah orang-orang yang bisa-bisa malah keilangan hidup pribadinya hanya karena klien, brand dan kantornya sendiri.


Kenapa gue bisa mikir kayak begitu? Waktu gue ada di kantor gue yang terakhir…gue tiba-tiba bertanya iseng-iseng, “Waktu yang gue abisin di dalam satu hari hidup gue, lebih banyak untuk urusan kantor ato urusan rumah ya bo?”. Setelah diitung-itung, rasanya setengah dari hidup gue waktu itu abis untuk kerjaan. Dan koq rasanya udah gak sehat ya booooo…

Bukannya harusnya bisa balance ya? Work hard, play hard. Tapi, to some extent rasanya idup kita abis untuk kerja. Temen-temen gue akhirnya yang pada menikah pun mayoritas meninggalkan dunia advertising. Gue yakin pasti mereka juga pada kangen dengan hiruk-pikuknya dunia advertising. Tapi, I think sometime it is better to miss it rather than go back into pit of shit.

Gak mau dunk…hidup 30 tahun dan masih single, susah nyari pacar pula. Sampe-sampe begitu ketemu someone special….keburu takut ditinggalin, keburu takut dikecewain…..hehehehe.

Yes, I know someone like that. And she is my best friend yang sangat sulit gue yakinkan untuk go out and get married.

Last word…working in advertising agency is not as cool as you think.

Finito!!!


Selalu saja kau dapat membuatku maafkan salahmu.
Dan kini kau ulangi lagi salahmu yang itu-itu saja.
Kecewa ku dibuatmu.
Terluka karena sifatmu.
Dan kini ku tak mampu bertahan lagi.
Kuakui dirimu pernah berarti.
Dan memang hidupku hampa tanpamu.
Namun lebih baik kusendiri.

Simpan saja rasa di hatimu
Sudah lupakan.
Hasratku tak lagi untuk saling bercinta.
Sudah sampai di sini.

Dalem ya boooo….teriakan, jeritan serta rintihan hati gue neh. HUAHAHAHA…
Lagu ini adalah lagu yang pertama kali setelah sekian lama gue puter di iTunes dan direpeat terus menerus. Sampe temen-temen kantor gue pada teriak “BOSEN!!!”.

Eh, sorry dunk. Speker, spekernya gue. Musik, musiknya gue. Dan gue kan lagi galau. Toh gue juga gak nyetel sekenceng-kenceng soundrenaline.

Pertama kali denger sih di La Piazza, Kelapa Gading minggu lalu. Trus lagu ini punya tune yang very catchy and easy listening. Ditambah lagi penyanyinya cukup fresh dan enak untuk diliat. Personil bandnya juga cukup hip. More or less kayak Maliq n D’Essentials.

Gue gak ngerti kenapa gue suka ama lagu ini. Pokoknya begitu gue dapet MP3 lagu ini dari Jo, langsung deh jadi rating tertinggi di iTunes gue.

Mungkin gue suka lagu ini karena liriknya. Kayaknya gue banget. HAHAHA… Gue mengakui sih, mungkin memang mirip ama love life gue. Cuman bedanya gue gak pernah berani untuk bilang ‘Sudah sampai di sini!’. No matter how hard it is. Karena once I love somebody, it will be for good. Gue gak pernah ada niat untuk ninggalin seseorang. Kecuali itu emang keinginannya dia ato dia memang melakukan sesuatu sehingga membuat gue berpikir bahwa sudah saatnya mengucapkan ‘Sudah sampai di sini!’.

Dulu...ketika gue masih polos (wakakakak….YEAH RIGHT!!!) dan gue suka sama seseorang namun gak terbalas, gue sempet kecewa. Bukan karena ditolak. Tapi lebih karena gak ada kabar sama sekali dari pihak yang satu itu. Gue lebih baik menerima penolakan di depan muka gue daripada gue ditolak dengan cara dihindarin tanpa ada kabar apapun.

Gue yakin bahwa banyak orang di luar sana yang mengalami kejadian yang sama seperti yang gue alamin. Bahkan mungkin tanpa sadar kita juga berbuat hal yang sama terhadap orang lain, termasuk gue. Tapi, semenjak gue sadar akan hal itu dan sakitnya dibegitukan, gue gak mau lagi melakukan itu. Kalo ada orang yang ngajak kenalan, dengan senang hati gue akan nerima. Kalo misalnya ternyata dia mengharapkan hal yang lebih dari hubungan itu, gue akan bilang hal yang sebenernya kalo gue gak suka ama dia. Dan when I do that, please bare with it. Bukan berarti gue gak mau jadi temen lu kan? Be an adult and be mature here.