Life : There's More Than Meets The Eyes - A Tribute to Na

Saya sadar sepenuhnya kalo diri saya bukan manusia yang sempurna. Saya juga yakin tidak ada manusia yang sempurna di muka bumi ini. Karena itulah yang di atas menciptakan kita tidak sendirian. Supaya kita bisa saling membantu satu sama lain, mengisi kekosongan dan saling melengkapi.

Apa yang kita ketahui, mungkin tidak diketahui orang lain. Apa yang orang lain ketahui, mungkin tidak kita ketahui. Semua harus berjalan dengan seimbang. Setidaknya itu yang saya percaya selama ini. Terutama when it comes to a relationship. Having one person being dominant in a relationship is natural. When one person becomes the head, then another one should be the neck. They have their own function but yet, they complement each other.

Tapi, seperti semua bentuk hubungan...adakalanya terjadi perpisahan. Seringnya, perpisahan dianggap sebagai musibah, tragedi atau kejamnya nasib (hayahhhh....).

Dulu saya mungkin akan menjadi orang yang merasa dunia seketika runtuh saat berpisah. Tapi, manusia harus berkembang seiring waktu. Dia harus evolve menjadi orang yang (insyallah) lebih baik dengan segala pengalaman hidup yang telah dijalani seseorang.

Kalo misalnya dilihat dari sudut yang berbeda, bisa jadi sebuah perpisahan merupakan pelajaran berharga yang menyamar. Mungkin itu merupakan jawaban, di luar rasa sakit, sedih dan pahit yang ikut bersamanya. Lagi-lagi waktulah yang akhirnya bisa membuat kita mengerti itu semua. Jadi jika ada pepatah yang bilang "time heals".....itulah makna sebenarnya.

Banyak orang yang merasa perpisahan sebagai musibah. Padahal kalo diliat dari sudut yang berbeda, semua peristiwa buruk yang terjadi di dalam hidup kita hanya sebuah packaging aja koq. Di dalam packaging itu ada sesuatu yang lebih berharga jika mau kita resapi, rasakan dan hayati. Perpisahan kadang bisa jadi merupakan sebuah jawaban. Sepahit-pahitnya, perpisahan memberikan ruang spasial baru untuk melihat segala sesuatunya dari sudut yang berbeda. Membuat kita menyadari bahwa there's more in life than meets the eye. Modalnya tinggal sabar ama waktu.

Setiap dari kita menyukai perjumpaan. Selalu ada harapan baru dan segar yang muncul dari sebuah perjumpaan dengan seseorang.Tapi seringnya kita tidak menyongsong perpisahan dengan sikap yang sama. jika kita kilas ke belakang, adakah perpisahan yang masih kita sesalkan? Dan dari segala perpisahan yang terjadi dalam hidup kita, berapakah di antaranya yang sudah menerbitkan pelajaran atau hikmah yang indah? Sepotong kata “selamat tinggal” atau “putus” kadang menjadi pil pahit yang amat kita hindari. Namun ibarat sebutir obat yang kita minum saat sakit, justru lewat kegetiranlah kita belajar menanggulangi sesuatu. Hati kita semakin kuat. Perjalanan hidup semakin bermakna. Dan, saya percaya, segala sesuatu dalam hidup ini tidak pernah ada yang sia-sia.

Sing sabar ya, na!

Good Bye B2686JH

Setiap pertemuan pasti akan ada perpisahan.
Dan tadi malam
saya secara resmi berpisah dengan teman lama. Walaupun saya ndak berharap untuk selamanya...tapi sepertinya saya ndak akan ketemu dia lagi.

Dia udah nemenin saya selama kurang lebih 4 tahun terakhir. Dia selalu ada saat saya seneng, sedih atau hanya sekedar untuk nemenin saya. Dia ndak pernah ngeluh, ndak pernah judgmental, ndak pernah marah atau ngambek ama saya.

Dia menjadi saksi hidup saya, sewaktu saya lagi sedih karena patah hati. Waktu saya bingung dan ndak ngerti harus ngapain saat ditinggal ngambek oleh seorang teman sehingga harus pulang subuh-subuh dari luar kota dan menghabiskan waktu yang cukup lama dalam perjalanan saya. Dia juga selalu nemenin saya sewaktu interview kerja. Temen yang selalu bisa diajak makan bareng di mana saja. Hehehehe.....

Tadi malam, saya berdiri di depan teras kamar dan ngeliat dia berdiri sendirian di luar rumah. terkena embun dan dinginnya malam. Terenyuh euy ngeliatnya. Sedih karena harus melepasnya. Saya kemudian memutuskan untuk membawanya berjalan untuk terakhir kalinya.

Teman ini memang hanya sebuah mobil.
Saya juga ndak ngarep sing mbaca post ini akan paham perasaan saya ini. Tapi, histori yang saya alami dengan mobil ini......hard to tell, hard to forget. Setiap kali saya mengendarai sebuah kendaraan, entah itu motor atau mobil, mereka selalu menjadi bagian dari diri saya. Begitulah hal nya yang saya alamin dengan mobil ini.



Penyesalan memang selalu dateng belakangan. Saya mengakui kalo saya bukanlah pemilik mobil yang dengan telaten dalam perawatan mobil. Tapi, saya selalu berusaha menjaga mobil saya dalam kondisi prima. :-)
Saya menyesal karena ndak pernah ngasih extra attention untuk si hitam.

Si hitam ini, adalah mobil yang ndak pernah mbuat saya kesulitan. Malah yang ada saya yang selalu menyulitkan dia. :-) Tapi, yah...
dia selalu setia untuk nemenin saya. Dan saya berterima kasih untuk itu.

Kejadian ini memang konyol...tapi begitulah lucunya hidup.
Kadang realiti itu lebih fiksi dari cerita fiksi itu sendiri. Dan kalian mendapatkan orang yang menitikkan air matanya demi sebuah mobil dan ngucapin salam perpisahan di hari terakhirnya bersama.



Makasih!
Thank you for your presence all this time, B 2686 JH. You'll be missed...a lot.

Keep On Writing : Chase For A Dream


Seorang teman, hari ini mengirimkan sebuah sms. Sebuah sms yang berisikan sebuah kutipan dari Pramudya Ananta Toer. Intinya kurang lebih seperti ini :
Tulis, tulis dan teruslah menulis. Biarpun tidak ada yang membaca, tidak disukai atau apapun. Tapi, tulislah niscaya akan berguna kelak.

Saya memang suka menulis. Walaupun saya bukanlah seorang Pramudya, bukanlah seorang Dewi Lestari, bukanlah seorang Andrea Hirata. Saya hanyalah seorang Dandy Widiarko. Seseorang yang bekerja sebagai karyawan tiap harinya. Tapi, setelah dipikir-pikir lagi, dulu orang-orang itu juga seperti saya. Seorang biasa. Mereka berani mengejar mimpi mereka sendiri. Satu hal yang belum bisa saya lakukan. Setidaknya belum dan bukannya tidak.

Saya punya banyak mimpi yang ingin saya wujudkan. Dan saya yakin jika saya bukanlah satu-satunya yang menginginkan itu.
Saya paham sepenuhnya jika mewujudkan sebuah mimpi dibutuhkan kerja keras. Bukan sekedar mengharapkan keberuntungan semata.

Saya tidak pernah sekalipun menyadari sampai saya membaca sms teman saya itu, bahwa kelak suatu hari tulisan saya akan berguna. Dulu (bahkan hingga saat ini) saya selalu berpikir jika tulisan saya tidaklah lebih dari sekedar tulisan sebuah mata kuliah yang berjudul Life 101. Tidak pernah terpikirkan bahwa sedikit banyak tulisan-tulisan saya sendiri mulai mempengaruhi diri saya. Saya mempelajari bagaimana menempatkan diri dalam sepatu orang lain dan saya belajar untuk bisa melihat kembali ke belakang. Saya juga menyadari sedikit banyak tulisan saya juga mempengaruhi orang lain dalam hal yang positif (saya harap demikian).

Intinya...apapun yang kita lakukan, kelas suatu hari akan berbuah hasilnya. Klise? Yup. Saya sependapat. Tapi, begitulah adanya. Satu langkah kecil adalah awal dari sebuah karya yang besar.

Thank's 2 You


Konon katanya yang namanya kematian itu datangnya bak maling di tengah malam. No one knows when it will come.

There's nothing going on but, gue pengen sesekali menuliskan ucapan terima kasih kepada orang-orang di sekitar gue. Karena like I said before, no one knows what will happen in the future. It is my sign of gratitude towards the peoples I love. Orang-orang yang pernah hadir dan selalu hadir selama hidup gue.

Terkadang ucapan terima kasih adalah satu hal kecil yang seringkali kita lupakan esensi maupun efeknya. Hal kecil ini kadang bisa membawa satu perubahan dalam hidup kita sehari-hari. Harusnya perubahan itu, semoga saja, selalu mengarah ke arah yang baik ya.

Mungkin dari sekian banyak nama yang akan tertulis, tentunya akan ada satu atau dua orang yang tertinggal. Untuk itu gue mohon maaf, tapi please do realize eksistensi kalian sama berharganya karena kalian telah hadir di dalam hidup gue. Kalian telah hadir dengan segala tawa dan tangis, semua cerita yang telah kita jalani dan telah kita bagi.

Thank's to :


Me mom, thank you for being there all the time. Thank you for being so understanding. Thank you for everything. There's nothing I can do in this world to repay for what you've done for me.

<-fia, you really are my other pea in a pod. What else I can say? You're the best friend I've ever had.



Bimo Wikantiyoso. Seorang sahabat dan sebuah persahabatan yang aneh!
Thank you untuk 12 tahun persahabatan yang sudah terjalin! Gila ya....12 tahun! 12 tahun persahabatan yang mayoritas disponsorin ama operator seluler dan TELKOM!
Thank you for always be there for me, man!

Andini Darmadi & Holson Adi. Sahabat yang melengkapi 4 sekawan SMP PL (Dendol, Bimo, Andini dan Holsoooonnnn). Terima kasih atas persahabatan yang menakjubkan. Persahabatan yang gak bisa diomongin lewat kata-kata. Gue selalu menunggu dan gak pernah lupa saat-saat kita ketemuan ber-4. It is the moment that I've always wait for.

Danny, Erry, Errol dan Ira. Thank you karena telah menjadi rekan sekerja yang menyenangkan. Karena kalian, kerjaan berat menjadi ringan. Terima kasih atas segala tawa yang telah kalian ciptakan sampai detik ini. Mohon dimaafkan atas segala kesalahan sikap maupun perilaku gue yang mungkin tidak berkenan.
Specifically to
Danny : Thank's for all the stupidity and sillyness you've created. By far, you're my greatest colleague ever; Erry : Know this charming guy only for a while but yet thank's for the help you've given me. Without you, I might be end up in the hospital every week. You are my soft pillow cushion towards client's attack; Errol : Thank's for the trick and tips. Lu masih ngutang ama gue untuk ngaturin diet gue pokoknya. Thank's atas info kaskusnya juga; Ira : Thank's for being such a nice boss. You're really one of a kind. I thought I would be alone handling this particular brand. Now, you're here....I feel relieved.

Alice, Bayu, Ari, Evan dan Ade. Terima kasih karena kalian telah menjadi rekan kerja kreatif yang mengagumkan! Gue gak pernah merasakan kerjasama se-solid ini selama gue bekerja dimanapun! Buat gue Publicis adalah kalian dan kalian adalah Publicis.



^Angy Rasidy!^
What can I say? Manusia yang satu ini adalah
mercu suar gaul gue. Tanpa dia gue bakal jadi katak dalam tempurung di dunia pergaulan se-Jakarta. Terima kasih karena telah menjadi telinga yang siap diganggu setiap saat. Terima kasih karena selalu bersedia untuk dilecehkan senantiasa.


Raka dan Riki (mohon dicatat ini sepertinya gak berhubungan dengan Nakula dan Sadewa). Duo sahabat yang serupa tapi tak sama. Soalnya Raka cenderung tinggi ideal sedangkan Riki cenderung....yah....gitu lah (lawannya tinggi kira-kira apaan? Nah, itulah jawabannya). Terlepas dari kalian telat ngucapin gue ulang tahun di 2008 ini, tapi terima kasih karena udah jadi sohib yang paling top. Nyelain kalian adalah hal yang selalu bisa membuat gue tertawa. Setidaknya sampai AFTA tiba, gue akan terus nyelain kalian. Love you, guys.

<- Rika Kinta, like it or not, you have become my inspiration lately. Though we rarely meet but you've triggered my nerve to reach my dream. I thank you for that.

Indra H, thank you for being my friend in debate. Thank you for introducing Rika into me life.

Nanda S, thank you for everything. Without you realizing it, somehow my life has changed since I met you. Miss the old days. Sorry for always stood my promise towards you.

Moza Sukandar, Ria Rachman, Rezamora, Thyas, Adit Gendut, Iwana a.k.a Nensi 1, Mbak Ungs dan semua rekan kerja di Publicis lainnya....what can I say? Publicis bukanlah Publicis tanpa lu semua. Masa kayak gitu gak patut disyukurin? THANK YOU!!!!!

Bajaj Pulsar 180 DTS-i ku yang berwarna merah dan ber-nopol B6138S**. Masa aku melupakan dirimu? Terima kasih karena selalu siap sedia mengantarkan gue ke Gedung Samudera setiap Senin sampe Jumat tanpa keluhan sedikit pun dalam menerjang panas dan hujan!

Fadil, tetangga beda kecamatan! Hehehe....gak pernah basi kalo nongkrong ama lu. Terima kasih karena udah jadi temen nongkrong yang menyenangkan! Selalu aja ada topik baru buat dibicarain.

Bertrand Moeis, "pemilik" Kafe Regal! Terima kasih karena selalu menyediakan oase waktu lagi bosen jalan di PIM! Cepetan kelarin Co-Ass nya deh! Jadi gue bisa minta buatin surat dokter ama lu!


.....who else I missed?

Like I said in my first line of this article.
Terlalu banyak orang yang gue sayang. Terlalu banyak sampai gue yakin 100% kalo gue tulis semua dan apa yang telah mereka perbuat buat gue, halaman Blogger gak akan mampu meng-comprehend semua rasa apresiasi dan terima kasih gue terhadap orang-orang ini.

Untuk semua orang-orang di luar sana, teman-temanku, tanpa kalian Dendol/Dence/Dendy/ Cumi/Kunyuk ini bukan siapa-siapa. Karena kalianlah gue ada dan bertahan. Jadi....terima kasih untuk segalanya.

-Have you said thank you today?-




Knowledge Superiority & Inferiority



Gak ada di dunia ini manusia yang sempurna. Kalopun ada....hmm....ah gak lah. Rasanya gak mungkin ada.

Emang dasarnya udah kodrat dari sebelah sananya, manusia diciptain untuk saling bahu membahu satu dengan yang lainnya.
Masih inget pelajaran sosiologi jaman SMA dulu? Hehehe....kurang lebih itulah definisi kenapa manusia disebut Makhluk Sosial. Kadangkala manusia juga bisa menjadi makhluk So'sial...hehehe....no, no am just kidding.

Okay balik ke inti permasalahan...makhluk sosial, manusia gak bisa hidup tanpa kehadiran orang lain. Hal itu terjadi di dalam segala hal, segala aspek dalam hidup kita. Tapi, sekarang yang lagi mau gue bahas adalah : pengetahuan.

Bingung ya?
Gini deh...pernah gak dalam kehidupan sehari-hari lu, kita ketemu dengan orang yang sedemikian merasa dirinya selalu tahu segalanya? Walaupun sebenernya yang dia tahu itu salah, tapi tetep kekeuh kalo dirinya bener. Hahaha....lucu kan kalo ketemu orang kayak gini? Apa malah nyebelin? Dunno...menurut lu?

Buat sebagian orang mungkin ketemu dengan orang begitu bisa jadi nyebelin. Gue sendiri termasuk salah satunya. Alesannya? Simple. Gak semua hal di dunia ini harus diketahui semua pihak kan? Kalopun semua hal di dunia bisa diketahui oleh satu orang, maka TERPUJILAH HALELUYA terhadap kapasitas otak ala Quad-Core Intel Xeon Processornya.

Rasanya cukup wajar dan manusiawi jika seseorang tidak mengetahui satu hal yang diketahui oleh orang lain. Maka dari itu rasanya cukup pantas jika masing-masing orang saling berbagi informasi dengan yang lainnya tanpa perlu merasa dirinya superior dan membuat yang lainnya inferior.

Alangkah baiknya jika kita belajar untuk menghargai segala bentuk apapun yang orang lain berikan atau utarakan. Biarpun hal itu datang dari seorang pengemis, pengamen jalanan maupun tukang sapu di jalan, segala bentuk informasi/pengetahuan itu mahal harganya.

....tapi setelah gue pikir-pikir mungkin akan lebih mudah dimengerti kalo gue kasih contoh yang lebih kongkrit.

A: Eh, gue kemaren makan di restoran HARAM JADAH. Enak banget....tempatnya lucu.
B: Oh, HARAM JADAH. Itukan makanannya biasa aja. Tempatnya juga biasa aja. Mana mahal lagi.
A: Yah, tapi kan lumayan lah. Harga dan rasanya cukup worthed. Tempatnya ya lucu walaupun gak hebat-hebat amat.
B: Mendingan makan di restoran BAHAGIA. Itu baru namanya murah dan enak.
A: Ah resto BAHAGIA, gosipnya kan ...sering ada yang haramnya.
B: Yah namanya aja gosip koq dipercaya. Pokoknya enak deh. Lebih enak dari HARAM JADAH.
...and so on....

Dari dialog di atas kira-kira nangkep gak?
Salah satu pihak masing-masing berusaha untuk push kalo opininyalah yang paling bener. Padahal sebenernya kalo dipikir-pikir....keduanya bisa jadi ngeluarin statement yang bener kan?
It's all masalah preference sebenernya.
Coba kalo mereka bisa saling menerima opini masing-masing, bisa jadi itu malah jadi diskusi yang malah membangun dan pada akhirnya jadi bisa lebih banyak tau tentang suatu hal tanpa harus melibatkan diri dengan konflik.

Maksud gue...tidak ada orang yang lahir dengan pinter di dunia ini. Even Albert Einstein pun membutuhkan orang lain sehingga dia bisa sampai melahirkan teori relativitas E=mc2. Sure, he came up with the idea by himself. But, the process up until he figure that relativity formula, he needs a teacher. So, kalo dengan sesama kita (baca:temen), kita bisa melewati proses itu semua sehingga menjadi manusia yang lebih tahu dan melek pengetahuan, kenapa enggak?

Jadi no one is more superior than other and no one should feel inferior towards anyone else.

Let's share knowledge!



-satu catatan gak penting lagi dari Ndol-


Terlambat Bertemu


Temen gue yang kebetulan berbintang sama, so sudden nyuruh gue untuk ngeliat FREE magz. Dia minta gue untuk ngeliat ramalan bintang di situ. Pas gue tanya kenapa, jawabannya cuman :
"Liat aja deh bo. Satu paragraf singkat di situ udah cukup buat ngejelasin apa yang gue alamin."

Alhasil gue bukalah satu halaman di FREE magz. Disitu tertulislah demikian :

Kali ini Anda memang benar-benar sedang menghadapi 'Mr. or Ms. Big'-nya Anda. Seseorang dengan semua kualitas yang Anda cari dalam seorang pria atau wanita, tapi satu paket dengan complicated things yang bikin gregetan! Therefore...biarpun sulit, tapi cobalah supaya tidak membuat perasaan Anda terhadapnya merusak hal-hal lain seperti pekerjaan dan social life. Just go with the flow....

Hmm..gue tiba-tiba agak mikir pas baca itu. Masa iya? Gue yakin kalo untuk saat ini, ramalan itu bener-bener gak applicable. Andaikan ramalan itu terjadi sekitar 2 tahun yang lalu...mungkin ada benernya. Tapi, sekarang? GAK BANGET!

Andaikan hal itu terjadi beneran...andaikan memang seperti itu....pasti rasanya nyebelin ya.

Bayangin aja....
Lu punya pacar. She's just fine. Intinya you have a wonderful relationship with this person. This relationship udah berjalan untuk waktu yang cukup lah. And then out of the sudden.....you meet with this someone. Seseorang yang kebetulan udah cukup lama lu kenal. Tiba-tiba...lu punya feeling tingling ama orang ini. Gak tau kenapa tiba-tiba feeling itu muncul gak diundang. Lu ngerasa begitu klik ama orang ini. Tanpa sadar untuk sebuah momen yang singkat itu, lu langsung ngerasa dia adalah the right one for you.

TAPI,
Dia udah punya cowok. Lu udah punya cewek.
BLAARRRR......BUBAR!

Gue gak kaget kalo tiba-tiba ada yang bilang "Koq rasanya mirip film......Serendipity ya?"
Emang sebenernya mirip banget. Malahan apa yang terjadi di film itu, buat gue adalah satu hal yang sangat mungkin terjadi di dunia nyata.
He or she, the man / girl of your dream, he/she is everything you've dream of but at some point you just can't have him/her.

Akhirnya dia cuman jadi satu sosok yang deket tapi jauh. Seseorang yang gak mungkin kita miliki.
Lebih tolol lagi kalo ternyata dia juga merasakan hal yang sama, tapi keduanya sadar kalo mereka gak mungkin menyakiti pasangannya masing-masing. Andaikan saja kalo mereka berdua tidak terlambat bertemu....mungkin ceritanya lain.

Ada kalanya hal kayak gini bakal terjadi dan yang namanya manusia kadang gak mungkin nipu dirinya sendiri, apalagi when it comes to feeling. Ini adalah saat dimana kita harus belajar untuk bertanggung jawab atas semua tindakan kita dan belajar untuk melakukan manajemen perasaan. Karena everything happens for a reason. Walaupun kita gak selalu langsung tau apa alasannya. Tapi, one thing for sure. You'll never know what you've got until it's gone.


Masa-sih-terlambat-ketemu?

Terima Kasih

Yang namanya manusia emang gak pernah ada puasnya ya...Gak pernah bisa berterima kasih untuk hal-hal kecil yang terjadi di hidupnya.
Dapet emas, ngeliat berlian jadinya pengen juga.

Coba deh, kita inget-inget lagi beberapa hal yang pernah kejadian di dalam hidup kita untuk tau kenapa gue bisa bilang kalo kita sebagai manusia ndak pernah ada puasnya.

Punya pekerjaan tetep. In the end biasanya, kita malah ngeluh :
"Aduh, kerjaan koq ndak ada abis-abisnya sih?"
"Bos sialan, bisanya cuman nyuruh-nyuruh!"
"Aduh lembur lagi...kapan gue bisa punya hidup?"
Kita seringkali gagal ngeliat 'that big picture'. Satu gambaran besar yang harus kita lihat di sini adalah....kita punya pekerjaan dan gaji tetap. Terlepas dari semua stress yang kita alamin sehari-hari. Kita seringkali lupa sama sekali untuk ngeliat kalo di luar sana masih banyak orang yang susah nyari kerjaan. Dan mereka mau untuk bertukar tempat dengan kita kapanpun juga.

Punya suami/istri/pacar yang baik. Ayuk...coba diinget-inget. Apa sih yang paling sering kita keluhin dari pasangan kita?
"Dia gak romantis."
"Kenapa sih dia jarang banget nelpon gue?"
"Koq dia lebih mentingin kerjaannya daripada gue?"
Suami/istri/pacar kita sehari-harinya pasti juga sibuk kerja. Seperti juga kita yang pasti sibuk kerja. Pekerjaan akhirnya membuat pasangan kita lebih stress dari biasanya. Ada kalanya, keromantisan itu akhirnya hilang. Tapi, yang kita kudu inget adalah...selama pasangan kita ada bersama kita, selama ia masih kembali ke kita, selama kita bisa menjadi tempat yang mereka sebut 'rumah', bukannya itu semua udah lebih dari cukup?

Punya hidup yang berkecukupan. Hihihihi....ini mah udah kaitannya ama uang-uangan nih....gue pun kadang masih suka mengeluh dan lupa berterima kasih untuk urusan yang satu ini.
"Mati gue! gaji gue bulan ini tinggal gocap!"
"Yah, gaji gue abis nih. Gara-gara kemarenan pergi minum-minum di Sundaze"
"Shopping mulu....bokek deh eyke!"
Yang namanya urusan duit mah kagak pernah ada abisnya ya.....
Ada aja yang selalu kita keluhin untuk barang yang satu ini. Tapi, coba yuk. Belajar untuk nginget. Sementara kita ngeluh-ngeluh kalo duit kita abis buat shopping, nongkrong di cafe, dugem....di luar sana masih banyak orang yang nyari duit buat makan sehari-hari aja susah. Gue mah gak nyaranin untuk trus out of the blue kita keluar sana dan nyebar duit kita sana-sini. Cuman gue pengen ngingetin aja sih...kalo kita sebenernya perlu bersyukur untuk apa yang udah kita dapet. Besar kecil gaji gak masalah...yang penting adalah kita udah bisa bersyukur atas apa yang kita terima.

Ah....padahal terlepas dari gue menulis hal-hal ini, gue sendiri juga masih harus banyak belajar untuk berterima kasih...



Thank you, Lord.

Changes

"Why am I attracted to a person that I know isn't good?"

"I happen to know the answer to this...Because you're hoping you're wrong, and every time she does something that tells you she's no good, you ignored it and every time she comes through and surprises you, she wins you over and you lose that arguments with yourself that she's not for you."

Really? Hmm....I said this many times before. When you're in love, logic and healthy mind sometime went berserk even it won't exist anymore. All you see is your love one in front of your eyes.

Kadang akhirnya jadi suka bertanya-tanya...
whether he/she is the right person for us or not?
Why he/she don't do this or do that?
Why he/she do that or do this?
Why he/she ask me to do this or that?
Change this! Change that!
etc...etc....

Untuk sebagian orang, perubahan adalah sesuatu yang tidak nyaman. Kayaknya kita semua cenderung pengen main di safe-side dalam setiap aspek hidup kita. Jadi begitu ada hal yang berubah atau diminta untuk berubah....kita cenderung males atau defensif.

Tapi, satu hal yang harus lu tau dan rasanya cocok kalo jadi bahan pemikiran. Sebuah perubahan terlepas itu datang dari hati atau karena permintaan dari pasangan, bukan lah sebuah pengorbanan. Jikalau itu masih dianggap sebagai suatu pengorbanan, itu adalah sebuah pengorbanan demi kebaikan ke arah yang lebih baik.


keJUDESan

Den itu JUDES!

Masa? Gee....gak pernah sekalipun terbersit niatan gue untuk judes. Kalo ada orang yang merasa dijudesin ama gue.....maaf ya.

Pemicunya....pemicu yang membuat gue nulis blog ini adalah...salah seorang temen gue so sudden out of the blue bilang, "Lu judes sih!". Damn...padahal gue cuman lagi cerita soal klien yang lagi reseh soal kerjaan....lah koq ya bisa-bisanya dia bilang itu kejadian gara-gara gue judes?
D'OH!!!! Gak nyambung kale....

Eh afterwards, koq gue jadi kepikiran....masa iya sih gue judes?

...pas gue tanya ke temen-temen gue yang lain via YM.....

Ang: YIP!
Dew:
iyeh hahhaa

Ded:
tapi agak galak seh muka lo dan

Gus:
lo tuh ga judes, cuma silet aja

Rat:
lbh tepatnya blagu

Sis:
utk orang yg belum kenal lo, bs jadi begitulah yg mereka tangkap



Hics....hics.......hics..hics....HICS...

Gue sadar sih impresi yang gue kasih ke orang pertama kali kemungkinan besar, mereka akan dapet kesan kalo gue judes.
Padahal gak ada sedikitpun maksud gue untuk memberi kesan judes. Dasarnya gue pendiem. Bukan orang yang rame. Mungkin, gue rasa, itulah yang menimbulkan kesan judes itu.

Gue pribadi mah, kagak doyan judes. Wong gue sendiri juga gak betah ngadepin orang judes. Masalahnya...gak mungkin donk gue senyum-senyum sendiri di meja gue atau saat gue nongkrong....bisa-bisa disangka mentally-disorder.
Kalo muka gue yang emang kesannya judes....yah itu mah susah atuh. Udah templatenya begitu dari sono!

Bukannya self-defense lho. Tapi, once you get to know me...sebenernya gue tuh gak judes koq. :)
Malah kadang gue mikir....kalo gue itu kelewat friendly. Hehehehe....iya gak ya?

HP MINI GIANT BANNER @ SENAYAN CITY


Akhirnya Banner gue di SENAYAN CITY kepasang.
Setelah satu hari penuh dibikin deg-deg an dan didera-dera klien....

You can view di SENAYAN CITY. Visit ke acaranya di tanggal 6 - 8 Juni 2008.
Featuring Maliq & D'Essentials, Afgan & Alena.


HP MINI-NOTE 2133 PC only US$699

:))

Codependency Feeling

Gue belakangan seminggu terakhir rasanya lagi ....
kasmaran? More or less...
kangen? ....itu mah tiap hari.....

Tau deh...cuman yang gue tau, gue belakangan ini rasanya otak lagi gak bisa mikir. Walaupun gak ngaruh ama kerjaan sih...cuman koq rasanya mau ngapa-ngapain males.

Mau makan enak, rasanya yah gitu-gitu aja....
Mau tidur...udah belakangan ini rasanya susah tidur...
Mau jalan...mau kemana juga di Jakarta yang udah kayak gini? Capek juga ngider-ngider di kota ini.

As much as I hate to admit, gue sebenernya tau apa yang terjadi ama diri gue ini....
Gue mungkin..sepertinya....agak........sedikit...........terlalu kangen ama seseorang.

Damn...gue kira gue udah gak perlu ngalamin perasaan codependancy kayak begini. Gue kira gue udah bisa cukup mampu untuk gak terlalu bergantung dengan orang lain. Sebenernya sih memang udah bisa....tapi, ternyata seiring waktu berjalan that "needy" feeling itu masih ada.

Untungnya pasangan gue saat ini sampai sejauh ini bisa comprehend dengan segala "needy" gue itu. Constantly dia nelpon gue over lunch day by day.....checking my whereabouts everyday....for me that's ENOUGH to fulfill my "needy" needs.

Thank GOD I found you....

Kesel Sekesel-keselnya

Kemaren gue bete sebete-betenya ama klien.
Bikin giant banner buat Senayan City, ukurannya baru dapet hari Senin.
Ukuran yang ternyata segede bagong. Ya iya lah...secara ternyata kalo dirunut, tuh ukuran termasuk salah satu dari ukuran paling gede yang pernah dibuat.
Okay fine....gladly will help them to accomplish their wishes. So, the day after gue develop dunk tuh lay-out. Once it approved in the late afternoon, gue kudu prepare yang namanya FINAL ARTWORK. Nyang dimana, semua file yang ada di dalemnya udah kudu high resolution (maksudnya high resolution adalah dimana kalo suatu gambar itu kalo dicetak dengan ukuran yang gede, kagak bakalan pecah atau pixelate).
Nah it turns out dengan ukuran segede itu, gue kudu nge-download file sebesar 200MB. Supaya gambar produknya kagak pecah. Ditengah hecticnya gue susah ngedownload, nyokap gue telpon and dia masuk ke UGD.
And then klien gue meng-claim kalo ternyata dia udah nge-downloadin gambarnya. And dia bilang kalo gue harusnya ngambil dari tadi siang. COME ON!!!! Kalo emang beneran dia udah ngasih tau gue dari siang, masa iya ga gue ambil? Masa gue mau ngerepotin hidup gue sendiri? Gak ada gunanya juga gue nunda kerjaan. Gak penting. Mending gue lekarin secepet-cepetnya. By the time clock is ticking...gue udah harus pergi ke rumah sakit and I told my client so....dia cuman bilang "Mana gue tau kalo nyokap lu masuk rumah sakit. Secara kan lu baru bilang hari ini!"

Menurut lu!!!!!!!!!!!!!!!
Menurut lu, orang masuk UGD bisa direncanain?

1 hal yang selalu gue pegang dalam bekerja adalah FINISH YOUR JOB ASAP. NICELY DONE. AS GOOD AS IT GETS.

Masalahnya gak ada gunanya juga gue nunda-nunda kerjaan kan? There's no advantage for me.
Tapi, yang gue paling gak suka adalah kata-katanya soal nyokap gue masuk rumah sakit. Seribet-ribetnya kerjaan yang lagi lu adepin, gak sepantasnya lu bicara seperti yang dia lakukan ke gue. I don't give a damn whether you're in a stress condition or you're in a bad mood, you have no right to said things like that to a person yang sedang dalam kondisi menghadapi orang yang disayanginnya masuk ke UGD.

Gue berharap supaya kita smua belajar untuk nempatin diri di posisi orang lain.
It's nice and it's important to be able to view from someone else's POV.

I may not be the perfect person. But, am trying to be one.

Way Back Into....

Gue udah lama gak nulis...
So, I guess it's time already to start and write something. Satu hal yang muncul pertama kalo di otak gue hari ini adalah sebuah lagu. Lagu dari film Music & Lyrics. Lagu yang sering gue dengerin, tapi gue baru ngeh kalo lagu ini more or less, sedikit banyak...agak-agak mirip dengan apa yang gue alamin for the last 2 years. Especially since my last relationship. Each line represents my life back then. Let's see it first before bicara lebih jauh lagi....

I've been living with a shadow overhead.
Hmm...shadow overhead ya....dulu untuk keluar dari comfort zone itu susah kali. Gak berani dan rasanya gak mau untuk berubah. Then again, humans are prone to changes.

I've been sleeping with a cloud above my bed.
Hahaha....jadi inget. Dulu gue mah dangdut banget. Bisa-bisanya nangis sendirian di kamar. Malem-malem. Iyeee....gue pernah nangis. Gue ndak malu untuk mengakui. Nangis karena gue takut untuk sendirian for good.

I've been lonely for so long.
Not that long, tapi...quite long enough. Especially, am not the type who can not live by my own.

Trapped in the past.
Like I said before, old habit die hard.

I just can't seem to move on!
I thought, I can't move on.

I've been hiding all my hopes and dreams away.
Just in case I ever need them again someday.
I've been setting aside time,
To clear a little space in the corners of my mind!
Ada satu masa dimana dulu gue berpikir kalo sepertinya gue gak bakalan bisa ketemu orang yang bisa comply lagi ama gue. Gak akan ada orang yang bisa gue ajak share semua seneng-senengnya gue dan sedih-sedihnya gue. Jadi gue lebih baik ngilangin semua harapan-harapan pepesan kosong itu (setidaknya saat itu).
Gue memilih to put aside all those feeling though I know am going to need it again one day, just to prevent the heart getting hurt again.


All I want to do is find a way back into love.
I can't make it through without a way back into love.
Like I said many-many times before....gue udah capek nyari. I need someone steady and commited.

I've been watching but the stars refuse to shine.
I've been searching but i just don't see the signs.
I know that it's out there.
There's got to be something for my soul somewhere!
Hahaha....gue gak pernah mau menyadari kalo sebenernya there's someone somewhere out there for me.

I've been looking for someone to shed some light,
Not somebody just to get me through the night,
I could use some direction,
And I'm open to your suggestions.
I was looking for someone yang bisa diajak share about life. That can guide each other when the road seems dark and you just can't get thru it alone.

All I want to do is find a way back into love.
I can't make it through without a way back into love.
And if I open my heart again,
I guess I'm hoping you'll be there for me in the end!
Do I find the one already? Perhaps yes, perhaps not. I can't say whether I found my soulmate for now. Though I do hope, I have found the one. I really do hope that this person is the one that I will spend the rest of my life with. I made a promise to myself that I will make this one works. I will go the distance.

There are moments when I don't know if it's real
Or if anybody feels the way I feel
I need inspiration
Not just another negotiation
Need me to say more? :)

Inti dari tulisan ini adalah...dulu gue adalah orang yang bodoh. Then again, who's not? :)
I was affraid that I can't survive dari kesendirian gue. Gue pikir gue gak akan bisa lepas dari semua comfort zone yang udah gue punya. Gue pikir...gue gak akan ketemu dengan another special someone that can spend the rest of my life with.

But, now the quest is over.

Attention! Cuddle Bear


Agak gak nyambung ya dengan judul tapi....I guess you'll know what am trying to say.

Seringkali gue ngerasa takut terhadap segala bentuk perhatian dan rasa sayang yang gue tunjukkin towards my spouse.

Takut kalo dia someday, someway ngerasa kalo perhatian yang gue kasih terlalu over. Walaupun in my defense, semata-mata gue berbuat itu karena yaaa....emang gue sayang banget ama dia. No other reason. Saking sayangnya...it's like that you don't want to be separated from your love one even for a while.

Mungkin that's my biggest weakness when it comes to a relationship. Sometimes I tends to be attention freak. :)
Sebenernya sih, as long as I know where my spouse is; as long as the communication runs smoothly, continuous and intensively; as long as my spouse is willing to share setiap aspek dalam hidupnya...then I shouldn't be such an attention freak. Tapi, this bad habit of mine reduce gradually within time since someone said something that made me believe kalo ternyata masih ada orang yang bener-bener bisa memegang kata-katanya saat awal pertemuan gue dengan dia.

Balik lagi, tidak ada niat untuk membuat siapapun terutama orang yang gue sayang untuk merasa suffocating dengan segala bentuk perhatian yang gue kasih.
Apa yang gue lakuin, hanya semata-mata untuk bilang "I love you for good". Nothing more, nothing less. People just have different way of showing their attention...and if I'm being so spoiled like a child that is so happy when he get presents,....that's just the way it is of showing how much I love you.

True To Your Heart



A best friend of mine, sebutlah namanya Ng, recently got back with her ex. Jujur aja nih, gue gak terlalu seneng about this.
Mungkin karena gue ngerasa kalo her ex bukanlah orang yang tepat untuk Ng. Let’s just say, that the efforts akan lebih banyak dateng dari Ng untuk keeping up with the relationship.

Tapi, gue gak bisa dan gak boleh ngelarang dia. Apa yang bisa gue lakukan cuman bisa memaparkan semua resiko yang mungkin muncul jika dia terus memilih untuk meneruskan hubungan dengan si mantan. Terlepas dari dia mendengar atau gak, setidaknya gue udah bilang.

Kenapa gue melakukan itu? Kenapa gue gak narik dia keluar dari the same shit hole selagi bisa?
Karena, gue gak mau dia ngeboongin dirinya. Gue gak mau dia ngeboongin perasaannya dia. Perasaan bukan sesuatu yang bisa disangkal. Kalo memang kita masih sayang sama orang, lebih baik kita bilang ke mereka langsung. Lebih baik kita tetap bersama mereka. Selama hal tersebut gak ngerugiin kita, pastinya ya.

So, what am I trying to say here?
Be true to your heart. That’s all.

If you love someone, tell him/her. Tell him/her anytime you have the chance.

If you still love someone, tell him/her. While you still have the chance.

But, even I know that love makes us stupid now and then sometime, we still have to keep our head cooled. Once, a relationship becomes a burden, torturing moments instead of beautiful quality moments, LEAVE IT! Even with the consequences of you ripping your own heart. Rather to leave it now, before everything is too late.

Who knows??


Di dunia ini gak ada seorang pun yang tahu kapan mereka akan jatuh cinta. Ibaratnya kiamat, jatuh cinta datang tidak terduga. Kayak maling yang datang mengendap-endap di waktu malam. No one knows.

Bentuk jatuh cinta sendiri bermacam-macam.
Jatuh cinta pada pandangan pertama. Jatuh cinta setelah sekian lama, setelah mengenal lebih jauh orang yang kita sayangi. Jatuh cinta karena keadaan atau lazim disebut witing tresno jalaran seko kulino. Dan masih banyak bentuk lainnya. Tapi, semua itu berawal di satu kata...jatuh cinta, FALL IN LOVE.

Indah deh...yang namanya lagi fall in love. Tul gak?
Rasanya gak mau jauh-jauh dari si dia. Pengennya ketemu melulu. Pengennya meluk mulu. J
Yeah, I know that feeling.

Tapi, for some people rasanya sulit untuk mengakui jika sedang jatuh cinta. Salah satunya ya gue. Mungkin gue gak sendirian dalam hal ini. Kenapa gue sulit mengakui kalo gue sedang jatuh cinta? Simpel. Buat gue…cinta adalah sesuatu yang besar artinya. Once you love someone….it should last. Forever. Karena buat gue, kata “cinta” bukan sekedar kata. Itu nunjukkin semuanya. Perhatiannya, pengorbanannya, perasaannya dan masih banyak lagi. Begitu kita mencintai seseorang, sudah layak dan sepantasnya jika segalanya kita berikan untuk seorang ini, selama kita masih bisa memenuhinya sebagai manusia dengan segala keterbatasannya.

Ada kalanya cinta kemudian tidak berbalas…tapi yah itulah realita kan?
Ada hitam-putih, ada sedih-gembira, ada penerimaan dan ada juga penolakan. Saat itu terjadi…don’t loose your hope. Love comes later on. Sooner or later.

Tapi, jangan pernah takut untuk jatuh cinta. Walaupun jatuh cintanya terasa begitu cepat…tapi jangan pernah takut atau ragu. Enjoy it. No matter what other people might say. As long as you know the risk….go on. Fight for it. For I am.

No matter how hard it will be….but, I want to try and (believe me) I’m more than willing to try and give a shot. I will and I can go the distance, no matter what happens. I have faith in this person. I hope this person have faith also in me. If this person is the person that I can spend the rest of my life with….kun fayakun….que sera sera…It’s a bless from heaven.

I might not be the perfect person for you. But, I will try to be the best person you’ve ever have.

I might not be able to offer you the world. Here I am standing with all I’ve got, only for you.

I’m just a human being who happens to be in love with a person and that person happens to be you.

I will cherish you if you want me to. I will safeguard you in anyway that I can do as a human being.

I just hope my effort won’t be in vain.

Small Note From Someone Whom Is Insignificant


Kita semua pasti pernah ngerasa capek. Tapi, pernah gak ngerasa capek yang bener-bener capek? Capek ngadepin semuanya yang ada. Capek kerja, capek tidur, capek akan hidup. Tapi, urge untuk bunuh diri gak ada.

Ngeri ya? Hmm..yah begitulah. Gue sedang dalam fase itu. Fase yang kerapkali datang menghantui gue. Fase yang gak milih-milih kapan datengnya. Tiba-tiba nongol begitu aja. Gak diundang.

Gue gak mau lagi bunuh diri. LAGI? Iya, gue gak mau lagi. Dulu sekali pernah gue mencoba untuk bunuh diri. Setelah lewat masa itu...gue sadar kalo bunuh diri itu adalah perbuatan bodoh. Selain prosesnya gak enak, come on man, life is too beautiful to be miss just like that.

Okay kadang kita capek hidup. Kadang rasanya pengen aja gitu kabur ke suatu tempat, sendirian, merenung. Ke suatu tempat dimana teknologi gak bisa nyentuh kita. Suatu tempat dimana kita adalah seorang yang asing. Suatu tempat dimana kita gak perlu ketemu ama judgement orang. Is such place exist?

Terlepas dari capeknya hidup, gue belajar (walau kadang seringkali lupa) bahwa gue masih termasuk orang yang beruntung. Gue masih bisa menikmati ngopi-ngopi di café. Gue masih bisa beli barang di Metro, Sogo ataupun Matahari department store. Masih bisa browsing internet gratis di kantor dan digaji. Hehehehe....

Sekali waktu, gue ngerasa bersyukur masih bisa mengecap ini semua. Di waktu lain, gue kadang lupa bersyukur. Mungkin saat gue menulis blog ini adalah masa dimana gue lupa bersyukur atas nikmat yang udah gue dapet dari si BIG BOSS di atas. Karena itulah dengan menulis blog ini, saat ini, gue inget bahwa gue masih beruntung. Jauh lebih beruntung. Dan untuk hal yang sekecil apapun yang dikasih Dia, gue bersyukur.

Capek-capek yang gue alamin gak ada artinya dibanding orang lain yang ada di sekitar gue. And for that...once again I thank you.

2008 & Si Makhluk Yang Bernama Resolusi


Fitness..fitness dan fitness.
Bukan berarti gue jadi gym-freak. Gue gak akan merasa sebagai seseorang yang gila nge-gym. Buat gue pergi ke gym itu rekreasi…(please jangan berpikiran picik!). Setelah seharian kerja di kantor, pergi ke gym yang berisik dengan musik dugem itu kemudian masang iPod dengan volume yang hampir pol, menjadi seorang yang autis terhadap keadaan sekitar, itu membuat otak gue jadi tenang. Hati gue jadi tenang, saat gue sendirian di gym dan berolah-raga. Selain itu gue dapet bonus…jadi lebih seger abis nge-gym ditambah bisa dapetin badan yang (sedikit lebih) bagus dari sebelumnya. Jadi resolusi pertama tahun 2008 adalah membentuk badan menjadi lebih bagus. Syukur-syukur bisa ngebuat badan gue lebih besar lagi sedikit lalu bisa dikeringin jadi lebih keliatan otot-ototnya. Hey…am single anyway so, I guess it’s a good time for me to exercise and get in a good shape. I got all the time I can get so might as well use it for something that might be useful for me.


Tatoo…tatoo…tatoo.
Keinginan yang gak pernah kesampean dari dulu. Gue selalu pengen punya tato. Bukan untuk keren-kerenan. Tapi, emang karena gue pengen merajah badan gue dengan sebuah tato. Mungkin ini adalah bentuk pemberontakan diri gue yang selama ini selalu hidup based on the book dan menolak segala bentuk spontanitas kehidupan selama ini. Gue sendiri belum yakin mau merajah badan gue sendiri dengan gambar apa. Yang gue tau adalah gue pengen gambar yang akan ada di badan gue untuk selamanya adalah gambar hasil karya gue sendiri.

Kuliah…kuliah…kuliah.
Gue pengen kuliah lagi. S1 lagi. Buat beberapa orang mungkin langkah resolusi gue yang satu ini akan dianggap aneh. Kenapa juga waste your time, energy and money hanya untuk ngambil S1 lagi instead ngambil S2? Sekarang gue balikin pertanyaannya. Haruskah kita menilai secara nominal when it comes to education? Bukankah seharusnya pendidikan itu tidak dinilai dengan nominal uang semata? Jujur, gue gak sanggup untuk ngambil S2. It costs a lot. Gue cuman mampu untuk ngambil S1 lagi.

Pindah…pindah…pindah.
Pindah rumah? Bukan. Pindah tongkrongan? Bukan juga. Pindah kerja? YOI.
Gue butuh pekerjaan yang bisa membuat gue menjadi lebih berkembang. Pekerjaan yang tidak melulu pekerjaan rutin. Pekerjaan yang bisa memaksa dan membuat gue menjadi lebih kreatif dan bebas berekspresi. Pekerjaan yang tidak merenggut waktu hidup gue. I just need to expand myself.


I guess…itu aja untuk resolusi 2008.

Love life? Hahahaha…..hahahaha….hahahaha….HUAHAHAHAHHA….

I don’t expect much. I dare not to expect much. I’ve changed in that subject of area. I can’t expect for more. This is the point where I’ve lost my direction. I may need someone to guide me through. But, like I said before, I dare not to expect much. I will let myself going where the wind blows.

Lagipula, let time prove to me which one who is purely persistent and very much convincing me to love and be loved. :)