Small Note From Someone Whom Is Insignificant


Kita semua pasti pernah ngerasa capek. Tapi, pernah gak ngerasa capek yang bener-bener capek? Capek ngadepin semuanya yang ada. Capek kerja, capek tidur, capek akan hidup. Tapi, urge untuk bunuh diri gak ada.

Ngeri ya? Hmm..yah begitulah. Gue sedang dalam fase itu. Fase yang kerapkali datang menghantui gue. Fase yang gak milih-milih kapan datengnya. Tiba-tiba nongol begitu aja. Gak diundang.

Gue gak mau lagi bunuh diri. LAGI? Iya, gue gak mau lagi. Dulu sekali pernah gue mencoba untuk bunuh diri. Setelah lewat masa itu...gue sadar kalo bunuh diri itu adalah perbuatan bodoh. Selain prosesnya gak enak, come on man, life is too beautiful to be miss just like that.

Okay kadang kita capek hidup. Kadang rasanya pengen aja gitu kabur ke suatu tempat, sendirian, merenung. Ke suatu tempat dimana teknologi gak bisa nyentuh kita. Suatu tempat dimana kita adalah seorang yang asing. Suatu tempat dimana kita gak perlu ketemu ama judgement orang. Is such place exist?

Terlepas dari capeknya hidup, gue belajar (walau kadang seringkali lupa) bahwa gue masih termasuk orang yang beruntung. Gue masih bisa menikmati ngopi-ngopi di café. Gue masih bisa beli barang di Metro, Sogo ataupun Matahari department store. Masih bisa browsing internet gratis di kantor dan digaji. Hehehehe....

Sekali waktu, gue ngerasa bersyukur masih bisa mengecap ini semua. Di waktu lain, gue kadang lupa bersyukur. Mungkin saat gue menulis blog ini adalah masa dimana gue lupa bersyukur atas nikmat yang udah gue dapet dari si BIG BOSS di atas. Karena itulah dengan menulis blog ini, saat ini, gue inget bahwa gue masih beruntung. Jauh lebih beruntung. Dan untuk hal yang sekecil apapun yang dikasih Dia, gue bersyukur.

Capek-capek yang gue alamin gak ada artinya dibanding orang lain yang ada di sekitar gue. And for that...once again I thank you.

2008 & Si Makhluk Yang Bernama Resolusi


Fitness..fitness dan fitness.
Bukan berarti gue jadi gym-freak. Gue gak akan merasa sebagai seseorang yang gila nge-gym. Buat gue pergi ke gym itu rekreasi…(please jangan berpikiran picik!). Setelah seharian kerja di kantor, pergi ke gym yang berisik dengan musik dugem itu kemudian masang iPod dengan volume yang hampir pol, menjadi seorang yang autis terhadap keadaan sekitar, itu membuat otak gue jadi tenang. Hati gue jadi tenang, saat gue sendirian di gym dan berolah-raga. Selain itu gue dapet bonus…jadi lebih seger abis nge-gym ditambah bisa dapetin badan yang (sedikit lebih) bagus dari sebelumnya. Jadi resolusi pertama tahun 2008 adalah membentuk badan menjadi lebih bagus. Syukur-syukur bisa ngebuat badan gue lebih besar lagi sedikit lalu bisa dikeringin jadi lebih keliatan otot-ototnya. Hey…am single anyway so, I guess it’s a good time for me to exercise and get in a good shape. I got all the time I can get so might as well use it for something that might be useful for me.


Tatoo…tatoo…tatoo.
Keinginan yang gak pernah kesampean dari dulu. Gue selalu pengen punya tato. Bukan untuk keren-kerenan. Tapi, emang karena gue pengen merajah badan gue dengan sebuah tato. Mungkin ini adalah bentuk pemberontakan diri gue yang selama ini selalu hidup based on the book dan menolak segala bentuk spontanitas kehidupan selama ini. Gue sendiri belum yakin mau merajah badan gue sendiri dengan gambar apa. Yang gue tau adalah gue pengen gambar yang akan ada di badan gue untuk selamanya adalah gambar hasil karya gue sendiri.

Kuliah…kuliah…kuliah.
Gue pengen kuliah lagi. S1 lagi. Buat beberapa orang mungkin langkah resolusi gue yang satu ini akan dianggap aneh. Kenapa juga waste your time, energy and money hanya untuk ngambil S1 lagi instead ngambil S2? Sekarang gue balikin pertanyaannya. Haruskah kita menilai secara nominal when it comes to education? Bukankah seharusnya pendidikan itu tidak dinilai dengan nominal uang semata? Jujur, gue gak sanggup untuk ngambil S2. It costs a lot. Gue cuman mampu untuk ngambil S1 lagi.

Pindah…pindah…pindah.
Pindah rumah? Bukan. Pindah tongkrongan? Bukan juga. Pindah kerja? YOI.
Gue butuh pekerjaan yang bisa membuat gue menjadi lebih berkembang. Pekerjaan yang tidak melulu pekerjaan rutin. Pekerjaan yang bisa memaksa dan membuat gue menjadi lebih kreatif dan bebas berekspresi. Pekerjaan yang tidak merenggut waktu hidup gue. I just need to expand myself.


I guess…itu aja untuk resolusi 2008.

Love life? Hahahaha…..hahahaha….hahahaha….HUAHAHAHAHHA….

I don’t expect much. I dare not to expect much. I’ve changed in that subject of area. I can’t expect for more. This is the point where I’ve lost my direction. I may need someone to guide me through. But, like I said before, I dare not to expect much. I will let myself going where the wind blows.

Lagipula, let time prove to me which one who is purely persistent and very much convincing me to love and be loved. :)