Transformers : Revenge Of The Fallen


Film yang ditunggu-tunggu semenjak kabar sekuelnya keluar akhirnya release juga di Indonesia tanggal Rabu, 24 Juni 2009.

Seperti yang udah diperkirakeun, antrian panjangpun gak terhindarkan. :-)
Gue sendiri akhirnya pesen tiket buat nonton di Premiere XXI .
Pesennya Rabu, buat nonton hari sabtu itu pun akhirnya dapetnya di depan juga. Hics...hics....hics.

Untungnya kursi bisa direbahin. Jadi gak berasa capek ngedongak selama hampir 2,5 jam. :-p

CGI teknologinya boleh lah diacungin jempol. Tapi when it comes to the story.....fiuuhhhh......a bit pointless.

Dibandingkan dengan film pertama nya, emosi gue sebagai penonton berasa datar. Biarpun kemarin gue ngeliat Optimus Prime dibunuh, rasanya koq...ya gak sedih gimana gitu...
Sedangkan di film yang pertama waktu si Jazz di-torn-apart ama Megatron, gue berasa sebel banget ama Megatron-nya.


Tapi......gue giving credits for his efforts on delivering a nice CGI works and a lot of battle in this film. I give this movie 3.5 out of 5 stars. :-))


In short, for me, this movie is lack underplotted, noisy yet delivered a very nice special FX.


A Dance You Perfect Over Time...

Film ini emang bukan box office. Tapi, ini termasuk salah satu film favorit gue. Terlepas dari chemistry leading actor dan actress yang sebenernya gak cocok-cocok banget, tapi Bruce Willis dan Michelle Pfeiffer acted nicely in this movie. Plot cerita film ini kalo mau jujur, sangat biasa kalo gak mau dibilang monoton. Tapi, kelemahan itu justru buat gue jadi kelebihannya. This film portrayed a real-life marriage with its problems. And makes us realize then in the end, the person who sleeps next to you every night is actually the best friend you've had. Ada satu scene (click here to view) yang jadi favorit gue di film ini. Saat Kathy (Michelle Pfeiffer) memilih untuk kembali ke Ben (Bruce Willis) setelah Kathy sebelumnya pengen cerai. Di situ Kathy bilang ke Ben :


It's because we're an us.
There's a history here.
And history don't happen overnight.
You know in Mesopotamia or ancient Troy, somewhe
re back there, that there are cities build on top other cities. But, I don't wanna build another city. I like this "city".

I know where we keep the Bactine. And what kind of mood you're in when you wake-up by which eyebrow is higher. And you always know that I'm a little quite in the morning and compensate accordingly. That's a dance you perfect over time.

And it's hard. It's much harder than I thought it would be. But, there's more good than bad. And you don't just give up. And it's not for the sake of the children. But they're...oh God they're great kid, aren't they? I mean, oh God,
we made them. I mean think about that. It's like there were no people there and there were people and then they grew.. I won't be able to say to some stranger Josh's has your hands, remember how Erin threw-up at Lincoln Memorial? Then I'll try to relax.

Let's face it. Anybody gonna have traits that gets on your nerves.
I mean why shouldn't be your annoying traits.

Then, I'm no day at the beach. But, I do have a good sense of direction. So, at least I can find the beach. Which is not a criticism of yours but it just a strength of mine.

And, God, you're a good friend. And good friends are hard to find.
Charlotte said that in Charlotte's web and I love the way you read that to Erin. And you take on the voice of Wilbur the pig with such commitment even when you're bone tired and speaks volumes about character.


And ultimately isn't that what it comes down to what a person made of.
Because that girl in pit helmet is still in here. Bee boop....bee boopp..... I don't even know she existed until I met you. And I'm afraid if you leave, I may never see her again. Even though I said it times you beat her out of me. Isn't that the paradox? Haven't we hit the essential paradox? Give and take, push and pull, yin and yang, the best of time, the worst of time...

I guess what am trying to say here that I love you.


Berantem itu hal yang biasa when it comes to relationship kan?
At the end of the day, sometime we just never see that the person in front of you is your best friend. No matter What.

Don't forget to say 'I Love You' today to your love ones. :-))

Bad Boss vs Good Boss vs Bossy


Hari ini gue dapet email dari si Wid. Seperti biasa, kita emang selalu rutin update kegiatan kita sehari-hari lewat email. Isinya sih kali ini lebih ke curhat. Fakta atau tidak, yah dikembalikan lagi kepada pihak yang membaca. :-)

BTW, brace your self ya. Emailnya panjang bow.....Mau gue edit juga susah ya. Esensinya terdapat di setiap lini.

..Kalo gak salah dia udah kerja di kantor ini selama 5 tahun lebih. Dan selama itu pulalah dia juga gak punya anak buah. Setidaknya sampe akhirnya gue dipindah tim dan kerja di bawahnya.

The thing is...
gue gak pernah punya masalah bekerja dengan siapapun. Bahkan jika suatu saat ada rekan kerja gue nyebelin kelakuannya pun, gue pasti masih bisa bekerja baik dengan dia SELAMA komunikasi antara kita berdua tetep berjalan.

Nah, masalahnya dengan si dia ini, adalah
dia yang gak pernah ngomong ke gue boooo.....
Boro-boro ng-update kerjaan, ngucapin basa-basi sebatas
"Selamat Pagi" aja, kagak!

Gue paham sih kalo gue emang baru megang klien yang satu ini. Klien yang konon katanya jadi klien besar di kantor gue ini. Tapi, gue susah juga untuk ngelakuin apapun kalo
gue sendiri gak pernah di-induction on what-to-do, do's and dont's nya. Apalagi kalo gue sendiri gak pernah diupdate kerjaannya. Let's just say kalo gue ada kerjaan dan feedback klien dikasih ke dia karena kebetulan dia lagi di kantornya klien (percaya deh....orang ini sering banget ke kantor klien ini.). Nah tuh feedback diupdate langsung ke bagian terkait tanpa diinform ke gue. Seru kan? Jadinya ya, in my defense, gue lost in translation aja gitchoo....

Gue sih gak menampik kenyataan kalo
dia itu hebat. Hebat bgt. Bisa ngelarin kerjaan yang super duper urgent hanya dalam hitungan menit. Walaupun dengan resiko, menyiksa bagian terkait lainnya demi kelancaran pekerjaan. Tapi, itu understandable koq.

Yang gue gak abis pikir,
kalo misalnya dia emang bisa dan prefer untuk kerja sendirian, then why bother untuk punya bawahan atau at least rekan kerja?

Sekarang sih emang udah tinggal my words against his words, his words udah jelas menang.
Dari segi peta perpolitikan kantor, jelas dia di atas angin.

The truth?
Intinya gue udah gak peduli. Karena masih ada hal-hal lain yang harus gue peduliin dan which is jauh lebih penting daripada mikirin boss yang satu ini. Bukannya gue lari lho ya, ce.

Gue justru looking forward untuk kerja di kantor yang baru. Refreshen-up my mind, soul and body. Itu aja.
Satu hal yang gue tau dengan pasti tentang diri gue adalah gue bukan seorang quitter. Gue juga adalah seorang yang sangat adaptif. Tapi, bagaimanapun juga keadaptifan seseorang bakalan sulit terlaksana selama gak ada dukungan dari orang sekitar kan?

However kita ini kan human-being yang gak bisa idup tanpa kehadiran orang lain kan? :-)


Eh, gue lupa. Inget kan waktu gue pernah bilang ke lu kalo dia masih single? Di umurnya yang udah mendekati 35?

Gue jadi berpikir kalo jangan-jangan dia .......
susah dapet pacar bow. Yah iya juga sih......wong kerjanya kerja terus. Kapan punya waktu bersosialisasi ya? Hehehe.....yah udah lah yauw....mungkin kayak klien tercinta gue itu yang baru bisa orgasme kalo kerja di hari Sabtu dan Minggu?

Regards,
Wid


Hmmmm......PUANJANG YA BOOOOO. Kayak Choki-choki, panjang dan lamaaaaa.....
Hihihihihi....

Duh dilema bawahan dan atasan gak pernah ada abisnya.

Gue sendiri sih baru punya bawahan emang setahun belakangan ini. Jujur aja pada awalnya gue bingung harus ngapain. Apa yang harus gue delegasikan? Apa yang harus gue awasin? Apa yang harus gue lakuin lagi?

Awalnya gue pikir gue bisa ngebentuk mereka seperti apa yang gue mau. Tapi, makin kesini, gue sadar kalo semua orang punya cara yang berbeda dalam bekerja. Itu yang gak bisa gue kontrol. Setidaknya gue bisa untuk ngeguide do's and dont's nya lah. :-

When it comes to communication, gue sebagai atasan akhirnya nyadar kalo komunikasi follow-up harus lebih jalan dari sisi gue dibanding bawahan gue. Tapi, bukan berarti bawahan trus gak ada komunikasi ke atas juga ya. Intinya komunikasi dua arah itu harus jalan sebagaimana mestinya.

Komunikasi itu jadi gak bener kalo efforts untuk berbicara hanya dateng dari satu pihak aja.

Then again, intinya seorang boss pun juga manusia yang punya kelemahan. Justru tugas kita sebagai bawahan, membantunya untuk menyempurnakan ketidaksempurnaan itu supaya kerja dalam satu tim bisa jadi lebih solid dan afdhol. :-)

Cieeehhh....hari ini edisi bijak nih.

Gegap Gempita Dunia Gemerlap Jakarta : Disco Chronicles

Disco? Duhhh....ketauan deh umur gue sebenernya.

Tulisan ini gue buat tanpa bermaksud mencemooh, mencela atau menjelekkan kalangan tertentu ya. Cuma sebatas komentar aja. However, it is an open discussion koq. :-)

Secara gak sengaja, di sela-sela waktu gue "semedi" di kamar mandi, gue mbaca sebuah free magazine ternama. Nah, disitu biasanya kan ada tuh foto-foto orang-orang yang lagi disco di sebuah club ternama di Jakarta. Di antaranya ada beberapa wajah yang emang gue kenal.

Setelahnya gue terus mikir....

1. Foto-foto itu fungsinya apa ya? Sebagai ajang pemberitaan bahwa acaranya rame? Sebagai ajang untuk ngasi tau ke temen-temen yg baca majalah tersebut kalo "eh, gue ada donk di majalah ini, pas event ini."? Atau...sebatas demi memenuhi kuota halaman majalah?

2. Esensi dari disco itu apa ya? ...oh iya having fun dink! Hehehe....kalo untuk yang satu ini...jujur? Gue udah gak menemukan fun-nya lagi.

3. Apa gue emang udah kelewat tua sehingga rasanya aktivitas nge-disco udah gak berasa seru lagi? Tua secara pikiran ya....bukan tua secara fisik! Fisik gue mah muda selalu, Kan minum air keabadian.....LEBAY!

4. Do they have fun over there?
*YA IYA LAH YA! Masa ya iya donk! Stooooopiiiiidddddd!*

5. What do they do for living? Soalnya di antara ribuan muka yang ada di situ, ada beberapa muka yang kayaknya gak pernah absen dari ruang pikiran gue dimana gue kayaknya selalu ngeliat mereka mengisi halaman tersebut. Jadi asumsi gue, orang tersebut bisa dugem tiap hari donk? Ada waktu dan ada duit. Jadi iri....hihihihihi


Hmmm...dugem. Begitu mereka nyebutnya selama 5 tahun terakhir (sok tau banget ya!). Buat gue...cuman berarti boros and useless. Tapi, itu kan buat gue. Walaupun ada side-effect lain yang bisa menghasilkan something positive dari kegiatan tersebut. Setidaknya untuk beberapa orang. :-)

....Yah intinya sih sebenernya cuman satu pertanyaan yang belum gue temuin jawabnya saat ini.

"Gimana biar bisa dugem yang seru biarpun di dalem tempat dugem, sumpek ama asep rokok, minuman yang mahal, gak bisa ngobrol dan musik yang nadanya (kalo di telinga gue) terdengar monotone?"


....What did u get at the end of the day after you hit the club?

Did u have fun inside? or you ended up in a toilet with a friend holding the back of your neck?

Hmmmm......then again it's the crowd that matters. Isn't it?

Well......have u gone clubbing and your picture posted in a magazine lately?


Hehehehe....





Rap-D

The Day, One Fine Day


Today, out of the blue, I've had a flashback.


I was remembering the first day when I met you in the first place.
You were standing there. Gazing over at a shop display.
I knew it was you right away.
Yep! I have this talent of recognizing a face even though I only looked briefly at your picture.


At the moment, I had no expectations towards anything.
Not even a tingly feeling over my stomach.
Those butterflies didn't tickle my stomach.


Was I afraid? Afraid of having another disappointment?
Perhaps.


I was in the verge of losing hope in finding someone.
Someone that I would love to spend the rest of my life with.


I though, I would take the chance now or never.
Besides, if it doesn't click at that day...we'll eventually forget each other.


Then, I said "Hello!"
You smiled back.
And we went for a dinner.


It's Thai food by the way. :-)


Still no sparks.
We ate. We drank. Then we chat.
Small, light chat.


A chat where we were trying to understand more of each other.
Nothing deep though.
We paid the meal. Then we took our goodbye.


The day ended without further impressions.


Though deep down inside, the butterflies starts to flap their wings.
Day by day goes undetected.


We kept sending messages over the cell.
There this particular message that I remember it vividly.
I asked "What are you doin' on this Saturday night?"
Then the anxiety of waiting your reply ended when my cell beeped.
I opened the message and your reply came on screen...
"Would like to spend it with you."


BAM!
Then the fat lady sang! :-)


DANG!
You just push the right button there!

BUM!
A smile bomb was exploded in the corner of my lips.

BUT!
There's but?

Oh yes, there was.

My fortress remain the same.
Crumbling down but its solidity remain.

I was afraid once again.
All of the 'what if's questions fly over in my mind.

Once a Wiseman said, "Don't fight the feeling inside. You'll know the answer sooner or later when it comes to love. The heart will always have the answer."

And up until today, those words proven just right.

Each day, I love you even more.
You may not realize it.
You may not aware of it.


I dare to say that my love for you is real.
It's as good as it gets.
It's getting bigger day by day.

I dare to say that it's greater than anyone before.
You wipe down the frightening feeling I've had inside for quite sometime.

You may never gave me anything that took form in physical matter.
You gave me more.
You give me the security.
You give me the serenity.
You give me the assurance of keeping me safe and sound day by day.

You may not be perfect.
Then again who is?
I don't need a perfect one.
If I want someone who is perfect, I would become a priest and devoted myself to GOD.
Not that I abandoning Him. Why should I?
When I should be thanking Him for introducing me to you.

Thank you for being there for me.
Thank you for being honest with me.
Thank you for choosing me to accompany you.

I don't know what will future brings.
But, I do know one thing.
These feeling will remain the same as time goes by.

And my hope is the same from you.

Salah Ambisi


Buat gue, ada beberapa orang yang sedikit terlalu berlebihan menilai baik tentang dirinya sendiri.

Bisa jadi itu berarti baik. Tapi, bisa juga buruk.

Baik, karena itu berarti mereka bisa menghargai diri sendiri dibanding orang lain. Terutama mengingat hari gini kayaknya makin banyak orang yang gak pede dengan dirinya sendiri.

Buruk, karena beberapa di antara orang-orang ini jadi berkesan sombong dan memandang remeh keberadaan dan kemampuan orang lain.


Jika menyangkut bagian yang buruk...terusannya gue jadi mikir. Ada gunanya gak sih mereka berbuat seperti itu?

Maksudnya?

....hmmm.....gak gampang sih untuk ngejabarin maksudnya. Tapi.....gini....orang yang berbuat demikian gue rasa melakukan itu tanpa sadar. Satu-satunya keinginan mereka adalah untuk membuktikan ke orang-orang sekitar bahwa dirinya mampu menjadi seseorang yang melebihi harapan orang-orang di sekitarnya tersebut. Draw-backnya....orang malah akan menganggap dirinya sombong. Walaupun mungkin dia gak bermaksud demikian.


If you're good, you ARE good. You don't need to be that hard to prove it to the world.

People will see it with their own eyes.


Gue sendiri menyadari keterbatasan gue.

Karena yah lagi-lagi alasan klasik dan klise. GUE MANUSIA!

Cuman satu hal yang gue bangga terhadap diri gue : Gue berani mencoba. Gue berusaha untuk menjadi manusia yang lebih baik demi orang-orang sekitar gue.


Gue rasa peribahasa "harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading" itu bener. Pada akhirnya, manusia akan diingat dari apa yang telah dilakukannya kepada orang di sekelilingnya. Terlepas dari hasil karyanya semasa hidup yang menakjubkan, tapi saat dia meninggal yang akan diingat justru adalah betapa baik dan perhatiannya kepada sesamanya.


Napoleon Bonaparte, panglima perang Perancis; cebol dan ambisius. Semasa dia hidup, kekaisarannya hampir menguasai seluruh dataran Eropa. HEBAT kan? Tapi, personally he's a bad person. Banyak orang akhirnya menjadikan namanya sebagai prank jokes.


Adolf Hitler. Mussolini. Alexander the Great. Ramses II.....need me to say more names?

THEY ARE MAGNIFICENT!


TAPI


Personally they give a bad impression.


Jujur aja gue gak bisa menyebutkan nama untuk seseorang yang dikenang atas sikap atau attitudenya yang baik. Tapi, one thing I know. These people do exist.


Have you done good today? :-)