True Blue

Hari ini ngedengerin lagi lagu nya Mbak Uthe - Mengertilah Kasih. Untuk yang, entah keberapa kali nya.

Dulu sebenernya gue udah pernah nulis tentang lagu ini. Tapi, ndak tau kenapa deh, koq gue pengen nulis lagi ya.
Kalo kayak kata anak-anak ABG sekarang : "Lagu ini guweh banget gethu lho!!!!"

Gue rasa gak banyak yang tau kalo lagu ini liriknya dibikin oleh Alm.Indra Safera.
I must admit, he wrote good one. Di-compose oleh Andi Rianto, which makes it more awesome (for me, at least).
Gak banyak yang tau atau suka lagu ini. Mungkin karena terlalu menye-menye kali ya.
Well...no wonder. Baca aja liriknya. Nah kalo mau dengerin coba ndenger di YouTube

Cintamu kudamba
Walaupun tak pasti
Kuhadirkan sayang di s'tiap langkahmu
Sampai kapan kasih kan kutunggu
Kasih sempurnakah cinta kita?

Ketulusan cintaku
Bagai angin lalu
Keraguan itu masih s'lalu ada
Sampai kapan kasih
Bahagia 'kan tercipta?

Mengertilah kasih, pintaku kini
Satu yang tersisa lagi
'Tuk lengkapi hidupku, oh kasih
Waktu tak menunggu
Hari s'makin senja
Pastikan kasih, coba 'tuk mengerti

Andai saja dosa itu
Tak pernah kusentuh dulu
Kembali percayamu... sayang 

Sempet BBM-an ama temen gue, trus ngomongin lagu ini. Dia nanya ..."Dosanya apa nih?". Hahahaha....bodoh ya.

*sigh* lagu ini selalu berhasil ngebuat gue menghela napas. Ndak ngerti kenapa.
Secara garis besar, mungkin lagu ini emang reflecting my own life. Keinginan untuk memiliki seseorang yang gak mungkin gue miliki. Semua effort rasanya udah dijalanin. Tapi, tetep gak menggerakkan hatinya untuk gue. *sigh*

Sementara gue paham bener kalo waktu itu gak bisa berhenti. Waktu berjalan terus. Sehingga pada akhirnya mungkin gue gak akan memiliki dia sama sekali.

Cuman bedanya dalam kasus ini....gue hampir gak berdosa dalam suatu hubungan. Itu kalo 'Dosa' yang dimaksud adalah selingkuh dan sebangsanya ya......

*sigh* ah udah ah....ndak mau nulis lagi. Lagi pengen meng-haru biru.

Ide Yang Buruk

Menyayangi seseorang kedengarannya bukan ide yang buruk. Apalagi mencintai seseorang. Iya ndak?

Tapi, diantara semua bentuk cinta-cintaan...buat saya ada satu bentuk yang paling buruk. Mencintai seseorang sebelah tangan.

Yup...setidaknya hal itu berlaku untuk saya. ;)

Ada sebuah kutukan kurasa di keluarga saya. Kutukan itu membuat kita semua; jika sudah kadung cinta ama seseorang, biarpun sebrengsek apapun orang itu; biarpun bertepuk sebelah tangan ...kita tetap akan mencintai orang itu walaupun rasanya sakit.

Kontradiktif memang! Pertanyaan saya adalah : apakah yang namanya cinta harus disertai dengan rasa sakit? Bukannya cinta itu adalah energi positif yang seharusnya bisa menghilangkan rasa benci ataupun sakit?

Well..reality does bite. Life is all about balance. Love and hate. Pain and joy. Semua saling terkait satu sama lain. Ibaratnya rantai DNA. Itulah yang menjadikannya hidup. Itu semua datang dalam satu paket.

Saya mencintai orang yang sama selama hampir 4 tahun. Dan sejujurnya saya tidak pernah benar-benar ngelupain dia. Seperti yang sudah bisa ditebak jalan ceritanya ...dia tidak punya perasaan yang sama seperti yang saya miliki. Jadi...bertepuk sebelah tangan lah akhirnya.

Setelahnya saya akhirnya memulai beberapa hubungan yang rata-rata hanya berlangsung selama 1 tahun. Rata-rata karena apa yang saya inginkan dan yang mereka mau, tidak berada dalam platform yang sama. So, we've ended.

Menyesal? Sama sekali tidak.
Karena setiap kejadian justru membuat saya semakin tau dan belajar tindakan preventif untuk mencegah hal yg tidak diinginkan terjadi untuk kesekian kalinya.

Walaupun ada harga yang harus dibayar untuk itu : perasaan cinta yang tulus tanpa ada pretensi ataupun kecurigaan, cenderung hilang.

Mungkin saat-saat ini ada seseorang yang secara tulus mencintai saya tapi ....saya mungkin menjadi sosok yang cenderung cuek dan justru tidak menghargai segala effortnya.

Jadi saat ini saya pikir : mencintai seseorang (saat ini) ternyata adalah ide yang buruk. Setidaknya selama saya masi dalam kondisi siaga 1.... :)


Sekarang, aku sendiri. Single. Singleton. Alone.
Sedih? Hmm...not really.
Sent from NdolBerry®

Aksi Kompensasi Six Pack Abs

Untuk beberapa orang mungkin tulisan ini berkesan kalo gue itu sebenernya iri ama mas-mas berperut six pack. Tapi, gue juga boleh klarifikasi ya. Jadi begini ...gue mah gak iri ama mas-mas yang berperut six pack. Justru sebaliknya gue malah kagum. Karena mereka bisa mendapatkan perut kayak gitu, pastinya dengan usaha yang keras dan disiplin yang tinggi. 

Nah, pagi ini secara tumben-tumbenan...gue fitness di pagi hari. Jam 7, brur!

Di situ ada satu orang yang menurut gue ganggu banget secara penampilan. Badannya sih "jadi" banget. Six pack? So pasti! Dadanya itu lho agak ganggu. Karena gede buanget. Kayak as if dia punya t*k*t silikon berukuran 36C. Hihihihi.....

Yah anyway....adalah 2 orang yang badannya kayak begitu pagi ini. Ya bukan 1 orang, tapi DUA!

And then gue berpikir...badannya emang "jadi" banget. Tapi, koq kakinya cilik yo? Kayak kaki ayam! Kaki sekecil itu menyangga badan segede itu? Hmm...gue kasian ama si kaki.

And then gue berpikir lagi....badannya emang jadi banget. Tapi, koq mukanya hmmm...agak kurang ya?
Apakah ini aksi kompensasi saudara-saudara? Bisa jadi.

And lalu gue berpikir lagi....mau gak sih gue punya badan kayak gitu?

Jawaban dari pertanyaan itu adalah TIDAK!

Gue menyukai bentuk badan gue sekarang ini. Walaupun jika memungkinkan gue pengen ngebuat jadi lebih "jadi" lagi. Ndak perlu literally harus kering bak model-model majalah fitness terkemuka gitu sih. Cuman setidaknya sedap diliat kalo gue di pantai deh. Hehehehe....
writer at tidung island, thousand islands.

Ada alasan kenapa gue gak mau punya badan yang bener-bener "jadi" sampe keliatan guratan ototnya.
1. Bikin muka gue jadi tirus. I prefer me face to be a bit chubby.
2. Dengan jujur, gue mengakui kalo gue tidak memiliki will-power sebesar pria-pria lain yang rela mengganti garamnya dengan garam diet, makan makanan yang ndak berminyak dan full protein diet.
3. Gue percaya faktor genetik berperan sedikit banyak dalam mendapatkan six pack abs. Jadi anggep aja gentik gue gak sebagus orang-orang itu.
4. Gue agak gak rela keluar duit untuk membeli suplemen-suplemen yang harganya selangit. Mending buat beli makan enak. Hihihihihi......

Mereka yang berbadan six pack abs, gue yakin mempunyai motivasi mereka sendiri sampe mereka punya will-power dan melakukan effort yang sedemikian rupa sampe ndapet tuh six pack abs. Menjalankan gaya hidup sehat mungkin bisa jadi salah satu nya. Membuat penampilan jadi lebih menarik bagi kaum hawa (mungkin juga kaum adam....hihihihihihi). Dan masih banyak alasan lain lah.

Buat gue, gaya hidup sehat gak bisa semata-mata diukur dari bagusnya bentuk badan semata lho. Itu harus diliat secara holistik (nah bahasanya mulai aneh nih gue!).

Point yang mau gue omongin adalah kita harus belajar mencintai diri kita sendiri. Dengan begitu, mau gak mau kita akan belajar untuk menjaga diri kita sendiri dengan lebih baik. Dan yang paling penting kita akhirnya juga bisa belajar bagaimana menghargai hidup.

Jadi hidup sehat atau enggak, itu pilihan koq.

Tapi, tetep...gak sehat uga deh kayaknya kalo badannya "jadi" tapi cuman di bagian atasnya doang dan bagian bawahnya kayak kaki ayam. Ndak sexy ah. :-D