MIKIR - MIKIR
Tidak ada pikiran yang terbuang percuma. Semua pikiran berguna bagi kehidupan. Sekecil apapun bentuk kontribusinya, membawa arti tersendiri dalam hidup. Apalagi sebuah senyuman.
blank.
i promise to my self that i will always love you.
i promise that i give my all to you.
but, not even once you've seen things through my eyes.
it's you and always have been you.
some people, need some time to find their way back.
i was lost. i was confused. i was afraid.
the light that i expected to guide me.... vanished into thin air.
there's no one waiting for me in the end of the tunnel.
but, never mind.
i think i'm still keeping my promise. i think i can keep my promise.
then again, i've lost my hope.
not much of difference...i've always been... i'm getting used to with ...celibacy
Courage...a letter from Juliet
Coba kalo waktu itu udah ada sms atau BBM, pasti mereka bisa janjian dulu untuk bikin rencana. :-)
Rumah yang dipercaya menjadi inspirasi Shakespeare sekarang ini jadi tempat wisata dimana pere-pere yang desperate nulis surat untuk Juliet dan curhat soal love-lifenya. Ndak tau deh beneran dibales apa ndak.
Anyway, one thing inspire the other, sebuah film layar lebar pun kemudian lahir terinspirasi dari surat-surat itu. Letters to Juliet.
it's a cheesy romantic movie actually. But, what I love most about it, is the location. I always love Italy dan satu adegan dimana Claire (Vanessa Redgrave) membacakan surat balasan dari "Juliet" yang ditulis oleh Sophie (Amanda Seyfried) pada saat pernikahannya. Pernikahan yang terjadi setelah 50 tahun Claire berpisah dari Lorenzo (Franco Nero), kekasih yang ia cintai dulu banget. Tanpa surat itu, Claire mungkin tidak akan bertemu dan menikah dengan Lorenzo. Surat itulah yang akhirnya membuat ia pergi ke Italy dari Inggris untuk mengejar the long lost love.
Kadang kita suka begitu gak sih? Suka berpikir "Gimana kalo....?" atau "Coba aja kalo....?" atau "Seandainya dulu....". Kita seringkali menyesal karena tidak berani mengejar seseorang yang kita sebenernya sayangi. Karena kita takut. Takut akan sesuatu yang belum tentu terjadi. Takut akan penolakan. Takut akan hal-hal lain....
Kita hanya perlu keberanian untuk mengambil resiko dan belajar untuk menerima apapun yang terjadi. Dan jangan pernah takut untuk terus belajar mencintai seseorang kembali. Coz the greatest thing you'll ever learn is to love and be loved in return.
But also to forgive.....
Just a thought...
One realize it, One admit it, One acknowledge it.
One tried to make things better.
But, apparently it is pointless.
There are doubts, suspicions and negativities that I can't clear of your mind.
I tried.
Now, I'm lost.
Lost in a way how to convince you that I do NEED you.
I do LOVE you.
There's no body in this world I would rather be than yourself.
*sigh*
If only, you would know.
ALL ABOUT ME
I am a person who consider himself as a subtle person. adore simplicity. despise complexity. rather shut my tramp than create ruckus.
I do realize at some point, I've never really done anything that I really want in my life. I am afraid of changes. I don't like changes. Changes creates insecure feeling inside me.
I am also proud to say that I'm quite a patient person. Calm at heart. But, one thing about me...don't tempt my anger. don't tempt my understanding. don't tempt me for saying things that you would regret in the future for even trying to take the devil out from me.
I've been understanding all of my life. I've been the sponge. I've been the cushion. I've been the pillow, bolster, air-bag. And impact after impact. I'm tired.
I've done mistakes. But who doesn't? Humans made mistakes all the time. If they're not, then perhaps we are gods.
Mistakes does make us human. It's what makes us. It's a dance you perfect over time.
I've learned my lessons. I'm trying all my best for not repeating the same shit all over again.
I want to be selfish sometime. Please tell me how.
I wanna be a person who doesn't care what other people felt towards my action. I'm tired of being understandable all the time.
I wanna get out from my shell.
I wanna get the hell out of this country.
I wanna be alone.
I know, some people rather hurt than feel nothing at all. But, for me, feel nothing at all might be an option for consideration.
For now, I want you to understand me. All of you!
I don't ask a lot. I never did. Just don't bind me.
I am a detail person. I am an obsessive compulsive disorder. But, I'm not meticulously goes into tiny details.
Because I value small things.
I only need a hug. I only need a pat in the back saying that everything is gonna be alright.
I don't need to hear "I understand" while you don't mean it.
Hey perhaps, all i need is a shot of whiskey. C'mon....pour me some. And me like it!
Life Lesson Adventure
Nenek-nenek koprol ke liang kubur juga tau statement barusan. Hehehe...
Tapi, berapa banyak dari kita yang bener-bener mikir maksud dari statement barusan?
Berapa banyak dari kita yang bener-bener hidup untuk saat ini dan menikmati setiap detik yang lewat?
Waktu kita kebanyakan habis untuk melakukan apa yang jadi kewajiban kita. Kerja!
Kerjaan yang ga pernah ada abisnya. Kerjaan yang membuat kita tua di jalan. Kerjaan yang bikin energi positif kita abis untuk memperdebatkan hal yang ga signifikan dengan kolega, vendor, dan orang-orang lain.
Kerja emang membuat kita hidup. Kita dapet duit dari pekerjaan kita. That's true.
Kebanyakan dari kita bekerja untuk sesuatu yang sebenernya bukan passion yang kita inginkan. Iya ga? Kebanyakan kerja karena ndak ada opsi lain. Gw iri dengan orang-orang yang bisa kerja untuk passion yang mereka miliki. Bukan berarti gw ga punya passion terhadap apa yang gw kerjain sekarang ya. Cuman...mungkin gw saat ini lagi bener-bener berada di titik jenuh.
Saat ini gw mikir kalo there's more to life than meets the eye. Why I would spend my life working for something that consumes my life wholly?
Setiap kali gw ngeliat NatGeoAdv channel...I know what is my passion. That is to travel. To know peoples. To learn cultures. To spread the knowledge to someone else. Terlepas dari itu semua, poinnya adalah hidup memang indeed terlalu berharga untuk dilewatkan begitu saja. Too many good things to be missed.
Some of us never dare to walk-out off our comfort zone. That includes me. Hmmm...I think I need to do just that. Don't u think?
Tanda-Tandanya...
DISCLAIMER : Tulisan ini tidak bermaksud untuk menyinggung siapapun maupun komunitas tertentu. Tulisan ini hanya semata-mata observasi serta opini pribadi dan opini dari teman-teman diskusi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Jika di kemudian hari terdapat pihak yang tersinggung, maka mohon sekiranya dimaafkan.
Horeee...posting pertama di tahun 2011 ini. Selamat tahun baru yaa...semoga selalu handal jaya sentosa ke depannya. :-)
Di tahun baru ini, Mikir-Mikir berharap supaya ke depan semua postingannya bisa lebih segar, membumi dan gak melulu cinta-cintaan. :-)
Maka dari itu, Mikir-Mikir tampil lebih segar dengan template baru dari blogger. :-)
Mau pindah ke wordpress dan punya domain sendiri, koq rasanya belum siap ya. Belum sehandal Mas DimNov dan Mas RyuDek (keduanya blogger favorit saya #jujur!)
Ide posting kali ini muncul dari pengalaman pribadi rekan kerja sekaligus teman saya, Barbie. Pengalaman kehidupan percintaannya seringkali berakhir dengan mengetahui kalo gebetannya itu ternyata ndak suka perempuan. Suatu hari, saya menelurkan ide iseng...
Gimana kalo gue bikin satu posting yang isinya gimana caranya supaya perempuan tau tanda-tandanya laki-laki yang ndak suka perempuan?
Tentunya posting ini, seperti yang sudah disebutkan awal di disclaimer, ndak bisa dipertanggungjawabkan.
Nah...berikut ini beberapa tanda-tandanya.
- Peduli ama bentuk tubuhnya. Mungkin karena cowok yang cenderung menilai segala sesuatunya dari penampilan fisik terlebih dahulu, jadi bentuk tubuh yang menarik tentu jadi daya tarik utama mereka. Katanya sih dari mata pindah ke hati. Halahhh.....
- Fashion update. Biasanya mereka paling tau mal mana yang bakal ada midnight sale dan brand apa aja yang bakal ikutan sale.
- Branded minded. Kebanyakan biasanya cenderung pengen punya barang-barang yang branded. Kalo misalnya ada temennya yang pake barang bagus dan branded, biasanya at the end of the day, mereka juga ikutan beli barang yang sama atau at least mendekati.
- T-shirt V-neck. Bukan sekedar t-shirt v-neck biasa. Umumnya V-neck yang mereka pakai itu berbelahan rendah nan ketat. Therefore, we can see men cleavage. Yang badannya six-packed / jadi, pasti yang paling sering pake ini. Terutama emang lagi nge-trend nampaknya walau gak yakin apa tahun ini masih nge-trend juga.
- Semua bajunya rata-rata body fit. Punya badan bagus ya masa disembunyikan? Hehehe...sayang, biaya membership gym kan mahal.
- Pointy shoes. Tau sepatu kurcaci kan? Yang ujungnya lancip itu. Ini juga salah satu favorit mereka. Terutama yang warnanya putih.
- White stuff. Untuk yang satu ini mungkin emang kebetulan lagi nge-trend aja barangkali. Tapi ya emang buanyak yang pake putih di segala penjuru.
- Ban pinggang putih. Gak keliatan laki deh kalo pake iket pinggang warna putih. Entah kenapa.
- Doyan jadi spotlight di kerumunan massa. Semakin banyak mata yang melirik mereka, biasanya jogetnya makin semangat. BTW, hal ini berlaku kalo di diskotik aja ya. Kalo di tengah hiruk-pikuk mal mereka joget....ya kemungkinan besar emang sakit jiwa.
- Foto profil facebooknya lebih dari 20 foto dan semuanya foto sendiri. Kalo banyak yang foto sendiri pake hape, kemungkinan besar 4LaY.
- Gak doyan nonton bola. Kalopun nonton bola, either itu lagi final Piala AFF antara Malingsia dan Indonesia, final Piala Dunia atau emang doyan nontonin 12 laki-laki berlarian di lapangan gede sambil keringetan dan tuker kostum di akhir pertandingan.
- Merasa hidupnya bak telenovela. Err...ya gitu deh.
- Gaya dulu, yang lain nomer dua. Eksistensi dan nama baik seakan dipertaruhkan kalo gayanya gak up-to-date.
- Punya postman-bag Bally yang warna talinya merah-putih-merah.
- Kalo diajak jalan-jalan ke Bangkok...Chatuchak it’s a must. Kudu belanja. Liburan gak belanja, bagai sayur tanpa garam, kurang enak, kurang sedap.
Lagi-lagi saya informasikan sekali lagi. Semua ini didapat dari hasil observasi semata dan gak bermaksud menyinggung lho. :-)
List ini sebenernya bisa lebih panjang lagi kalo saja saya memang khusus meluangkan waktu secara khusus dan menulisnya bersama dengan teman saya itu. Mungkin akan diupdate lagi nanti.
Tapi, terlepas dari itu semua, saya mengagumi keberadaan pria-pria ini. Karena kebanyakan dari mereka mempunyai kepribadian yang kreatif dan supel. Mereka cukup berdedikasi terhadap apa yang mereka kerjakan dan they actually can deliver a good result in anything that they do.
Terlepas dari kekecewaan yang teman saya alami, saat mengetahui gebetannya ternyata ndak suka ama perempuan, tapi ndak bisa disangkal kalo gays are girl’s best friend (and diamonds). Tau kenapa? Dari asumsi saya, mungkin karena mereka cenderung mempunyai perasaan yang lebih sensitif sehingga resonansi perasaan empati terhadap teman wanitanya lebih berasa dibanding jika seorang wanita curhat ke pria biasa. Therefore kebanyakan wanita merasa aman dan nyaman jika memiliki seorang teman gay di sisinya. Anyway, terlepas dari semua itu, isn’t it this kind of difference that creates the beauty in life?
Pikiran WC di Pagi Buta
*sigh*
Surat Terbuka Buat Pemda Jakarta
Senyum Indonesia
Pijet Pijat
Gue suka pijet! Abis stressful day in the office, trus pijet, hmmm pulang ke rumah rasanya enteng.
Kadang gue suka nanya ama diri gue sendiri mengenai pekerjaan mereka sebagai pemijat.
- Whether are they ashamed of what they do for living?
- Whether is it their choice for a profession?
- Can they proudly say out-loud to other people that they are working as masseurs?
For me, terlepas dari mereka adalah pemijat beneran atau pemijat plus-plus, it is still a profession. Regardless apapun juga.
Buat gue, tanpa mereka, gak akan ada yang mau mijit kita untuk ngilangin rasa capek kerja seminggu, atau pegel-pegel karena keseleo atau kecekluk….
Suka gak suka, sadar gak sadar, mereka ini sedikit banyak berjasa lho buat kita. Walaupun mungkin banyak dari kita yang seringkali memandang sebelah mata untuk profesi ini. Kebanyakan dari kita cenderung ngeliat profesi sebagai pemijat itu adalah hal yang negatif.
Considering dari apa yang banyak terjadi, yah gue rasa cukup wajar jika kemudian profesi ini dipandang negatif. Tapi, jangan lupa kadang kita sendiri juga sebagai konsumen yang akhirnya membuat pandangan negatif itu menjadi ada. Contohnya yah ada beberapa bapak-bapak misalnya yang emang suka minta dikasih service extra. Atau ibu-ibu yang keganjenan yang doyan dipijet ama laki-laki muda ganteng dan brotot. Therefore, like any other thing in life, we ourselves takes our part in creating some point of view towards something.
In this case, can we blame them who choose to be a masseur in the first place?
Should we start to give more credit towards this profession? I meant in professional term. :-)