Tidak ada pikiran yang terbuang percuma. Semua pikiran berguna bagi kehidupan. Sekecil apapun bentuk kontribusinya, membawa arti tersendiri dalam hidup. Apalagi sebuah senyuman.
Life Lesson Adventure
Nenek-nenek koprol ke liang kubur juga tau statement barusan. Hehehe...
Tapi, berapa banyak dari kita yang bener-bener mikir maksud dari statement barusan?
Berapa banyak dari kita yang bener-bener hidup untuk saat ini dan menikmati setiap detik yang lewat?
Waktu kita kebanyakan habis untuk melakukan apa yang jadi kewajiban kita. Kerja!
Kerjaan yang ga pernah ada abisnya. Kerjaan yang membuat kita tua di jalan. Kerjaan yang bikin energi positif kita abis untuk memperdebatkan hal yang ga signifikan dengan kolega, vendor, dan orang-orang lain.
Kerja emang membuat kita hidup. Kita dapet duit dari pekerjaan kita. That's true.
Kebanyakan dari kita bekerja untuk sesuatu yang sebenernya bukan passion yang kita inginkan. Iya ga? Kebanyakan kerja karena ndak ada opsi lain. Gw iri dengan orang-orang yang bisa kerja untuk passion yang mereka miliki. Bukan berarti gw ga punya passion terhadap apa yang gw kerjain sekarang ya. Cuman...mungkin gw saat ini lagi bener-bener berada di titik jenuh.
Saat ini gw mikir kalo there's more to life than meets the eye. Why I would spend my life working for something that consumes my life wholly?
Setiap kali gw ngeliat NatGeoAdv channel...I know what is my passion. That is to travel. To know peoples. To learn cultures. To spread the knowledge to someone else. Terlepas dari itu semua, poinnya adalah hidup memang indeed terlalu berharga untuk dilewatkan begitu saja. Too many good things to be missed.
Some of us never dare to walk-out off our comfort zone. That includes me. Hmmm...I think I need to do just that. Don't u think?
Tanda-Tandanya...
DISCLAIMER : Tulisan ini tidak bermaksud untuk menyinggung siapapun maupun komunitas tertentu. Tulisan ini hanya semata-mata observasi serta opini pribadi dan opini dari teman-teman diskusi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Jika di kemudian hari terdapat pihak yang tersinggung, maka mohon sekiranya dimaafkan.
Horeee...posting pertama di tahun 2011 ini. Selamat tahun baru yaa...semoga selalu handal jaya sentosa ke depannya. :-)
Di tahun baru ini, Mikir-Mikir berharap supaya ke depan semua postingannya bisa lebih segar, membumi dan gak melulu cinta-cintaan. :-)
Maka dari itu, Mikir-Mikir tampil lebih segar dengan template baru dari blogger. :-)
Mau pindah ke wordpress dan punya domain sendiri, koq rasanya belum siap ya. Belum sehandal Mas DimNov dan Mas RyuDek (keduanya blogger favorit saya #jujur!)
Ide posting kali ini muncul dari pengalaman pribadi rekan kerja sekaligus teman saya, Barbie. Pengalaman kehidupan percintaannya seringkali berakhir dengan mengetahui kalo gebetannya itu ternyata ndak suka perempuan. Suatu hari, saya menelurkan ide iseng...
Gimana kalo gue bikin satu posting yang isinya gimana caranya supaya perempuan tau tanda-tandanya laki-laki yang ndak suka perempuan?
Tentunya posting ini, seperti yang sudah disebutkan awal di disclaimer, ndak bisa dipertanggungjawabkan.
Nah...berikut ini beberapa tanda-tandanya.
- Peduli ama bentuk tubuhnya. Mungkin karena cowok yang cenderung menilai segala sesuatunya dari penampilan fisik terlebih dahulu, jadi bentuk tubuh yang menarik tentu jadi daya tarik utama mereka. Katanya sih dari mata pindah ke hati. Halahhh.....
- Fashion update. Biasanya mereka paling tau mal mana yang bakal ada midnight sale dan brand apa aja yang bakal ikutan sale.
- Branded minded. Kebanyakan biasanya cenderung pengen punya barang-barang yang branded. Kalo misalnya ada temennya yang pake barang bagus dan branded, biasanya at the end of the day, mereka juga ikutan beli barang yang sama atau at least mendekati.
- T-shirt V-neck. Bukan sekedar t-shirt v-neck biasa. Umumnya V-neck yang mereka pakai itu berbelahan rendah nan ketat. Therefore, we can see men cleavage. Yang badannya six-packed / jadi, pasti yang paling sering pake ini. Terutama emang lagi nge-trend nampaknya walau gak yakin apa tahun ini masih nge-trend juga.
- Semua bajunya rata-rata body fit. Punya badan bagus ya masa disembunyikan? Hehehe...sayang, biaya membership gym kan mahal.
- Pointy shoes. Tau sepatu kurcaci kan? Yang ujungnya lancip itu. Ini juga salah satu favorit mereka. Terutama yang warnanya putih.
- White stuff. Untuk yang satu ini mungkin emang kebetulan lagi nge-trend aja barangkali. Tapi ya emang buanyak yang pake putih di segala penjuru.
- Ban pinggang putih. Gak keliatan laki deh kalo pake iket pinggang warna putih. Entah kenapa.
- Doyan jadi spotlight di kerumunan massa. Semakin banyak mata yang melirik mereka, biasanya jogetnya makin semangat. BTW, hal ini berlaku kalo di diskotik aja ya. Kalo di tengah hiruk-pikuk mal mereka joget....ya kemungkinan besar emang sakit jiwa.
- Foto profil facebooknya lebih dari 20 foto dan semuanya foto sendiri. Kalo banyak yang foto sendiri pake hape, kemungkinan besar 4LaY.
- Gak doyan nonton bola. Kalopun nonton bola, either itu lagi final Piala AFF antara Malingsia dan Indonesia, final Piala Dunia atau emang doyan nontonin 12 laki-laki berlarian di lapangan gede sambil keringetan dan tuker kostum di akhir pertandingan.
- Merasa hidupnya bak telenovela. Err...ya gitu deh.
- Gaya dulu, yang lain nomer dua. Eksistensi dan nama baik seakan dipertaruhkan kalo gayanya gak up-to-date.
- Punya postman-bag Bally yang warna talinya merah-putih-merah.
- Kalo diajak jalan-jalan ke Bangkok...Chatuchak it’s a must. Kudu belanja. Liburan gak belanja, bagai sayur tanpa garam, kurang enak, kurang sedap.
Lagi-lagi saya informasikan sekali lagi. Semua ini didapat dari hasil observasi semata dan gak bermaksud menyinggung lho. :-)
List ini sebenernya bisa lebih panjang lagi kalo saja saya memang khusus meluangkan waktu secara khusus dan menulisnya bersama dengan teman saya itu. Mungkin akan diupdate lagi nanti.
Tapi, terlepas dari itu semua, saya mengagumi keberadaan pria-pria ini. Karena kebanyakan dari mereka mempunyai kepribadian yang kreatif dan supel. Mereka cukup berdedikasi terhadap apa yang mereka kerjakan dan they actually can deliver a good result in anything that they do.
Terlepas dari kekecewaan yang teman saya alami, saat mengetahui gebetannya ternyata ndak suka ama perempuan, tapi ndak bisa disangkal kalo gays are girl’s best friend (and diamonds). Tau kenapa? Dari asumsi saya, mungkin karena mereka cenderung mempunyai perasaan yang lebih sensitif sehingga resonansi perasaan empati terhadap teman wanitanya lebih berasa dibanding jika seorang wanita curhat ke pria biasa. Therefore kebanyakan wanita merasa aman dan nyaman jika memiliki seorang teman gay di sisinya. Anyway, terlepas dari semua itu, isn’t it this kind of difference that creates the beauty in life?