Banning RIM!

Kebutuhan manusia untuk bersosialisasi tiap tahunnya kayaknya makin meningkat seiring pertumbuhan teknologi.

Bagus? Tergantung.

Gw dah pernah ngebahas ini sih. Betapa kangennya gw sama masa2 dimana belum ada BlackBerry.
Semenjak ada BlackBerry...email kudu musti harus segera difollow-up. Klo ndak.....kerjaan numpuk. Considering sekarang kirim email dah kayak ngirim SMS. Thanks to Research In Motion Ltd.

Sebelum ada BlackBerry....kita bisa came up with excuse "gw ga ada koneksi internet. Jadi ga mungkin ngecek email sekarang"

Sebelum ada BlackBerry....saat kita sakit di rumah, istirahat total dimungkinkan.

Setelah ada BlackBerry....saat kita sakit di rumah, ada email gengges masuk inbox....pilihannya ada to reply or not to reply. Tp klo ndak direply koq numpukin kerjaan! Klo direply koq ya effort banget ya..Wong lagi sakit. *sigh*

So...is it BlackBerry improve our life?
The answer would be two-sided sword. In a way....BB membantu, mengimprove cara kita berkomunikasi. In other way...it takes out some part of our personal life.

Memang kita punya choice untuk tidak me-reply suatu email. Tapi apakah kita mau mengambil opsi tersebut setelah memikirkan segala konsekuensi yang akan terjadi dengan pilihan kita untuk tidak me-reply?

*sigh*

Gw ngerasa kadang kemajuan teknologi ternyata emang ndak bisa lepas dari pengaruh kapitalisme. Pengaruh ini ngebuat kita menjadi lebih konsumtif dalam konteks komunikasi. Then again, sekali lagi, itu ga salah juga. Considering komunikasi adalah kebutuhan basic manusia kan....

So...who's to blame aside from ourselves?


Sent from DendolBerry®

No comments: