Talked And Listened Period


Pagi itu gue ama temen-temen gue makan pagi jam 10 di Citos (IYA..IYA. Lagi-lagi Citos? I am a Citos freak! Maklum kan ABG!).

Trus pas lagi makan sandwich dan meeting kecil2an, gue nyalain laptop gue dan online. Which I hate it. Rasanya gue udah gak bisa idup tanpa sehari nyentuh internet. HAHAHAHA…gak juga sih. Anyway, pas gue online YM…..

Sis (S) : DEN, EMERGENCY HELP ME!!!!
Den (D) : Dasar banci panik!!! Kenapa lagi sekarang?
S : Kayaknya gue selingkuh neh.
D : Kenapa mangnya? Sama sapa?
S : Well…I met this guy.
D : What’s he look like?
S : Not handsome but, charming. Very charming. Kind. Caring.
D : Hun, you’re in deep shit or in love?
S : BOTH!!!!!
D : Koq bisa ngomong gitu?
S : Well, lu tau lah hubungan gue ama si ‘EGO”.
S : I don’t know how…but, this person very very much comforting me. He listened. He responded. He talks. He’s smart. He’s seemed to be honest. But, what I lfrom this guy the most is HE ACTUALLY LISTENED not to mention he’s a very positive person. It’s the opposite of me.
D : Cieeh yang lagi fall in love!!!!!!!!! Darleen, rumput tetangga emang selalu lebih ijo!

By the time it was over, my chat with Sis, I was thinking. Is it wrong to like someone when you’re in a relationship? YA IYA LAH!!!

TUNGGU!!! Gimana kalo ternyata emang hubungan itu gak berjalan semestinya?
Katakanlah … salah satu pihak gak ada komunikasi, salah satu pihak gak pernah berusaha to spend some time with their partner ato usaha yang gak berjalan seimbang dalam mempertahankan hubungan itu karena hanya berjalan dari salah satu pihak?

Is it wrong to like someone when you’re in such relationship? Not healthy relationship? Still the answer tetep IYA, SALAH!!!!

Several days later, gue ketemuan ama Sis di PIM (d’oh, kalo gak Citos lari-larinya PIM!), lebih tepatnya di Tea N Tea.

EXTRA INFO : That place is really recommended if you are a tea lover. The vanilla ice cream waffle is splendid. They have some quite tea variety. Unfortunately, the waitress was not really helpful to the customer. Since there’s a lot of tea varieties, it would be nice to ask the customer if they need any help to explain what’s on the menu.

Anyway…there she is. Dateng dengan muka ceria and moony (also sparkling) eyes.
“He was great, Den”

The point of that meeting was …ternyata si Mr.Wonderful ini completely different dengan pacarnya yang sekarang.

>>Dia nelpon Sis waktu makan siang, just for the sake nanya Sis whether she had her lunch or not.

>>Dia juga nelpon Sis karena dia lagi bermasalah di kantor, seakan Sis jadi semacam oase-nya si Mr.Wonderful.

>>And the most wonderful from this Mr.Wonderful adalah, dia nanya ke Sis, “What do you want for your birthday?”.
[FYI, Masa kecil Sis emang gak bisa dibilang happy. Secara dia gak pernah ngerayain ulang taunnya secara spesial dan juga gak pernah ditanya seperti itu biarpun sama keluarganya sendiri.]

My..my..temen gue jatoh cinte. Ngeliat temen gue kayak begini jadi inget rasanya kena panah sang Cupid. WAKAKAKAKAK…

Gue trus bilang ke Sis, kalo mungkin aja itu emang caranya si Mr.Wonderful pedekate ama Sis. Mungkin aja andaikan Sis putus ama pacarnya yang sekarang trus jadian ama Mr.Wonderful, that Mr.Wonderful turns out not as wonderful as he used to be.

“Tapi, Den. He TALKED to me. He LISTENED to me.”

Gue sekarang ngerti betapa pentingnya kebutuhan manusia untuk mendengarkan dan didengarkan. Mungkin beberapa dari kita nganggep diri kita adalah seorang pendengar yang baik. ARE YOU SURE? Mendengarkan bukan hanya sekedar mendengarkan lho. Bukan sekedar duduk, diam dan trus ngedengerin semua yang lawan bicara kita omongin. Bukan sekedar menanggapinya dengan anggukan dan lenguhan semata.
Kadang orang yang bercerita tentang sesuatu, tentang masalah yang dihadapinya ato tentang apapun, mereka gak butuh suatu solusi. Mereka hanya butuh seseorang untuk mengeluarkan ‘THIS THING’ yang nyangkut di otak mereka. Tapi, gak ada artinya kalo kita cuman duduk, diam dan denger. We need more than that. We need more affection.

No comments: