Saya Emang Juaranya!

*PLAK* tampar ya, Meg!

Bikin orang lagi nyetir pengen nangis. Iyeeee...yang lagi nyetir itu saya!
Gara-gara nganter temennya nyari taksi sampe Plaza Semanggi (and it's definitely not the best meeting point), akhirnya saya harus berkendara melewati gedung yang notabene momok dalam kehidupan asmara saya ...-bahasanya agak-agak lebay ya-.

Ngebuka luka lama itu gak pernah enak. Sesembuh-sembuhnya luka lama, tetep aja masih membekas. Begitu luka yang udah sembuh terus dibuka lagi, sakitnya jadi berasa lagi. Sakitnya emang bukan sakit penyakit. Kayak ada perasaan penuh di dada yang pengen keluar tapi ndak bisa dikeluarin. Akhirnya ngendon di dalem dada dan malah keluar lewat pelupuk mata.

Anyway, gedung yang saya maksud tadi emang gak punya salah apa-apa. Cuman orang yang dulu saya kasihi *HOEEKK* ngantor di gedung itu. Jadi secara otomatis otak dan hati saya me-reject keberadaan gedung tersebut dengan 1 tujuan :

UNTUK NGELUPAIN DIA!

Karena ndak mungkin donk, saya nge-black list tempat kost-nya atau merek mobil yang dia pake. Kenapa? Yah gak mungkin aja. Lagipula eksistensi gedung itu sendiri udah begitu kuat citranya ama orang ini. Pokoknya duluuuuuu setiap kali lewat gedung ini, yang kebayang itu udah pasti mukanya dia mulu. Tiada hari tanpa bayang wajahmu di relung hati....jieeeehhh.....

Setelah dipikir-pikir lagi saya memang gak pernah menuangkan cerita tentang dia di dalam blog saya ini. Karena itu kali ini saya ingin mencoba untuk menuangkan ceritanya di sini. Who knows dengan begitu saya bisa jadi lebih bisa legowo.

.....selama kurang lebih 2 tahun, saya jatuh cinta dengan dia. Tapi, rasa itu sayangnya, bertepuk sebelah tangan. :-) Bodoh ya. 2 tahun saya mengharapkan untuk bisa memiliki satu hubungan spesial dengan dia, sekaligus berharap itu bisa menjadi hubungan yang terakhir.

Tapi, ndak tau kenapa....saya selalu jadi pihak yang ditinggalin terus. Gak pernah menang.
He-eh, ditinggalin karena dia lebih memilih untuk rujuk dengan mantannya. Entah rujuk untuk yang ke-berapa kali. Mungkin ratusan. :-)

Hubungan saya dengan dia sendiri, berlangsung 3 kali (kalo ndak salah inget)....tapi inget lho ya, itu belum bisa disebut 'hubungan' secara resmi. Cuman sebatas deket aja. Nothing more.

Di usaha yang ketiga kalinya, harapan saya saat itu mencapai puncaknya. Karena saat itu dia juga sudah cukup lama putus dengan sang mantan a.k.a pacar-nya itu. Terutama juga karena ada masa pada saat itu, ia meminta saya untuk menunggu dia. Menunggu dia untuk menyelesaikan semua urusan dengan mantannya itu. TAPI....yah bisa ditebak kan?
Dia balik lagi ama sang mantan a.k.a pacar (please jangan tanya untuk yang keberapa kali...)

Ever since that time, saya memutuskan -walaupun sakit- untuk ngelupain dia sepenuhnya. jadi mulai deh tuh saya block semua memori yang ada hubungannya dengan dia. Mulai dari tempat dia kerja. Mobilnya. Tempat tinggalnya. Pokoknya S.E.M.U.A!~

Tapi, yah emang gak pernah gampang kan untuk ngelupain orang. Apalagi orang tersebut emang nempel di otak dan hati. Hihihihihi....

Sekarang saya emang udah gak sendiri lagi. Saya telah menemukan seseorang yang (I wish and I pray) bisa menjadi teman hidup saya untuk selamanya.

Ada masa dimana kita menjadi begitu bodoh dan tolol saat berurusan dengan hati atau cinta.
Tapi, tanpa masa-masa seperti itu, kita gak akan belajar dari kesalahan. Kita tidak akan belajar betapa pentingnya seseorang hingga akhirnya dia pergi ninggalin kita. Kita tidak akan menghargai keberadaan mereka, rasa sayang mereka dan rasa cinta mereka.

So, no matter what you do, if you have bad or painful memories regarding your lovelife....don't hide it. Face it. And in the end, you'll laugh about it.


No comments: