*sigh*
Tidak ada pikiran yang terbuang percuma. Semua pikiran berguna bagi kehidupan. Sekecil apapun bentuk kontribusinya, membawa arti tersendiri dalam hidup. Apalagi sebuah senyuman.
Pikiran WC di Pagi Buta
*sigh*
Surat Terbuka Buat Pemda Jakarta
Senyum Indonesia
Pijet Pijat
Gue suka pijet! Abis stressful day in the office, trus pijet, hmmm pulang ke rumah rasanya enteng.
Kadang gue suka nanya ama diri gue sendiri mengenai pekerjaan mereka sebagai pemijat.
- Whether are they ashamed of what they do for living?
- Whether is it their choice for a profession?
- Can they proudly say out-loud to other people that they are working as masseurs?
For me, terlepas dari mereka adalah pemijat beneran atau pemijat plus-plus, it is still a profession. Regardless apapun juga.
Buat gue, tanpa mereka, gak akan ada yang mau mijit kita untuk ngilangin rasa capek kerja seminggu, atau pegel-pegel karena keseleo atau kecekluk….
Suka gak suka, sadar gak sadar, mereka ini sedikit banyak berjasa lho buat kita. Walaupun mungkin banyak dari kita yang seringkali memandang sebelah mata untuk profesi ini. Kebanyakan dari kita cenderung ngeliat profesi sebagai pemijat itu adalah hal yang negatif.
Considering dari apa yang banyak terjadi, yah gue rasa cukup wajar jika kemudian profesi ini dipandang negatif. Tapi, jangan lupa kadang kita sendiri juga sebagai konsumen yang akhirnya membuat pandangan negatif itu menjadi ada. Contohnya yah ada beberapa bapak-bapak misalnya yang emang suka minta dikasih service extra. Atau ibu-ibu yang keganjenan yang doyan dipijet ama laki-laki muda ganteng dan brotot. Therefore, like any other thing in life, we ourselves takes our part in creating some point of view towards something.
In this case, can we blame them who choose to be a masseur in the first place?
Should we start to give more credit towards this profession? I meant in professional term. :-)
Banning RIM!
Bagus? Tergantung.
Gw dah pernah ngebahas ini sih. Betapa kangennya gw sama masa2 dimana belum ada BlackBerry.
Semenjak ada BlackBerry...email kudu musti harus segera difollow-up. Klo ndak.....kerjaan numpuk. Considering sekarang kirim email dah kayak ngirim SMS. Thanks to Research In Motion Ltd.
Sebelum ada BlackBerry....kita bisa came up with excuse "gw ga ada koneksi internet. Jadi ga mungkin ngecek email sekarang"
Sebelum ada BlackBerry....saat kita sakit di rumah, istirahat total dimungkinkan.
Setelah ada BlackBerry....saat kita sakit di rumah, ada email gengges masuk inbox....pilihannya ada to reply or not to reply. Tp klo ndak direply koq numpukin kerjaan! Klo direply koq ya effort banget ya..Wong lagi sakit. *sigh*
So...is it BlackBerry improve our life?
The answer would be two-sided sword. In a way....BB membantu, mengimprove cara kita berkomunikasi. In other way...it takes out some part of our personal life.
Memang kita punya choice untuk tidak me-reply suatu email. Tapi apakah kita mau mengambil opsi tersebut setelah memikirkan segala konsekuensi yang akan terjadi dengan pilihan kita untuk tidak me-reply?
*sigh*
Gw ngerasa kadang kemajuan teknologi ternyata emang ndak bisa lepas dari pengaruh kapitalisme. Pengaruh ini ngebuat kita menjadi lebih konsumtif dalam konteks komunikasi. Then again, sekali lagi, itu ga salah juga. Considering komunikasi adalah kebutuhan basic manusia kan....
So...who's to blame aside from ourselves?
Sent from DendolBerry®
Get me a bathrooommm....So I can stop blaberring....
Semua buah pikiran yang ada di benak kita, dengan mudahnya tersalurkan hanya sejauh ketikan dan sebuah klik di mouse komputer.
Tapi sebenernya sejauh mana sih etika nge-tweet maupun meng-update status di facebook?
Gue paham bahwa etika tertulis itu ndak mungkin ada.
Tapi, above all... internet adalah ranah publik yang sebenernya hampir tidak bisa untuk melarang orang untuk mengutarakan isi hatinya.
Dengan catatan tentunya tidak menuliskan nama. Perkara bahwa orang yang kita sindir atau kita gosipin merasa tersindir, dari pendapat egois gue....that's their problem. Therefore buat gue, they apparently memang merasa tersindir, then they do realize something wrong with them....
Tapi, buat gue mereka lebih tidak etis lagi jika membahas hal tersebut di luar ranah internet.
No matter what other people might say about you....when it comes to the net....it is something that you can not control. Maybe it is wise to take it as your feedbacks. To reinvent yourself. To be a better person.
Therefore if you wanna gain respect, you gain it by conscious and real.
What am I talking about?
I need a bathroom......ouch.....
After All This Time....
One Boring Post! Save Your Time By Not Reading It! Seriously!!!
True Blue
Walaupun tak pasti
Kuhadirkan sayang di s'tiap langkahmu
Sampai kapan kasih kan kutunggu
Kasih sempurnakah cinta kita?
Ketulusan cintaku
Bagai angin lalu
Keraguan itu masih s'lalu ada
Sampai kapan kasih
Bahagia 'kan tercipta?
Mengertilah kasih, pintaku kini
Satu yang tersisa lagi
'Tuk lengkapi hidupku, oh kasih
Waktu tak menunggu
Hari s'makin senja
Pastikan kasih, coba 'tuk mengerti
Andai saja dosa itu
Tak pernah kusentuh dulu
Kembali percayamu... sayang
Ide Yang Buruk
Tapi, diantara semua bentuk cinta-cintaan...buat saya ada satu bentuk yang paling buruk. Mencintai seseorang sebelah tangan.
Yup...setidaknya hal itu berlaku untuk saya. ;)
Ada sebuah kutukan kurasa di keluarga saya. Kutukan itu membuat kita semua; jika sudah kadung cinta ama seseorang, biarpun sebrengsek apapun orang itu; biarpun bertepuk sebelah tangan ...kita tetap akan mencintai orang itu walaupun rasanya sakit.
Kontradiktif memang! Pertanyaan saya adalah : apakah yang namanya cinta harus disertai dengan rasa sakit? Bukannya cinta itu adalah energi positif yang seharusnya bisa menghilangkan rasa benci ataupun sakit?
Well..reality does bite. Life is all about balance. Love and hate. Pain and joy. Semua saling terkait satu sama lain. Ibaratnya rantai DNA. Itulah yang menjadikannya hidup. Itu semua datang dalam satu paket.
Saya mencintai orang yang sama selama hampir 4 tahun. Dan sejujurnya saya tidak pernah benar-benar ngelupain dia. Seperti yang sudah bisa ditebak jalan ceritanya ...dia tidak punya perasaan yang sama seperti yang saya miliki. Jadi...bertepuk sebelah tangan lah akhirnya.
Setelahnya saya akhirnya memulai beberapa hubungan yang rata-rata hanya berlangsung selama 1 tahun. Rata-rata karena apa yang saya inginkan dan yang mereka mau, tidak berada dalam platform yang sama. So, we've ended.
Menyesal? Sama sekali tidak.
Karena setiap kejadian justru membuat saya semakin tau dan belajar tindakan preventif untuk mencegah hal yg tidak diinginkan terjadi untuk kesekian kalinya.
Walaupun ada harga yang harus dibayar untuk itu : perasaan cinta yang tulus tanpa ada pretensi ataupun kecurigaan, cenderung hilang.
Mungkin saat-saat ini ada seseorang yang secara tulus mencintai saya tapi ....saya mungkin menjadi sosok yang cenderung cuek dan justru tidak menghargai segala effortnya.
Jadi saat ini saya pikir : mencintai seseorang (saat ini) ternyata adalah ide yang buruk. Setidaknya selama saya masi dalam kondisi siaga 1.... :)
Sekarang, aku sendiri. Single. Singleton. Alone.
Sedih? Hmm...not really.
Sent from NdolBerry®
Aksi Kompensasi Six Pack Abs
Nah, pagi ini secara tumben-tumbenan...gue fitness di pagi hari. Jam 7, brur!
Di situ ada satu orang yang menurut gue ganggu banget secara penampilan. Badannya sih "jadi" banget. Six pack? So pasti! Dadanya itu lho agak ganggu. Karena gede buanget. Kayak as if dia punya t*k*t silikon berukuran 36C. Hihihihi.....
Yah anyway....adalah 2 orang yang badannya kayak begitu pagi ini. Ya bukan 1 orang, tapi DUA!
And then gue berpikir...badannya emang "jadi" banget. Tapi, koq kakinya cilik yo? Kayak kaki ayam! Kaki sekecil itu menyangga badan segede itu? Hmm...gue kasian ama si kaki.
And then gue berpikir lagi....badannya emang jadi banget. Tapi, koq mukanya hmmm...agak kurang ya?
Apakah ini aksi kompensasi saudara-saudara? Bisa jadi.
And lalu gue berpikir lagi....mau gak sih gue punya badan kayak gitu?
Jawaban dari pertanyaan itu adalah TIDAK!
Gue menyukai bentuk badan gue sekarang ini. Walaupun jika memungkinkan gue pengen ngebuat jadi lebih "jadi" lagi. Ndak perlu literally harus kering bak model-model majalah fitness terkemuka gitu sih. Cuman setidaknya sedap diliat kalo gue di pantai deh. Hehehehe....
writer at tidung island, thousand islands. |
Ada alasan kenapa gue gak mau punya badan yang bener-bener "jadi" sampe keliatan guratan ototnya.
1. Bikin muka gue jadi tirus. I prefer me face to be a bit chubby.
2. Dengan jujur, gue mengakui kalo gue tidak memiliki will-power sebesar pria-pria lain yang rela mengganti garamnya dengan garam diet, makan makanan yang ndak berminyak dan full protein diet.
3. Gue percaya faktor genetik berperan sedikit banyak dalam mendapatkan six pack abs. Jadi anggep aja gentik gue gak sebagus orang-orang itu.
4. Gue agak gak rela keluar duit untuk membeli suplemen-suplemen yang harganya selangit. Mending buat beli makan enak. Hihihihihi......
Mereka yang berbadan six pack abs, gue yakin mempunyai motivasi mereka sendiri sampe mereka punya will-power dan melakukan effort yang sedemikian rupa sampe ndapet tuh six pack abs. Menjalankan gaya hidup sehat mungkin bisa jadi salah satu nya. Membuat penampilan jadi lebih menarik bagi kaum hawa (mungkin juga kaum adam....hihihihihihi). Dan masih banyak alasan lain lah.
Buat gue, gaya hidup sehat gak bisa semata-mata diukur dari bagusnya bentuk badan semata lho. Itu harus diliat secara holistik (nah bahasanya mulai aneh nih gue!).
Point yang mau gue omongin adalah kita harus belajar mencintai diri kita sendiri. Dengan begitu, mau gak mau kita akan belajar untuk menjaga diri kita sendiri dengan lebih baik. Dan yang paling penting kita akhirnya juga bisa belajar bagaimana menghargai hidup.
Jadi hidup sehat atau enggak, itu pilihan koq.
Tapi, tetep...gak sehat uga deh kayaknya kalo badannya "jadi" tapi cuman di bagian atasnya doang dan bagian bawahnya kayak kaki ayam. Ndak sexy ah. :-D
Imaginary Love Letter
Signorita Senioritas
Kuta's (Legian's) Little Secret
Tukang Ngayal Atau Realis? : Relationship Redefined!!!!
Gak pernah bosen gue kalo disuruh nulis postingan soal relationship. Bukannya gue expert dalam soal relationship sih ya. Cuman mungkin ini bentuk dari keinginan gue untuk memiliki sebuah hubungan yang seimbang, ideal dan indah. Cieeehhhh.......bahasanya gokeellll....
- Saling mengupdate lokasi masing-masing tanpa diminta.
- Senantiasa memberi kabar dalam 1 hari entah itu sms/telpon/bbm/ym/msn/gtalk/email
- Kalo bosen dengan rutinitas kencan yang ada, mencari alternatif kencan lain bersama pasangannya. Intinya memupuk hubungan itu supaya tetep dan makin mesra.
- Menghabiskan waktu lebih banyak dengan pasangannya compare dengan temen-temennya. Setidaknya kadar prioritasnya diperjelas dan dipertegas lah ya.
- Menyadari bahwa jika sudah berkomitmen, keputusan apapun yang ingin dibuat akan mempengaruhi pasangannya secara langsung maupun tidak langsung. Jadi alangkah baiknya segala sesuatunya diobrolin dulu.
- Stop kenal-kenalan ama orang baru deh! itu langkah awal selingkuh tuh. Kalo tujuannya bangun networking, pilih lokasi yang tepat lah! Atau maintain dari networking teman-teman yang emang udah ada dan udah dikenal baik.
- Share stories everyday. Good ones or bad ones. At least this is one way to communicate among other way.
- Pulang kantor dijemput trus pulang ke rumah bareng.
- Ngobrol di mobil, biar yang satu lagi bete dan yang satu lagi nyetir tapi tetep menikmati kebersamaan itu.
- Dengan bangga ngenalin sang pasangan ke temen-temennya saat lagi ada acara tertentu. Jadi pasangan gak cuman sekedar jadi attachment. Hihihihiihi....
- Biarpun berantem, tapi gak perlu menghindar-menghindar apalagi menghilang sampe gak ada kabar. Gak banget itu.
- Mengerti akan arti sebuah kebersamaan dan berbagi.
- Membicarakan segala sesuatu yang ngganjel di hati & jangan menghindar jika pasangan lu mau ngajak bicara serius. Pasangan lu bukan mind-reader kan?