Tadi waktu makan siang, gak sengaja gue ngeliat CTV. Trus gue ngeliat running text SMS yang ada di bawah itu lho dan ada tulisan :
"Sorry ya, XXX. Gw terpaksa mutusin lu karena temen-temen gue gak setuju ama hubungan kita berdua."
Hehehehe...dasar ABG masa kini. Kita harus putus ama pacar hanya karena temen-temen kita gak setuju ama pilihan kita.
Emang sih, sekarang ini temen udah jadi kayak keluarga kita. Bahkan bukannya gak mungkin kalo nama merekalah yang kita tulis di form-form yang ada kolom 'in case of emergency' contact person instead keluarga kita sendiri.
Waktu kita suka sama seseorang, kita mungkin adalah satu-satunya orang yang tau kenapa kita bisa 'fall in love' sama orang yang bersangkutan. Mungkin juga temen-temen kita tau kenapa, dengan catatan orang tersebut emang punya satu pesona daya tarik yang amazing. Tapi, lepas dari semuanya tetep aja emang kita yang paling tau kenapa.
... ... ...So, who knows what's best for us except for ourselves?
... ...Does anybody really think they know what's best for us?
...Does their thinking really sincere to think what's best for us?
Jawaban apapun yang ada, pasti bukanlah jawaban yang exact. Bukan jawaban yang merupakan harga mati. Karena memang gak ada jawaban yang pasti untuk semua pertanyaan tadi.
Mungkin memang temen kita ngeliat sesuatu dari orang yang kita sukai sehingga mereka bisa mikir bahwa orang ini gak pantes buat kita. Mungkin aja mereka bisa melihat tapi kita yang buta gak ngeliat ato emang gak mau ngeliat hal itu. Hey, love is blind kan? HEHEHEHEHE... Mungkin karena inilah kita butuh pendapat temen kita. Terlepas dari mereka bener ato salah tentang pendapatnya, hey at least kita udah dapet second opinion. THAT'S MATTER.
Tapi, to break up with someone because our friends doesn't approve our partner? HOLD IT, DUDE!!! STOP RIGHT THERE!!!
Gimana kalo ternyata justru mereka cuman semata-mata gak suka ama pasangan kita alias (mungkin) sirik? Lah bisa-bisa malah kita keilangan orang yang jadi (mungkin) soul-mate kita. Duh kebayang donk betapa nyeselnya?
No matter what, when we want to break up with someone, it would be very wise to think it twice. A relationship was meant for good. Yang ngejalanin satu relationship hanyalah 2 orang itu sendiri kan? Three's a crowd. Other peoples opinion just for your second opinion, for your consideration only to make a wise and better decision for your life no matter what.
Tidak ada pikiran yang terbuang percuma. Semua pikiran berguna bagi kehidupan. Sekecil apapun bentuk kontribusinya, membawa arti tersendiri dalam hidup. Apalagi sebuah senyuman.
Crazy Little Thing Called Love
Once there's someone asking me.
... ... ...[Where's love?]
... ... ... ... ...[What's love?]
Gue coba nyari artinya di Wikipedia. For the sake of formality. So here it goes.
CINTA adalah sebuah perasaan yang ingin membagi bersama atau sebuah perasaan afeksi terhadap seseorang.
OR
CINTA adalah sebuah aksi/kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, memberikan kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apapun yang diinginkan objek tersebut.
Let's talk about it one by one.
CHRIST!!! (gue gak menyebut nama Tuhan dengan sembarangan ya!)
Duh panjang nian dan ribet artinya. Anyway, is it? Is the meaning of love can be describe into one sentence by some world-ly words?
Kalo gue ditanya arti cinta, ... ... ...WHAT? I DON'T KNOW!!!
Yang gue tau cuman yang namanya cinta itu ada. Dari dulu gue selalu nganggap bahwa cinta gak pernah bisa dideskripsikan ama kata-kata. Cinta tuh dirasain.
Kalo ngeliat arti yang gue dapet dari Wikipedia, cinta digambarkan sebagai bentuk yang positif. Mungkin yang nulis definisi itu gak kenal ama yang namanya bentuk cinta yang posesif atau bentuk cinta lain yang mungkin justru bisa merugikan kehidupan seseorang atau sesuatu.
Kita tau pastinya kalo bentuk cinta itu banyak macemnya. Cinta keluarga, cinta terhadap sahabat, cinta seorang kekasih dan masih banyak beribu bentuk cinta lainnya. The bottom line... can we describe love? Is there any precise description about love itself? Please sir, I really want to know.
Selama ini banyak orang yang demikian gampangnya ngomong,
... ... ..."Love you, Den!"
... ... ... ... ..."God, I love you Den!"
and so on, so forth.
When? (most of the time) When we goddamn fu**ing!!! HAHAHAHAHA
[Pardon my bluntness!!!]
Was it for real or was it testoterone speaking? Hahaha...haha...ha...
OR
Setiap saat pasangan kita seringkali bilang "I love you!" and they've never been at our side by the time we need them?
It is however, still a form of love. Although it is a degradation meaning in the terms of love.
The bottom line, love is something you can't describe by words. Words are words only, without any meaning if you don't really mean it.
Now for the next topic, WHERE IS THE LOVE?
Pertanyaan yang satu ini muncul (dari orang yang sama : unknown) di shoutbox gue beberapa waktu lalu. And it tickles me to write down about it.
Gue bilang ke dia, quoting dari film 'Love Actually',
[LOVE IS ACTUALLY ALL AROUND!!!]
Kita bisa ngeliat setiap saat. Go check the arrival at the airport or a train station. Kita selalu bisa ngeliat orang yang pelukan, cipika-cipiki or laughing. Small, but THERE IT IS!!! THERE'S LOVE!!!
Yup, maybe some of us needs a different kind of love. Kita selalu ngebutuhin bentuk cinta yang lebih affectionate, more intimate. Like I said before, human would never satisfy over anything. We always wants more.
...Ngeliat orang yang kita sayang tidur di sebelah kita dan ngeliat muka bodohnya waktu lagi ngorok.
... ...Nerima SMS "Have a nice lunch, bey!" dari si dia.
... ... ...Nerima kunjungan surprisenya di tengah malem, just for the sake the this person misses you.
... ... ... ...Ditelpon pas jam 2 siang cuman untuk bilang "Suddenly I think about you and want to hear your voice"
... ... ...CHEESY????
... ...GOMBAL???
...KAMPUNGAN???
... ...CHILDISH???
... ... ... ...DRAMA QUEEN???
But, admit it. That are the kind of affections that most of us expect from our partner, right?
Mungkin... ... ...mungkin kita adalah satu gerombolan manusia yang paling gak secure sedunia. Takut keilangan. Takut kalo pasangan kita selingkuh. Takut kalo mereka flirting ato making-out ama orang lain. Takut kalo dilupakan karena dia tenggelam karena kesibukan dia sendiri. Takut kalo ternyata kata-kata 'I love you' yang sering dia bilang cuman sekedar lip-service.
I know for I am also a part of that gank!
Now, balik lagi ke diri kita masing-masing. Love is actually all around you. Mungkin bukan cinta yang lu semua pengen. Tapi, cinta ada koq dimana-mana. If you want an affectionate and intimate love, you will find it someday-someway. And when you do, please consider what he/she needs in return from you. Coz maybe that's what all love about, ... ... SACRIFICE!!!
Men Are Dogs??
A friend of mine told me a story about his relationship with his partner. It's been quite a while since the last time he went out with his partner. It's been a while also they had a heart-to-heart session.
[So? What's that got to do with me?]
Hehehehe... being cynical.
So he said,
"It feels like I don't know this person anymore. To think again, I barely
know this person"
Fiuuh...one hell of a tough line, isn't it?
How do you feel when it turns out that you barely know this someone you so-called love?
How do you feel when you don't know anything about the person you had sex with most of the nights?
For me, I feel like a fuck-buddy. Call me prostitute. Call me horny-boy. Call me desperate-in-need-of-sex material. Call me what you want. But, for me it is the truth.
I watched some first season of Sex And The City a few days before. And it was about,
[CAN WOMEN HAVE SEX LIKE MEN?]
What's wrong with men?
In that episode, generally, it shows that men can do sex like a regular activities. No feelings involves. Just simply SEX. A hit and run kind of type. Even if they do it with feelings, still most men are capable to do sex like it was one of their contribution to the world : SPREAD THE SEEDS OF LIFE!!!
Now the question rise,
[DOES ALL MEN DO THAT? DOES ALL MEN DO THIS HIT-AND-RUN SEX THING ALL THE TIME?]
To put it simple. I have to say yes. Men are less sensitive than women. A touch just means a touch and nothing more for men. But, for women, touch means affection, caring and perhaps love.
I don't think (most) men will do the effort of meeting their partner unless they need the sex. But, of course I don't think that all men do that. Mostly.
Sex is essential in a relationship. Even in Indonesia, the same thing applies. To say you don't need sex to enhance the relationship, I say it's a bull. Kissing is a sexual ritual. Erotic touches, sensual moaning and some other thing are sexual rituals. It is only a matter of time and place before you proceed to oral or intercourse.
So, the next question and the major question rise.
[WHY?]
[HOW CAN MEN DO THIS HIT-AND-RUN SEX THINGY?]
the answer is as simple as, men's (our) brain is on his dick. HAHAHAHAHA...not litterally. Some of us are just dogs, maybe.
If you guys have the answer for this question, please do let me know.
As for me, those one night stand era is over. Though it tickles me to do it again sometime. But, the price I should pay would be over the limit.
[So? What's that got to do with me?]
Hehehehe... being cynical.
So he said,
"It feels like I don't know this person anymore. To think again, I barely
know this person"
Fiuuh...one hell of a tough line, isn't it?
How do you feel when it turns out that you barely know this someone you so-called love?
How do you feel when you don't know anything about the person you had sex with most of the nights?
For me, I feel like a fuck-buddy. Call me prostitute. Call me horny-boy. Call me desperate-in-need-of-sex material. Call me what you want. But, for me it is the truth.
I watched some first season of Sex And The City a few days before. And it was about,
[CAN WOMEN HAVE SEX LIKE MEN?]
What's wrong with men?
In that episode, generally, it shows that men can do sex like a regular activities. No feelings involves. Just simply SEX. A hit and run kind of type. Even if they do it with feelings, still most men are capable to do sex like it was one of their contribution to the world : SPREAD THE SEEDS OF LIFE!!!
Now the question rise,
[DOES ALL MEN DO THAT? DOES ALL MEN DO THIS HIT-AND-RUN SEX THING ALL THE TIME?]
To put it simple. I have to say yes. Men are less sensitive than women. A touch just means a touch and nothing more for men. But, for women, touch means affection, caring and perhaps love.
I don't think (most) men will do the effort of meeting their partner unless they need the sex. But, of course I don't think that all men do that. Mostly.
Sex is essential in a relationship. Even in Indonesia, the same thing applies. To say you don't need sex to enhance the relationship, I say it's a bull. Kissing is a sexual ritual. Erotic touches, sensual moaning and some other thing are sexual rituals. It is only a matter of time and place before you proceed to oral or intercourse.
So, the next question and the major question rise.
[WHY?]
[HOW CAN MEN DO THIS HIT-AND-RUN SEX THINGY?]
the answer is as simple as, men's (our) brain is on his dick. HAHAHAHAHA...not litterally. Some of us are just dogs, maybe.
If you guys have the answer for this question, please do let me know.
As for me, those one night stand era is over. Though it tickles me to do it again sometime. But, the price I should pay would be over the limit.
Ancoor!!!
Ancur … ancur deh liburan gue. Udah niatan padahal, pengen liburan sendirian. Pergi ke sana dan kemari, tanpa nungguin orang belanja ato yang jalannya kayak bekicot karena ngeliat kiri-kanan. ARGGGGHHHH….
Ditambah lagi si Hari masih ngirimin email kerjaan!!!!!! Harusnya sih gue cuekin aja ya? Susah deh jadi orang yang terlalu deep ama kerjaannya. CIEEEEEH...Jakarta, 17 Agustus 2006
--10.00 AM--
Masih nyempetin untuk online dan bales-bales email kerjaan yang belum selesai. Bahkan masih sempet chatting. Padahal gue belum packing.--10.00 AM--
Hahahaha…lagian gue gitu lho!!!
1 Freshly-pressed out-from-the-laundy jeans.
1 Celana pendek et-cetera yang sejuk dan mudah ‘dirogoh’.
… … …[WAKAKAKAKAK!!!!]
7 T-shirt nan ketat namun sejuk mengalirkan udara di kulit gue.
5 celana dalam yang stylish.
… … …[in case of emergency!!! Hehehehehe…]
Kelar deh. Paling apalagi sih? Charger, sikat gigi elektrik Oral-B gue, odol Oral-B gue, tempat kontak lens, botol buat nyuci, paspor dan barang-barang kecil lainnya yang gue atur sedemikian rupa supaya gak makan tempat di travel bag gue.
Oh iya … tak lupa di tas jinjing-ku kubawa pula iBook ku.
--12.30 PM—
Suasana hati nan gembira mengiringi perjalanan gue waktu berangkat ke airport.Masih bisa makan siang di KFC … …godaan diet pertama.
Trus abis makan, langsung masuk ke check-in counter… … …
… … …KOQ BANYAK TKI?????????
Gue gak salah masuk terminal kan? Eh ternyata bener koq.
Mungkin karena Etihad Airlines boarding dari terminal ini makanya banyak TKI yang diberangkatin dari sini.
Lagi di tengah-tengah ngantri, LHO EEALLAAA… ada keluarga gue. Walhasil disuruhlah nemenin mereka di Spore. Ya wis lah…considering gue juga ada urusan kerjaan di sini, jadi gue pikir gue masih bisa punya spare waktu sendirian. Tapi, teteup dalam hati gue ngedumel sedumel-dumelnya. Soalnya terakhiran setau gue mereka gak jadi pergi liburan.
S’pore, 18 Agustus 2006
--07.00 AM—
Nemenin mereka makan pagi. Sial udah dimulai dari sarapan. Ngambil sereal, salah pake susu. SUSU KEDELAI!!! YUCK!--07.00 AM—
Ah…gak afdhol deh pokoknya.
--09.30 AM—
Ngajak jalan ke IKEA.Do you have any idea how far this place from the closest MRT station? Oke beli keperluan bayi … ternyata eh ternyata kagak jadi karena kegedean. Udah mana lama pula liat sana, liat sini. Halah CAPE!!!
--05.00 PM—
Nungguin orang sampe goblok di depan Ngee Ann City, karena apa? BELANJA!!!Gue gak ngerti ya…how can some people just can be so insensitive when they’re shopping? While others waiting for them like a stooge?
Perut udah laper dan akhirnya baru bisa makan malem jam 9 malem.
--11.00 PM—
Thanks to Fa, Epen and their other 2 friends (sorry, I forgot your name!), at least I can laugh freely for some time. After being tortured for a couple of day. The meeting was splendid, too bad we can only met once. And surely miss our previous engagement.S’pore, 19 Agustus 2006
--10.00 AM--
Go to Shenton. Meeting with a client. Quite success though may need some arrangements. Tapi, at least pagi-pagi mood gue udah okay lah.--10.00 AM--
--11.30 AM--
Berlari-lari ngejar MRT menuju Harbour Front, nyusul mereka yang sedang berada di Sentosa Island. Sampe di Harbour Front, gue baru sadar. Ngapain juga gue lari-lari? Secara MRT nyampenya on-time trus. Jadi telat-telatnya paling cuman telat 5 menit.--04.00 PM--
YIPPPPEEE!!!!! Mereka pulang besok!!!Jadi gue mau extend aja ah. Biar deh dapet pesawat yang malem baliknya hari Senin nanti. Nyang penting bisa punya 2 hari sendirian.
Jadinya gue rela-rela aja deh nemenin mereka muter-muter Suntec City dan Esplanade. Rela juga bayarin makan di Quay. Hehehehe… sekalian lirik kanan-kiri. Sialnya gue koq jadi suka ama Chinese.
S’pore, 20 Agustus 2006
--09.30 PM--
Mereka minta gue anterin ke Changi nanti sore. Ya wis, with pleasure. Sementara jam segini, gue suruh mereka acara bebas. Tapi sekitar Orchard aja lagi ya. Sementara gue pergi ke Mustafa dan Sim Lim Square. Nyari tas lap-top. Hehehe…Dapet akhirnya. Trus udah gitu gue menuju ke Orchard Road lagi menjemput mereka untuk makan siang dengan naek bis. Hehehe…abis penasaran. Beberapa kali ke sini tapi, gak pernah naek bus-nya. Jadi gue pengen ngerasain aja. Walaupun akhirnya turun rada jauh dari tempat tujuan (lumajang ne! Turun di YMCA deket Dhoby Ghout padahal gue kudu ke Orchard!).--09.30 PM--
--01.00 PM--
Makan siang di Tangs. Jauh-jauh dan mahal-mahal ke Singapore malah makan fast food. Mana kagak ada makanan lain lagi, ya wis mau gak mau gue juga kudu ikutan makan fast food. Ditambah lagi perut udah gak bisa mentolerir.--05.00 PM--
Yuk ke Changi. Untuk yang ketiga kalinya dalam waktu 4 hari, gue balik lagi ke Changi nganterin keluarga ku ini. Pertama gue di Changi waktu nyampe. Kedua ke Changi lagi, jemput sodaraku yang berangkat belakangan. Ketiga, ya yang sekarang ini. Wadaw…khatam deh gue naek MRT ke Changi. Hehehehe….--07.00 PM--
Makan di Riverside Point deket Clarke Quay. Dikelilingi manusia-manusia yang lagi asik bercengkrama, sementara gue di sini duduk sendirian. Ya ollo … kasian beneur?JANGAN SALAH, BRUR! ASIK TAU! Ngeliatin orang-orang. Nyela mereka dalam hati saja. Rasanya ini bener-bener liburan. Hehehehe…walaupun gue masih penasaran ama satu tempat. Tapi gak berani ke sana sendirian. Hehehe…gagal lah kali ini. Tapi, gue tetep pengen nyobain sekali-sekali. Biarpun cuman sekali.
S’pore, 21 Agustus 2006
Today rencananya gue pengen balik ke Bugis, beli tas yang gue lewatkan. Pengen nyari jam juga. Buat oleh-oleh. Hehehehe…Pokoknya, I want to have a good time before I go back to Jakarta lah.
Although this vacation didn’t turn out as planned before, I guess everything’s went quite good enough. So what, there’s no such thing as best-laid-plans kan????
[Den-manusia-yang-kecewa-dengan-liburannya!!!]
Ditulis di sebuah launge lobby hotel, karena butuh waktu sendirian dan belum bisa tidur.
Ditulis Sore-Sore di McD Pd.Indah
Pernahkah selama ini ku berhenti mencintaimu?
Pernahkah kau mendengar, ku tak ucap sayang padamu?
Di setiap detak jantung, ku selalu sebutkan namamu.
Cintamu tlah membuat hatiku terukir jelas dirimu.
Engkaulah jiwaku, engkaulah mimpiku.
Kaulah separuh dari hidupku.
Hanyalah dirimu yang membuat segalanya indah.
Bilakah yang kurasa semua itu akan abadi.
Kan kulakukan segalanya agar ku dapat cintamu.
Engkaulah jiwaku, engkaulah mimpiku.
Kaulah separuh dari hidupku.
Hanyalah dirimu yang membuat segalanya indah.
Ku sayang dirimu. Kujaga hatimu.
Disini tempatmu di sisiku.
Tetap ku terjaga dalam tidurku, memikirkanmu.
Dirimu…
KEWOY!!! Nyebelin lu. Gara-gara lu kan akhirnya gue nyari-nyari mp3 lagu ini. Maap…maap gue ngebajak karya cipta. Abis gimana? Masa iya gara-gara si kampret satu itu, gue harus beli albumnya Jeung Titi? Ya…ya no matter what the reason is, ngebajak, teteup aja ngebajak.
Tapi, sedikit banyak lirik lagu ini …menggelitik.
Menggelitik …kayak nyindir.
Nyindir satu hal yang namanya love life. Love life gue, lu dan semua orang di muka bumi ini.
................[SOK PUITIS!]
........................[DASAR DRAMA QUEEN!]
............[MENDADAK DANGDUT!!!!]
Call it what you want deh. Abis gimana? Waktu someone you love doubts about your love, for me, I will tell this someone exactly what the song sings. “You are my soul. You are my dream. You are the other half of me. Only you who can make everything seem so beautiful.”
Even when you know that the one you love is being unfaithful or at least try to be unfaithful, my statement would be the same. I just can’t stop loving you. I made a promise and that is “to love you and cherish you, no matter what.”
I may not be as perfect as you think. None of us nears perfect. But, together we complete each other.
Sounds so cheesy?
Very.
Gak pernah sekalipun gue berpikir untuk gak setia. Atau bahkan mencoba untuk gak setia. Finding a commitment was never an easy task.
Mungkin memang kita jauh dari harapan seseorang ini. Tapi, tau gak sih kalo kita selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik untuk mereka? Tau gak kalo rasanya berat tiap kali ngerasain seakan-akan kita gak pernah jadi someone’s significant to this special someone?
........[DASAR DRAMA KING!!!!!!!!!!!!!]
Yakin kalo gue just being a drama king? Yakin that there are no truth beyond my words?
Emang udah jadi takdir manusia untuk gak pernah bisa puas. Udah takdir manusia pula untuk selalu mencari yang terbaik. Dan bener, kata seseorang, kalo nyari yang terbaik gak pernah akan ada abisnya. Karena akan selalu ada yang terbaik dibanding pasangan kita. Trus kenapa? Kenapa gak bisa kita nemuin one-whole-package just in one person? Yah mungkin kita harus balik lagi ke awal paragraf ini.
When someone being unfaithful, should they be given second chance? Someone, once wrote about this in his blog, locking the relationship. And he said NO to this matter. But, doesn’t everyone deserve a second chance to work things out? The answer to this question is MAYBE YES, MAYBE NOT. Sometime there’s just no right or wrong especially when love involved. When it comes to love, rationality sometime left behind. It is true that we must stay sane for our own goodness. But, what can we do when this thing called love comes around?
Tiba-tiba aja neh, Kewoy lewat dan gak sengaja baca tulisan ini…nyeletuk, “Pengkhianatan mang indah ya!!!”
KAMPRET!!!!
Nongkrong Yuks
Hari ini seperti biasa, bangun pagi, nganter nyokap ke kantornya lalu beranjak ke kantor.
[kayak iya, bisa disebut kantor! Wakakakak…]
Setelah beberapa lama di kantor, kenapa koq tiba-tiba otak gue butek ya?
Akhirnya…
“Har, pamit ya! Ntar gue kirim via email aja filenya ya! Udah hampir kelar!”
Gue pun makan siang dulu di kantin karyawan PIM 2 (gak semurah PIM 1, emang!). Setelah makan siang, gue pun pergi ke tempat yang deket dan yang gue tau pasti bakal ngebuat otak gue sedikit tercerahkan mencari inspirasi. Hehehehe….CITOS!!!
Kamseupay siy emang.
“Kemana, Den?”
“Lagi dimana, Den?”
"Mau ngopi sambil ngobrol, enak dimana ya, Den?”
CITOS!!! CITOS!!! Dan CITOS!!!
[Dengan demikian untuk yang jadi pacar gue, mohon diinget! CITOS tuh tempat nongkrongnya Den. Jadi jangan selingkuh ketemuan ama orang di sini yak! Wakakakaka…]
Kenapa pula sih dengan CITOS?
Saat gue lagi bete dan males jalan jauh, ya CITOS. Deket, enak buat nongkrong, ber-AC dan banyak orang yang aneh bin ajaib. Untuk alasan yang terakhir ntar gue bahas lebih lanjut yak.
Jadi kurang lebih itulah beberapa alesan kenapa gue milih CITOS.
Buanyak sih sebenernya tempat tongkrongan di Jakarta. Malah gue bilang kebanyakan. Sampe kadang gue udah gak ke-update mana tempat-tempat hang-out yang asoy-geboy.
Boleh percaya, boleh gak. Untuk pertama kalinya gue nongkrong di Pati Unus a.k.a PaUn, sebulan yang lalu ama Fi. Selama ini cuman denger cerita temen-temen gue …
“Guwih kemaren nongkrong di PaUn!”
“Lagi nongkrong neh ama anak-anak Accord di PaUn!”
Aduh, berasa jadi orang kampung di kota kelahiran sendiri.
Back to CITOS. Emang sih tempat tongkrongan banyak di Jakarta. Tapi, buat gue CITOS udah ideal banget deh.
Mau nyela orang …BISA!
Ketemu temen yang udah lama gak ketemu …BISA!
Mau ngelirik orang …BISA!
Mau meeting ama klien …BISA!
“Jadi sebenernya lu promosiin CITOS neh judulnya?”
Hehehehe…iya ya jadi kayak humasnya CITOS.
Esensinya sekarang adalah :
NONGKRONG = BUDAYE ORANG JAKARTE!!!
Banyak yang bilang sering nongkrong katanya buang-buang duit. [Eh, sape bilang? Nongkrong juga bisa lagi bikin duit.]
Nongkrong tuh bisa jadi ajang buat nyari ide juga lho. Contohnya gue deh sekarang ini. Di CITOS lagi ada bazaar aksesoris buat para pere. Alhasil banyaklah ibu-ibu dan mbak-mbak yang berkeliaran hunting barang. Apa yang gue dapet? • Bahan buat nulis blog ini. • Inspirasi nyari design brosur yang gue bikin. Secara kebetulan target marketnya pere. • Ngeliat betapa ternyata pasar Indo tuh kreatif. Jadi koq ya masih bisa kita underestimate ama kualitas produk negri sendiri?
Emang ada juga sih nongkrong yang gak berguna. Coba deh sekali-sekali buka majalah gratisan Area. Di bagian belakang selalu ada foto-foto venue yang isinya cuman tamu-tamu venue tersebut. Venuenya sendiri? KAGAK DIBAHAS!!! Di jajaran foto-foto itu, kadang ada 2-3 orang yang sama di venue yang berbeda.
“Tapi, kan dugem beda ama nongkrong!”
Ya wis, gue pukul rata deh. NONGKRONG SAMA AJA AMA DUGEM. Yang ngebedain cuman caranya aja.
Kalo gue nongkrong di café trus bawa iBook gue, gue masih bisa kerja.
Nongkrong bareng temen2 gue, bisa dapet relaksasi jiwa dengan ketawa-ketiwi ato tuker-tuker info en ilmu. Cie elah…
Dugem sekali-kali, oke deh. Gue juga gak despise dugem. Gue suka dugem (DULU!!!!). Tapi, seiring berjalannya waktu koq rasanya kegiatan ini menguras kantong dan merusak telinga serta lambung ya?
Hahaha…sekali-kali dugem juga oke koq. Joged-joged, berdansa-dinsi, ngilangin stress.
Apapun kalo dijalanin secara berlebihan, gak akan pernah jadi sesuatu yang baik. Begitu juga dengan nongkrong.
UP 2 U TO DECIDE!!!
FREE TO DECIDE!!!
PS....HAVE A GOOD LONG WEEKEND!!
Manusia Munafik
Beberapa hari yang lalu, gue lagi jalan di PIM dan ketemu ama temen gereja gue, Dy. Langsung deh, prosesi cipika-cipiki berlangsung di ujung eskalator Metro. Ngobrol-ngobrol sebentar, akhirnya dilanjutin di kafe terdekat.
Tiba-tiba dia nggosip kalo ternyata di gereja gue, sekarang udah banyak cong (meminjam istilah lu ya, Fa!) nya. Walhasil, pengen tau dunk gue. Hehehehe … it’s for the sake of knowing aja ya. Kan penasaran.
[Halah … pasti maen mata deh nantinya!]
→ komentar standar yang biasa dilontarkan seseorang.
Anyway, si Dy trus nanya-nanya ke gue.
[Kenapa sih mereka gak come out of the closet aja sih?]
Ditanya kayak begini, langsung deh gerigi-gerigi pemikiran di otak gue langsung berputar nyari jawaban.
Emang dia pikir gampang apa, to come-out? Untuk sebagian orang mungkin ya. Tapi sebagian lagi mungkin sulit ya.
Hal yang satu ini gak pernah gampang untuk dibicarain. Orang pertama yang untuk pertama kalinya gue kasi tau who-I-really-am adalah Lis, doi-nya Bim sahabat gue dari SMP. Itupun untuk alasan yang kalo gue pikir-pikir lagi sekarang, it was truly the most idiotic and stupidest reason. Karena waktu itu gue lagi deket ama seseorang yang DULU gue naksir berat. Jadi gue rasa if it was gonna go further, I think at least I have to let one of my friend know about this. So, gue ngasih tau Lis. Untungnya Lis gak masalah. Malah dia bilang ke gue kalo dia udah lama curiga. Well, considering dia psikolog dan gue pernah di-tes gambar ama dia, ya no wonder.
Okay, one problem was solved. But, afterwards I felt terrible for not telling Bim about this. While I was telling his girlfriend, yang belum lama gue kenal waktu itu. I’ve been buddying with Bim since in the junior high, how could I not tell him about who I really am?
The answer is quite simple. I don’t wanna lose him. He knows everything about me. He’s a person who knows me better than anyone else in the world. YES, I gave this man high credits, because he deserves it. Once he said to me, if I turned out to be cong … he will leave me for sure. Waduh … takut beneur waktu denger itu. Okay, for you guys out there mungkin kalian bisa bilang,
[Yah wis, berarti lu gak seberapa berarti buat sahabat lu yang satu itu. Masa dia gak bisa dengan legowo nerima keadaan sahabatnya sendiri? Sahabat macam apa tuh?]
Gue orang yang selalu berpikiran simpel. Tapi, untuk masalah yang satu ini, sesimpel apapun kita ngeliatnya hal ini gak akan bisa menjadi sesimpel keliatannya.
Untungnya, Bim sendiri juga udah ngira, sama kayak Lis. Dia bilang ke gue, kalo dia berharap dengan kata-kata itu dia bisa mencegah gue menjadi seorang cong. He only wanted the best for me. Dia gak pernah despise seorang cong. So, please don’t blame him. Malahan setelah Bim tau, kita malah akhirnya bisa ketawa-ketiwi tentang ini semua. Hahaha … lega deh.
Being out-of-the-closet gak pernah gampang. Karena akan selalu ada sesuatu yang dikorbankan. Walau dalam kasus gue untungnya gak ada, setidaknya pengorbanan terjadi dalam skala yang minimal.
Banyak orang yang gue kenal ngeliat bahwa to be out-of-closet is an easy thing. Biasanya mereka ngomong ato nulis kayak begini di profil mereka,
[Gue adalah gue. Gue gak peduli orang mau ngomong apa tentang siapa gue sebenernya.]
Saat seseorang ngomong bahwa to be out-of-the-closet is an easy thing, pernah gak sih kepikir bahwa hal yang sama belum tentu sama mudahnya untuk orang yang bersangkutan?
Waktu gue ngejelasin ini semua ke Dy. Gue trus teriak dalam hati saja,
[GUE MANUSIA MUNAFIK!!!]
Kenapa? Karena gue lah orang itu.
Kenapa gue tau semua itu? Karena gue ngejalanin itu semua.
Makanya gue tau kalo ngejalanin itu semua gak gampang.
Tiba-tiba dia nggosip kalo ternyata di gereja gue, sekarang udah banyak cong (meminjam istilah lu ya, Fa!) nya. Walhasil, pengen tau dunk gue. Hehehehe … it’s for the sake of knowing aja ya. Kan penasaran.
[Halah … pasti maen mata deh nantinya!]
→ komentar standar yang biasa dilontarkan seseorang.
Anyway, si Dy trus nanya-nanya ke gue.
[Kenapa sih mereka gak come out of the closet aja sih?]
Ditanya kayak begini, langsung deh gerigi-gerigi pemikiran di otak gue langsung berputar nyari jawaban.
Emang dia pikir gampang apa, to come-out? Untuk sebagian orang mungkin ya. Tapi sebagian lagi mungkin sulit ya.
Hal yang satu ini gak pernah gampang untuk dibicarain. Orang pertama yang untuk pertama kalinya gue kasi tau who-I-really-am adalah Lis, doi-nya Bim sahabat gue dari SMP. Itupun untuk alasan yang kalo gue pikir-pikir lagi sekarang, it was truly the most idiotic and stupidest reason. Karena waktu itu gue lagi deket ama seseorang yang DULU gue naksir berat. Jadi gue rasa if it was gonna go further, I think at least I have to let one of my friend know about this. So, gue ngasih tau Lis. Untungnya Lis gak masalah. Malah dia bilang ke gue kalo dia udah lama curiga. Well, considering dia psikolog dan gue pernah di-tes gambar ama dia, ya no wonder.
Okay, one problem was solved. But, afterwards I felt terrible for not telling Bim about this. While I was telling his girlfriend, yang belum lama gue kenal waktu itu. I’ve been buddying with Bim since in the junior high, how could I not tell him about who I really am?
The answer is quite simple. I don’t wanna lose him. He knows everything about me. He’s a person who knows me better than anyone else in the world. YES, I gave this man high credits, because he deserves it. Once he said to me, if I turned out to be cong … he will leave me for sure. Waduh … takut beneur waktu denger itu. Okay, for you guys out there mungkin kalian bisa bilang,
[Yah wis, berarti lu gak seberapa berarti buat sahabat lu yang satu itu. Masa dia gak bisa dengan legowo nerima keadaan sahabatnya sendiri? Sahabat macam apa tuh?]
Gue orang yang selalu berpikiran simpel. Tapi, untuk masalah yang satu ini, sesimpel apapun kita ngeliatnya hal ini gak akan bisa menjadi sesimpel keliatannya.
Untungnya, Bim sendiri juga udah ngira, sama kayak Lis. Dia bilang ke gue, kalo dia berharap dengan kata-kata itu dia bisa mencegah gue menjadi seorang cong. He only wanted the best for me. Dia gak pernah despise seorang cong. So, please don’t blame him. Malahan setelah Bim tau, kita malah akhirnya bisa ketawa-ketiwi tentang ini semua. Hahaha … lega deh.
Being out-of-the-closet gak pernah gampang. Karena akan selalu ada sesuatu yang dikorbankan. Walau dalam kasus gue untungnya gak ada, setidaknya pengorbanan terjadi dalam skala yang minimal.
Banyak orang yang gue kenal ngeliat bahwa to be out-of-closet is an easy thing. Biasanya mereka ngomong ato nulis kayak begini di profil mereka,
[Gue adalah gue. Gue gak peduli orang mau ngomong apa tentang siapa gue sebenernya.]
Saat seseorang ngomong bahwa to be out-of-the-closet is an easy thing, pernah gak sih kepikir bahwa hal yang sama belum tentu sama mudahnya untuk orang yang bersangkutan?
Waktu gue ngejelasin ini semua ke Dy. Gue trus teriak dalam hati saja,
[GUE MANUSIA MUNAFIK!!!]
Kenapa? Karena gue lah orang itu.
Kenapa gue tau semua itu? Karena gue ngejalanin itu semua.
Makanya gue tau kalo ngejalanin itu semua gak gampang.
Gue Asosial???
Panggil gue si manusia asosial. Iya lah, gimana gue gak ngerasa diri gue asosial? Lagi-lagi gue pergi ke Café Oh La La, which-you-know-where. Awalnya sih ada beberapa temen gue yang lagi pada nongkrong di situ. Sial, ternyata mereka udah dari jam 9 malem nongkrong di situ. Jadi pas gue dateng jam 10.30, mereka gak lama lagi berada di situ dan kemudian cabut. So, here I am deh. Sendirian. Untungnya eh untungnya, ik bawa kompie. Dengan batere yang masih full-charged. Mayan lah, buat beberapa jam.
[Kenapa gak pulang aja sih?]
Hmm … iya juga ya. Kenapa juga gue gak langsung balik ke peraduan aja? Hehehe … jawabannya simpel, as easy as 1,2,3 : MALES PULANG. Sekali-sekali lah, gue nongkrong ampe malem. Rasanya udah sebulan terakhir ini gue gak melihat peradaban kota Jakarta. Itung-itung nulis artikel yang terhutang buat Pri dan sekalian nambah archive di blog gue ini. Hehehe …
Okay, so I’m all alone in this 24 hours café in the middle of the city. Pathetic? I wouldn’t say that. I actually quite enjoy being alone. I can hear myself think. I’ve done this ritual for quite some time. Though I forgot precisely when was I started to enjoy this leave-me-alone ritual.
Most people thinks that I am weird, a nature anomaly.
[Apa enaknya sih pergi sendirian? GILA!!!]
Lho … gue gone berserk deh hearing this kind of comments!
Trus biasanya gue jawab,
“Kenapa gila? Salah emangnya pergi sendirian?”.
Rasanya sekali waktu seseorang butuh waktu untuk sendirian deh. Termasuk gue. Cuman mungkin kebetulan aja gue lebih sering suka sendirian dibanding kebanyakan orang lain (jadi mungkin gue emang anomali alam). Tapi rasanya gak ada yang salah dengan sendirian kan? Masalahnya, pernah gak sih kadang ngerasa capek berada di tengah orang banyak? Mungkin juga gue lebih suka sendirian karena sehari-harinya gue ketemu dan kenalan dengan banyak manusia. Jadi yah capek deh.
Emang sih ini adalah yang pertama kalinya gue nongkrong sendirian di spot yang satu ini. Biasanya gue paling males nongkrong di sini. Abis kadang-kadang gue ngerasa ditelanjangin! Diliatin banyak manusia. HUAHAHAHAHAHA …
Tapi, tempat ini emang selalu bisa ngasi inspirasi buat nulis-nulis.
Semua orang yang ada di tempat ini, pasti semuanya bersama seseorang. Sama pacar, kekasih, temen-kerja, temen-milis, temen-apa-kek. Pokoknya gak ada yang sendirian kecuali gue (malam ini).
Sampe akhirnya gue sampe pada pertanyaan ato mikir,
“Bisa gak sih manusia itu hidup sendirian?”
“Bisa gak sih manusia jadi makhluk asosial?”
Well, jawabannya sih udah pasti GAK! (dengan penuh penekanan pada kata ‘gak’nya ya!).
Mungkin sekali waktu bisa aja manusia menjadi asosial. Tergantung situasi dan kondisinya. Misalnya, putus cinta. Hahahaha … klise beneur. Tapi, bener kan? Waktu hati lu lagi carut-marut, rasanya pengen banget ditelen bumi. Hihihihihi…
Manusia gak bisa idup sendirian. Itu satu hal yang udah pasti, Layaknya matahari terbit di timur, tenggelem (tenggelem lho gue nulisnya!!!) di barat. Eventually a human-being will need someone by their side.
Hal itu keliatan jelas di tempat disini. Gonna a little bit cynical on this one.
Ada 3 cewek yang lagi maen kartu.
(booo…malem Kamis maen kartu? Enak banget!!! Kerja apaan ya?)
Ada sekumpulan cong yang tua-tua dengan gaya yang menurut mereka pantas disandang di badan mereka yang berupa gumpalan lemak.
(Wuu…being harsh neh!!!)
Ada yang lagi pacaran dengan ekspresi muka seakan dunia milik berdua.
(Indah beneur yang lagi jatuh cinte!!)
dan
Ada gue yang sendirian sambil ngomentarin orang-orang yang ada di sini dalam hati saja.
(iya lah dalam hati, masa teriak-teriak?)
Ada 3 manusia gak penting yang ada di depan gue. Ngeliatin gue melulu yang lagi ngetik dan ketauan beneur lagi ngomongin gue. Hehehehe … GE-ER BANGET, DEN!!!
Gak ada dari mereka semua yang sendirian. Jadi ya … kita akan selalu butuh seseorang di sisi kita. No matter what. Silahkan kalo sekali-kali lu pengen sendirian. Gak ada seorang manusiapun yang berhak nyalahin lu untuk itu. You deserve it some time. Tapi inget juga, jangan sendirian terus. If you have problem, share with someone you trust most.
Ketawa bareng-bareng itu selalu lebih menyenangkan ketimbang sendirian (kalo sering ketawa sendirian, ntar dikira agak-agak sakit, bo!).
If you are afraid of being alone, try it sometime. Being alone sometime do you some good.
In any case you won’t be alone all the time. Your friends, family always be there for you koq when you need them.
Just as simple as that.
A Quest Of Questions
Quoting from a friend of mine, [Born as a thinker but not a speaker, I am a kind of person who always keep what I have in my mind for myself] and sometime what I have in mind is poured in writings. Then a question rise from time to time, what will make me happy in terms of relationship?
• I want to have a one fine day with my love one.
• I want to spend the night over weekend, go to theatre, eating dinner together.
• I want to be cared more.
• I want unexpected surprises.
• I want…just you by my side.
Egois? Hmm…mungkin ya, mungkin juga tidak. Buat gue rasanya cukup wajar. Apalagi ketika rasanya kita udah lama gak jalan berdua, ngobrol berdua, pokoknya hal-hal yang bisa kita lakuin berdua.
Mungkin banyak pasangan yang gak menyadari bahwa sebenernya gak susah untuk nyenengin pasangannya. Cukup dengan se-simple bilang ‘Selamat Pagi!’ lewat sms, ato mungkin telpon, hal sekecil itu udah lebih dari cukup untuk ngebuat satu hari itu jadi hari yang menyenangkan lho.
Sibuk udah jadi satu bagian yang gak mungkin kita pisahin dari kehidupan kita sehari-hari. Ya jelaslah. Kita tinggal di Jakarta gethu. Tapi, kadang kalo kita sehari aja gak denger suara sang kekasih (cieeehhh!!!!), rasanya … wuih yang di dalem dada rasanya bisa panik dan gak tenang.
Jangan pernah ngerasa bersalah karena lu ngerasa kurang merhatiin pasangan lu. No … gak perlu. Karena sampai batas tertentu, hal-hal ini bisa dimengerti koq. Kalopun pasangan lu lagi gak bisa ngertiin, pernahkah lu berpikir kalo dia cuma kangen banget ama lu sampe akhirnya dia berbuat hal-hal yang di luar rasionalitas.
[Gak dewasa banget sih?]
Boo…bukannya gak dewasa (mungkin sedikit memang). Emangnya kalo umur lu udah 30, lu gak boleh bermanja-manja ama pasangan lu? Everybody have the inner child inside of him/her yang selalu craving for some comforting thing from someone they loved.
“Can you really blame them for that?”
“Are you sure that you never did and never want that?”
Kalopun jawaban lu adalah gak, pertanyaan berikutnya adalah :
“Beneran bukan karena gengsi lu ngomong begitu?”
Tapi, jangan pernah lu beranggapan bahwa lu gak pernah bikin pasangan lu gak happy ama lu. Karena mungkin tanpa lu sadari …
YOU ARE HIS/HER HAPPINESS.
YOU ARE THE GREATEST THING THAT
EVER HAPPENED IN THEIR LIFE.
Kadang mungkin pasangan lu, ngerasa bahwa dirinya gak pantes untuk ngedapetin lu. Kadang mungkin dia berpikir,
“Kenapa dia milih gue in the first place sih?”
“What does he/she saw in me?”
Waktu lu lagi ngobrol ama temen-temen lu, mungkin dia ngeliat muka lu yang shining brightly dan terus membuat dia mikir,
“Seneng deh ngeliat muka dia bersinar kayak gitu. Pengen rasanya bisa bikin muka dia kayak begitu setiap kali dia ama gue.”
[Kenapa pula sih mikirnya begitu? Gue kan seneng setiap kali dia ada sama gue.]
Yah iya lah dia tau kalo lu seneng. Dia pun demikian. Tapi, small thing sometime matters most of the time, hun.
Bisa aja kemudian dia berpikir jelek ato negatif kayak,
“Rasanya mungkin gue gak se-level ya ama dia. Kenapa sih gue gak bisa sepinter dia n temen-temennya?”
Waktu dia berpikir seperti itu, dia ngerasa bahwa dirinya gak berguna untuk lu. Dia ngerasa dirinya gak lebih dari cuman orang tempat lu ngomong,
“I love you.”
“I miss you.”
Like I said simple things sometime matters most. You can’t blame him/her for being that childish sometime. Yes, they can become pushy-person when it comes that way.
While what they ask from you is only simple things like I mentioned before. I also mentioned living in Jakarta equals to busy. But, from 24 hours, you can at least spend some time with your love ones. Even for a half an hour. They can’t and I don’t think your partner will speak of it. It is something that we should realize ourselves.
Maybe they’re not the adult person you expect them to be.
But, truly do you consider that maybe they are the love of your life?
Then someday, you will loose them because you never realize this kind-of-thing?
Maybe when they leave you, you could say that it is their option. Yes, you’re maybe right. But, let’s put it this way. It takes two to tango.
Do you consider yourself already did some efforts to make him/her not to go away from you?
Separation is never easy. When he/she chose to leave you, they expect maybe you would do something to hold them in your arms. If you do, they won’t go away. Unless, maybe you won’t do anything since you realize that you have no more feelings towards them. But, it is cruel not to let them know for quite some time. When the feelings just doesn’t right, tell them as soon as you can. Put away your pride for not wanting to say the breaking-up spell first.
Remember this, talk to him/her. They will understand. Put away your pride and realize that you’re also a human being who can make mistakes like everybody else.
Remember, maybe he/she is your soul-mate. It’s worth fighting for. Small thing does matter.
Irritating Peoples
Kemaren malem gue dan Fi (sohib gue yang umurnya udah tuir nan cantik!) nongkrong di Oh La la Thamrin (iya...iya I know. Gue emang jarang dan rada males ke tempat ini, jadi TUMBEN!!!). Biasalah, kita saling meng-update kondisi kehidupan kita masing-masing. Berbagi gosip dan cerita satu sama lain.
Seperti biasa, pesen minumlah kita berdua mula-mula. Dan seperti biasa pulalah mulut kita berdua udah mulai gak bisa di-rem!
Counter pemesanan
Pesennya lama beneur! Kita yang udah ngantri 3 menit, trus suddenly orang yang dilayanin adalah orang yang ngantri setelah kita. Hmmph...mungkin karena udah malem n kita berdua udah rada lelah (lantas kenapa pula kita gak tidur?), jadi yah mulai deh omelan tahap pertama.
Lagian kenapa pula sih mas-mas order-taker ini gak punya sense of servicing? Bisa donk ya mereka nanya ke gue berdua, se-simple :
"Mas dan mbak sudah pesan?"
Kalo pun kita udah pesen, hey it will be a great plus to add on their service attitude. Yah, akhirnya bisa juga pesen secangkir hot choco and hot tea!
Abis pesen, dengan sabar kita berdua ngobrol sambil antri untuk bayar. Eittsss...tunggu dulu. Belum kelar neh ngomelnya. Setelah beberapa saat gue dan Fi, ngerasa kenapa pula lah ini tidak begeser-begeser gerakan antrian menuju ke kasir? Padahal orang yang berada di depan kasir sebenernya udah selesai bayar, tapi mereka celingak-celinguk nyari tempat duduk di spot yang sama!
GAWD...geser ato pindah dulu nape?
Lagian bukan weekend ini, rasanya nyari tempat duduk di situ gak seberapa susah lah. Kecuali kalo lu emang pengen mau spot yang enak supaya bisa sekalian cuci-mata. Tapi, PUH-LEASE deh!!! Jangan egois gitu dunk ya...geser dunk kalian! Kite pan mau bayar n ngasoin pantat!
Makin empet lagi dunk, waktu udah orang tadi itu begeser giliran orang sebelum kita yang ngobrol-ngobrol mulu (ditambah ngalingin jalan!) sampe mereka lupa begeser. HALAH! Depan kasir pula, mereka masih lama lagi bayarnya. Gara-garanya?
"Eh, lu pesen apa sih bow?"
"Sultana Pastry ini punya siapa?"
“Ini Hot Choco and Hot Tea punya siapa?” (Punya gue and temen gue!!!)
“Duduk dimana neh????”
...aduh orang-orang ini gak sigap banget?
Kalo semua manusia bisa efisien, rasanya berdiri di counter pemesanan gak butuh lebih dari 10 menit kan? Bahkan mungkin kurang dari 5 menit. Kecuali mungkin yang pesenannya special request. Tapi, kan bsia minta dianter, bukan? Intinya tau diri lah…you’re not the only person who’s standing in the ordering-counter kan?
Tempat Ngaso
Ah, finally...lumayan dapet tempat yang bisa cuci mata (gak se-strategis si Fi sih yang matanye langsung nyangsang ke arah pintu masuk.
Finally (lagi!!!) kita bisa ngobrol dengan enak. Kita berdua kalo udah ngobrol rasanya udah lupa ama dunia. Hehehehe...romantis beneur. Tapi, selupa-lupanya ama dunia, begitu ada manusia ajaib masuk ato melintas tetep kita berdua langsung dengan sigap melirik.
Mungkin gara-gara si Fi udah kelamaan gue gaulin, jadi refleks dia langsung deh sigap! Tiba-tiba dia ngeluarin kata-kata,
"Ya olloh!!!!",
dengan muka mesem-mesem!!!!
Dalam sepersekian detik, langsung nengok dunk gue. Dan disitulah masuk dari pintu segerombolan manusia sekitar 5 orang, tapi ada satu yang gue tau orang inilah yang dibilang "Ya ollloh!!!" ama si Fi.
Orang ini cowok, around 40 something I assume.
Pake baju putih ketat, lengan panjang dan revealing his so-he-thinks-sexy body.
Pake celana pendek...(gue aja masih geli ngebayanginnya!) dengan motif army warna hijau-putih!!!
Not to mention you could find Australia continent on his ass...or his stomach...I couldn't tell since they both have the same shape and size!!!
Euuyy...what was he thinking when he chose to wear that outfit sih? Thinking that you're young is one thing ya. But, do you honestly think that your chosen outfit is suitable for every eye that looked upon you? Okay, at least he was succeeded to draw people attention, not to mention myself. Yah, so what? Maybe he is comfortable wearing that, so I'm in the position of can't-complain-or-whatsoever.
Penyiksaan mata gue ditambah lagi ternyata orang ini duduk persis di sebelah gue!!! Ya sudahlah, walaupun irritating banget tapi ya wis...
Obrolan kembali berlanjut antara gue ama Fi. Tapi, then we just can't stop wondering. Peoples who comes to this 24 hours cafe, rasanya dateng dengan tampilan nan paripurna alias lengkap!!!
Gue sih pribadi kagum ya. Karena gue dateng hanya dengan pake baju biru yang over-sized (tapi, still I look yummy) and simple blue-jeans and a Converse sandal. Sedangkan Fi, she's just wearing her white t-shirt and a blue jacket and a jeans. Kenapa gue kagum? Karena orang-orang ini pada jam 10.30 malem masih bisa dateng dengan full make-up dan fully-equipped-outfit!!!
“Kan mereka pulang kantor, Ndol!”
[Okay..okay mereka pulang kantor!!! Tapi, koq bisa teteup indah dan cantik-cantik serta ganteng-ganteng?]
(untuk yang pere)
“Mungkin mereka bawa alat make-up di kantor mereka kali.”
[Jadi mereka ngabisin sisa waktu di kantor dengan bermake-up instead of finishing their job? No wonder. Jadi isi tas mereka equals dengan meja make-up mereka di rumah dunks? Mungkin aja demikian, toh biasanya tas gue juga selalu kosong sih kalo berangkat ke kantor.]
(untuk yang laki)
“Mungkin mereka pulang dulu sebelum kesini.”
[Yah ellah gue juga pulang dulu. Mandi dulu, leyeh-leyeh dulu. Yah okay so what? Ini hari Rabu malem gethu. Bergaya ke Oh La La Rabu malem mau ngapain?]
“Biar tetep cakep dunks, biar dilirik!!!”
[Yah ellah kasian bener. Supaya dilirik jadi harus bergaya biarpun cuman nongkrong di Oh La La Rabu malem? Yah wis, kalo gitu gue berterima kasih ama Tuhan karena walaupun rambut gue gak ada ubahnya dnegan Achmad Albar tahun '80an, tapi tetep banyak yang ngelirik gue.]
“Ge-er aje lu?”
[Ge-er...iya deh mungkin ge-er tapi kalo pas lu keluar beli rokok trus ada 2-3 orang (mungkin lebih karena gak keliatan kan siapa yang ngeliatin my bubbly-ass. WAKAKAKAKAKA) yang ngeliatin lu dengan frontal...sorry FRONTAL??? Ge-er rasanya gak tepat untuk gue....HUAHAHAHAHAHA.....At least, gue usah berusaha keras untuk ngebuat diri gue dilirik!!! HEHEHEHHEHEHE]
“Udahlah, komplen mulu!!!”
[Angkat topi untuk manusia-manusia Jakarta. I love you guys. Just love you.]
Pacaran : Idealis + Utopia
Tulisan ini gak sengaja gue temuin waktu iseng buka file-file lama di milis yang gue ikutin. It is very idealistic. Konsep yang indah tentang pacaran. Akhirnya gue tergoda juga ngasih sejumlah tanggapan untuk setiap paragrafnya yang utopis ini.
Pacaran itu suatu hal yang mengesankan dan 'harus dipertahankan' jika memang sudah sepadan.
[Ya...sudah layak dan sepantasnya...Andaikan saja dua manusia ini bisa mikir kayak gitu. Kebanyakan toh akhirnya memilih menyerah, putus, cerai. Hmph gampang banget ya?]
Seperti kata-kata berikut: cinta tak pernah akan begitu indah, jika tanpa persahabatan..... yang satu selalu menjadi penyebab yang lain dan prosesnya... adalah irreversible......
[Dalam persahabatan harus ada yang namanya proses saling memahami dan belajar satu sama lain, tanpa merasa salah satu lebih baik dari yang lainnya. Kenyataannya selalu akan ada pasangan yang lebih dominan dan bukan berperan sebagai sahabat. Kenyataannya lagi, pacar seringkali gak pernah dianggap sebagai sahabat kan?]
Seorang pecinta yang terbaik adalah sahabat yang terhebat. Jika engkau mencintai seseorang, jangan berharap bahwa seseorang itu akan mencintaimu persis sebaliknya dalam kapasitas yang sama. Satu diantara kalian akan memberikan lebih, yang lain akan dirasa kurang...........
[Gak gampang untuk mengerti konsep yang satu ini. Tapi, gue rasa gue bisa untuk mempelajari konsep ini. In a more cheesy word I shall say : Satu hal yang belum pernah bisa aku pahami. Tapi aku belajar untuk memahami hal itu.] Begitu juga dalam cinta: engkau yang mencari, dan yang lain akan menanti...... [Aku tidak mencari lagi....aku sudah lelah.....aku sudah lelah mempelajari misteri cinta, walaupun (mungkin dan semoga) aku sudah menemukan cinta sejatiku. Aku kemabli mempelajari misteri itu demi dirinya, yang kucinta dengan seluruh hidup. Now that’s what I call CHEESY!!!]
Jangan pernah takut untuk jatuh cinta....mungkin akan begitu menyakitkan, dan mungkin akan menyebabkan engkau sakit dan menderita.....tapi jika engkau tidak mengikuti kata hati, pada akhirnya engkau akan menangis.......jauh lebih pedih...karena saat itu menyadari bahwa engkau tidak pernah memberi.... cinta itu sebuah jalan.
[Yang namanya jatuh mah pasti sakit. Apalagi kalo gak berbalas. Tapi, has it ever occurred to the writer that maybe love itself that’s hurt? Gak ubahnya kayak pedang yang bermata dua kan?.]
Cinta bukan sekedar perasaan, tapi sebuah komitmen.... Perasaan bisa datang dan pergi begitu saja...... Cinta tak harus berakhir bahagia..... karena cinta tidak harus berakhir.....
[CHEESY LINE AGAIN : Begitu juga semua masalah cinta, tidak pernah bisa dipahami dengan akal sehat. Karena cinta tidak berpikir. Cinta ada dan dirasakan. Cinta adalah keabadian, namun mungkin tidak demikian dengan komitmen]
Cinta sejati mendengar apa yang tidak dikatakan.... dan mengerti apa yang tidak dijelaskan, sebab cinta tidak datang dari bibir dan lidah atau pikiran.........
[Namun ego kadang menguasai cinta. Gak ada yang bahagia tanpa ada yang dikorbanin. Cinta dan perasaan ada di dalam hati. Cinta = pengertian, toleransi dan adaptasi (walaupun cinta sendiri gak mungkin bisa dideskripsikan). Logika gak selalu bisa mecahin masalah.]
Ketika engkau mencintai, jangan mengharapkan apapun sebagai imbalan, karena jika engkau demikian, engkau bukan mencintai,melainkan..... investasi.
[Kalo mencintai itu investasi, harusnya kita dapet devidennya dunks. Lagipula rasanya yang gue pengen gak susah. Se-simple…gimme a small attention, gimme some priority in your life. Make me as a part of your life? Is it so hard?]
Jika engkau mencintai, engkau harus siap untuk menerima penderitaan. Karena jika engkau mengharap kebahagiaan, engkau bukan mencintai, melainkan.... memanfaatkan.
[Ya sih, gak bisa disangkal. Tapi, rasanya gak salah dunk kalo kita sedikit mengharapkan kebahagiaan dari cinta itu sendiri?]
Lebih baik kehilangan harga diri dan egomu bersama seseorang yang engkau Cintai daripada kehilangan seseorang yang engkau cintai, karena egomu yang tak berguna itu........
[Hahaha…yup, couldn’t agree more. Ego kadang bisa jadi hal yang ngebuat kita dan pasangan kita akhirnya pisah jalan. Hubungan harusnya berarti bisa saling berusaha memahami. Kalo pemahaman itu gak ada titik temunya…we might as well separated!]
Jangan mencintai seseorang seperti bunga, karena bunga mati kala musim berganti, cintailah mereka seperti sungai, sebab sungai mengalir selamanya........
[Biarpun orang yang kita sayang a.k.a cinta udah gak ada sama kita, rasa cinta itu akan tetap ada walaupun makin lama, makin mengecil. Tapi, gak akan mungkin menghilang sepenuhnya.]
Cinta mungkin akan meninggalkan hatimu bagaikan kepingan2 kaca, tapi tancapkan dalam pikiranmu, bahwa Ada seseorang yang akan bersedia untuk menambal lukamu dengan mengumpulkan kembali pecahan2 kaca itu..... Sehingga engkau akan menjadi utuh kembali......
[Dan sampai seseorang itu tiba kembali...biarlah serpihan itu berserakan bak air mataku yang telah berurai hari-hari ini…HALAH CAPEK DEH!!!]
PROBLEMS...PROBLEMS
Pernah suatu hari temen gue nelpon. Jam berapa? Jam 2 pagi saja. Bukannya gue keberatan. Tapi, orang waras mana sih yang nelpon orang jam 2 pagi (kecuali kalo bukan keadaan darurat!).
Okay..so, gue angkat telponnya dan ternyata sahabat gue. What was the problemo? HE WAS BREAKING UP WITH HIS GIRLFRIEND!!!! Tapi, emang dasar gue adalah orang yang paling gak bisa dan gak mau marah, yah wis gue dengerinlah segala keluh kesahnya dia. Lagipula, he’s my best friend. I would do anything for my best friends if I capable to.
Setelah hampir satu jam, akhirnya pembicaraannya pun kelar. Setelah itu giliran gue yang malah gak bisa tidur ampe pagi (ya gimana udah telanjur melek!). Saat itu gue terus mikir, sedemikian berat ya masalah putus ama pacar ini sampe gak bisa nunggu besok pagi untuk cerita?
Bukannya gue gak suka ato kesel. Sama sekali gak (hey, I’m sure he will do the same thing for me). Cuman kadang gue mikir ‘apa sih yang membuat mereka mengira masalah yang mereka hadapi adalah masalah yang terbesar dibandingkan masalah yang orang lain hadapin?’
Gue tau dan sadar sepenuhnya kalo kapasitas kemampuan seseorang untuk menghadapi suatu masalah beda-beda. Ada yang bisa mengatasinya dengan baik dan ada yang gak. Jelas termasuk di dalamnya daya tahan mereka.
Berpikir bijak dan berkepala dingin saat menghadapi masalah adalah hal yang belum tentu bisa dilakukan setiap orang. Kecuali orang tersebut sudah sedemikian matangnya (baca:mental).
Saat menghadapi satu masalah tertentu...kita cenderung terus memikirkan hal tersebut tanpa pernah bisa melihat sisi positif dari apa yang kita hadapi. Kita cenderung melihat segala sesuatunya dari sisi yang negatif. Andaikan kita bisa belajar untuk melihat orang lain di sekitar kita, melihat masalah yang mereka hadapi sehari-hari, mungkin kita bisa lebih tenang dan bersyukur betapa ringannya masalah yang kita hadapi.
Give and take
Gue pernah ndenger sebuah cerita yang sederhana tentang dua orang bijak yang telah hidup bersama dalam kurun waktu yang cukup lama.
Suatu hari, salah satu dari mereka berkata,
“Mengapa kita tidak pernah bertengkar? Tidakkah kau pikir sudah saatnya kita untuk bertengkar, walaupun sekali saja?”
Orang bijak yang kedua menyahut,
”Ya, mungkin ada baiknya juga kita bertengkar. Mari kita mulai pertengkaran kita. Tapi, apa yang harus kita pertengkarkan?”
Orang bijak yang pertama kemudian menjawab,
”Bagaimana kalau sepotong roti ini?”
''Baiklah, marilah kita bertengkar karena roti ini. Tapi, bagaimana kita melakukannya?'' tanya orang bijak kedua.
Orang bijak pertama lalu berkata,
''Roti ini punyaku. Ini milikku semua.''
Orang bijak kedua menjawab,
''Kalau begitu, ambil saja. Itu untukmu dan milikmu.'' Hehehe, dunia akan damai jika kita semua berperilaku seperti dua orang bijak itu. Pertengkaran, perselisihan dan peperangan yang terjadi di dunia ini berasal dari keinginan kita untuk meminta atau memiliki sesuatu dari orang lain. Kita suka meminta, tapi sayangnya entah kenapa kita tidak suka memberi.
Di rumah kita meminta perhatian dari pasangan kita (kalau sudah punya), meminta anak-anak memahami kita, meminta pembantu kita untuk selalu melayani kita. Di tempat kerja, meminta bawahan untuk membantu pekerjaan kita, meminta pengertian rekan kerja kita dan meminta gaji yang tinggi pada atasan (but, hey we deserve that!!! J). Sedangkan di masyarakat, kita kadang mendengar pemimpin atau tokoh yang berpengaruh di masyarakat meminta kita untuk sabar dan pengertiannya, meminta kita untuk hidup lebih sederhana dan mengencangkan ikat pinggang. Bahasa yang kita miliki sehari-hari adalah ”bahasa meminta”. Kenapa kita suka meminta tapi sulit sekali memberi? Ada sebuah teori yang (menurut saya) masuk di akal. Teori tersebut adalah,
[Dengan meminta milik Anda akan bertambah, sebaliknya dengan memberi milik Anda akan berkurang]
Teori ini menghasilkan pola pikir yang menimbulkan rasa tamak dan rasa takut untuk memberi.
Padahal kenyataan yang ada berlaku sebaliknya. Dengan memberi, justru kita juga akan banyak menerima. Mereka yang senang memberi akan disenangi dalam pergaulan. Sebaliknya orang-orang yang dibenci adalah orang yang pelit dan tak pernah memberi. Keinginan untuk memberi tak ada kaitannya dengan banyaknya harta yang kita miliki. Ada orang yang kaya raya tapi sulit sekali memberi. Mereka selalu mengatakan, ''Kalau banyak memberi, kapan saya bisa kaya seperti ini?'' Keinginan untuk memberi hampir tidak ada kaitan dengan banyaknya harta yang kita miliki.
Mereka tidak mau memberi karena takut akan kekurangan takut menjadi miskin. Seakan-akan dengan memberi, harta yang mereka miliki akan terkuras habis. Tanpa menyadari ketakutan akan kemiskinan adalah kemiskinan itu sendiri. Di balik itu semua, terdapat orang yang sederhana tapi senantiasa bersedia untuk berbagi dengan orang lain. Mereka inilah sebenarnya orang-orang yang kaya. Kaya atau tidaknya seseorang justru bukan diliat dari banyaknya harta yang kita miliki, tapi berapa banyak yang bisa kita berikan pada orang lain. Sumber dari kekayaan yang sejati sebenarnya terletak di dalam diri kita sendiri. Namun, sedikit sekali dari kita yang menyadari. Mereka sibuk mengumpulkan materi, lupa bahwa materi yang sungguh berharga sebenarnya ada di dalam diri kita sendiri.
[and don't start talking about relationship!!!]
Subscribe to:
Posts (Atom)